Teknologi nanoteknologi yang lebih terjangkau akan memungkinkan lebih banyak industri, terutama industri kecil dan menengah, untuk mengadopsi teknologi ini dan meningkatkan efisiensi produksi mereka. Sementara itu, pengembangan teknologi nanoteknologi yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari produksi industri.
Namun, adopsi nanoteknologi juga perlu memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Karena ukuran partikel nanoteknologi sangat kecil, maka potensi bahaya terhadap kesehatan manusia juga perlu diperhatikan dengan serius.Â
Oleh karena itu, program studi Rekayasa Nanoteknologi harus bekerja sama dengan industri dan pemerintah dalam mengembangkan panduan keselamatan kerja yang sesuai dan melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan nanoteknologi dalam produksi.
Dalam upaya menjembatani kesenjangan antara Industri 4.0 dan sektor produksi melalui adopsi nanoteknologi, program studi Rekayasa Nanoteknologi juga perlu mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri dan menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh industri.Â
Dengan demikian, lulusan program studi Rekayasa Nanoteknologi dapat langsung terjun ke dunia kerja dan membantu industri dalam mengadopsi teknologi nanoteknologi.
Dalam kesimpulannya, nanoteknologi dapat menjadi jembatan antara Industri 4.0 dan sektor produksi. Dengan kolaborasi antara program studi Rekayasa Nanoteknologi, industri, dan pemerintah, adopsi nanoteknologi dapat mendorong peningkatan produktivitas dan inovasi di sektor produksi, serta menciptakan masa depan industri yang lebih cerah dan berkelanjutan.Â
Namun, dalam adopsi nanoteknologi, aspek keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan dengan serius dan program studi Rekayasa Nanoteknologi harus menghasilkan lulusan yang siap langsung terjun ke dunia kerja dan membantu industri dalam mengadopsi teknologi nanoteknologi.