Tak sampai satu jam kami telah tiba di Pantai Jerudong. Di sini terdapat pasar ikan yang baru sekali mati alias fresh from the sea. Parkiran agak penuh karena sore itu ikan-ikan baru pada turun dari kapal nelayan. Pantainya sendiri tidak terlalu istimewa dan tidak bisa direnangi karena ombaknya besar dan agak tinggi. Warga lokal datang ke sini sebenarnya untuk berbelanja ikan sekaligus bersantai minum kelapa muda atau jajan di kaki lima yang terdapat di tepi pantai. Kami pun ikut menikmati seteguk air kelapa gelas seharga 1 BND. Cukup mahal untuk ukuran kita yang cuma berharga sepertiganya, tapi rasanya lebih segar karena langsung diperoleh dari pohonnya.
[caption id="attachment_394874" align="aligncenter" width="448" caption="Pantai Jerudong Nan Sunyi (Kolpri)"]
Karena matahari sudah semakin meredup, kami kembali ke kota sekalian check in hotel. Sebenarnya paman menawarkan untuk tidur di rumahnya, namun karena jaraknya jauh sekitar dua jam perjalanan sementara besok pagi sudah harus berangkat lagi menuju KK, saya tolak dengan halus tawaran paman dengan alasan sudah bayar di muka lewat internet. Selesai check in kami makan malam di sebuah rumah makan India dekat kota. Di sini jenis makanan hampir sama dengan Malaysia, kalau tidak makanan khas Arab ya India, ga jauh dari nasi lemak, nasi briyani, murtabak, nasi goreng dan sejenisnya. Minumannya pun demikian, teh tarik tetap jadi andalan di samping es limau, teh O atau kopi. Ternyata kasirnya orang Sunda yang sudah beberapa tahun bekerja di situ dan kami sejenak ngobrol. Di sini banyak warga Indonesia mencari nafkah selain dirinya dan paman saya, dan rata-rata betah karena suasana kerjanya lebih profesional seperti di Hong Kong ketimbang di negara tetangganya.
[caption id="attachment_394875" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Tamu Kianggeh (Kolpri)"]
Tak terasa tubuh mulai lelah dan malam itu saya kembali ke hotel sekaligus berpamitan dengan paman. Esok pagi sebelum check out, saya sempatkan dulu jalan-jalan ke pasar tradisional Tamu Kianggeh yang terletak di depan pusat Kota Bandar Seri Begawan. Di sini dijual macam-macam kebutuhan pokok, namun karena masih pagi belum semua kedai buka. Selesai berfoto-foto sejenak, saya kembali ke hotel untuk check out dan kembali lagi menuju waterfront tempat bis menuju KK ngetem.
[caption id="attachment_394876" align="aligncenter" width="448" caption="Gerbang Istana Sultan Brunei"]
Sebenarnya ada beberapa obyek yang layak dikunjungi seperti Museum Regalia, istana raja, dan kampung air, namun karena waktu terbatas terpaksa dilewatkan dulu. Secara umum Brunei layak dikunjungi bagi yang penasaran, namun cukup satu dua hari saja karena lebih banyak obyek wisata sejarah daripada alam. Sebaiknya Brunei jadi transit dari arah Kuching ke Kota Kinabalu atau sebaliknya menyusuri Kalimantan Utara.
[caption id="attachment_394877" align="aligncenter" width="448" caption="Jajanan di Tepi Pantai Jerudong (Kolpri)"]
(bersambung)
Artikel sebelumnya: Menjelajahi Batamnya Malaysia