[caption id="attachment_395345" align="aligncenter" width="448" caption="Bus Jurusan Brunei - KK Melintasi 8 Pos Lintas Batas"][/caption]
Itulah yang saya alami dalam perjalanan dari Bandar Seri Begawan (BSB) menuju Kota Kinabalu (KK) melalui jalan darat menggunakan bus umum. Hal tersebut bisa terjadi karena daratan negeri Brunei Darussalam terpisah dua bagian, diapit oleh wilayah Limbang, Serawak, Malaysia. Sementara jalan utama dari BSB menuju KK harus melalui kedua bagian Brunei tersebut sehingga wajib untuk cap paspor di masing-masing pos perbatasan atau disebut dengan pos kawalan. Perjalanan saya sendiri dimulai dari waterfront depan Sungai Brunei yang melintas di Bandar Seri Begawan, tempat bus Jesselton Express ngetem menanti penumpang menuju KK. Tepat pukul 08.00 pagi bus berangkat, dan hanya ada satu bus per hari dari Brunei ke KK karena penumpangnya relatif sepi. Selama tiga jam perjalanan pertama saya melewati enam pos perbatasan, yaitu:
1. Kuala Lurah, Brunei Darussalam
Cap pertama perjalanan ini adalah keluar wilayah Brunei Darussalam setelah perjalanan sekitar setengah jam dari pusat kota BSB. Di sini pertama kali turun dari bus untuk mencap paspor keluar Brunei pertama kali. Kita menyerahkan potongan kartu imigrasi keluar, sekaligus diberikan lagi kartu imigrasi untuk kembali masuk ke Brunei di wilayah seberangnya. Kondisi pos perbatasannya masih berupa semi bedeng, belum permanen. Mungkin sedang direncanakan untuk membangun pos yang lebih besar nantinya.
[caption id="attachment_395321" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Kuala Lurah"]
2. Tedungan, Malaysia
Setelah keluar Brunei, kita masuk ke wilayah Malaysia dan kembali turun dari bus untuk dapat cap masuk kedua. Pemeriksaan berlangsung lancar dan setelah semua penumpang selesai dicap, bus dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan. Di wilayah kejepit ini terdapat kota Limbang di tengah-tengahnya, dan disini bus berhenti sebentar untuk mengangkut penumpang dari sini. Kotanya sendiri tak terlalu ramai namun tampak kegiatan distribusi perdagangan untuk melayani wilayah sekitarnya.
[caption id="attachment_395322" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Tedungan dari Kejauhan"]
3. Pandaruan, Malaysia
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam termasuk berhenti di Limbang, kita kembali keluar Malaysia dan turun bus untuk memperoleh cap ketiga. Proses juga relatif cepat, hanya beberapa menit saja dan setelah semua penumpang dicap bus kembali berjalan keluar dari perbatasan. Di sini terdapat sungai yang membatasi kedua negara dihubungkan oleh jembatan baru nan lebar.
[caption id="attachment_395325" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Pandaruan"]
4. Ujong Jalan, Brunei Darussalam
Setelah melalui jembatan kita masuk lagi ke wilayah Brunei di seberangnya yaitu Temburong dan kembali turun bus untuk mendapatkan cap keempat. Tidak seperti gedung pertama yang masih seperti bedeng, disini gedung pos perbatasannya baru dibangun dan masih tampak bagus serta luas parkirannya. Proses imigrasinya juga berlangsung cepat dan bus kembali memasuki wilayah Brunei.
[caption id="attachment_395326" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Ujong Jalan"]
5. Labu, Brunei Darussalam
Tak sampai 25 Km atau setengah jam perjalanan, bus kembali memasuki gerbang perbatasan untuk keluar Brunei yang terakhir kali, Kita turun bus dan dapat cap kelima. Di sini gedungnya juga baru walau halamannya tak seluas pos perbatasan sebelumnya. Prosesnya cukup cepat seperti pos-pos sebelumnya, dan bus kembali berangkat meninggalkan Brunei untuk selamanya. Jarak dari pos perbatasan Brunei ke wilayah Malaysia cukup jauh dan tak tampak garis tegas seperti sungai atau patok dan tidak ada pagar pembatasnya.
[caption id="attachment_395327" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Labu"]
6. Mengkalap, Malaysia
Lepas Brunei Darussalam, kita kembali masuk wilayah Serawak, Malaysia untuk terakhir kalinya dan memperoleh cap keenam. Gedung perbatasannya tampak bagus dan proses disini berjalan lancar. Yang penting wajah kita tidak mencurigakan dan bukan untuk bekerja saya kira proses imigrasinya berlangsung cepat. Lepas dari pos kawalan ini, sekitar setengah berikutnya kita tiba di Lawas untuk beristirahat selama 1 jam setelah menempuh perjalanan sekitar 3,5 jam termasuk pemeriksaan imigrasi selama 6 kali.
[caption id="attachment_395328" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Mengkalap"]
7. Merapok, Sarawak/Malaysia dan 8. Sindumin, Sabah/Malaysia
Disini agak sedikit aneh karena keluar masuk ke wilayah Serawak dan Sabah harus mencap paspor walaupun masih dalam satu negara. Inilah yang dinamakan negara federal dimana masing-masing negara bagian punya kebijakan masing-masing termasuk keimigrasian. Kebetulan gedung imigrasinya disatukan antara Serawak dan Sabah sehingga tidak perlu lagi turun naik bus, cukup sekali cap keluar di konter Serawak dan langsung diserahkan ke konter Sabah yang terletak bersebelahan sehingga tidak perlu jalan kaki lagi. Selesailah sudah seluruh proses cap paspor sebanyak 8 cap berturut-turut selama 5 jam perjalanan tanpa bolak balik, tidak termasuk cap paspor dari Indonesia dan masuk Malaysia serta Brunei dengan angkutan lain.
[caption id="attachment_395329" align="aligncenter" width="448" caption="Pos Kawalan Merapok-Sindumin"]
Setelah dapat delapan cap paspor, barulah perjalanan dilanjutkan hingga ke KK selama dua jam perjalanan. Tak terasa pukul empat sore tiba di batas kota KK dan kemacetan mulai terasa seperti di Jakarta. Perjalanan agak tersendat mulai dari bandara hingga ke pusat kota karena jalanannya tidak terlalu lebar namun kendaraan pribadi cukup banyak beredar di kota.
[caption id="attachment_395320" align="aligncenter" width="448" caption="Delapan Cap Paspor"]
(Bersambung)
Cerita sebelumnya (Rangkaian cerita Tour of North Borneo):
Menikmati Bensin Murah di Brunei
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H