Mohon tunggu...
Dizartika
Dizartika Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPIT IQRA' Kota Bengklu

Hobi Traveling, Mengajar dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pendidikan Guru Penggerak

14 November 2022   11:15 Diperbarui: 14 November 2022   11:15 12478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modul 1.3, Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi), dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA kita dapat dengan  mudah merancang program yang berdampak positif pada murid, karena kita  melibatkan semua pihak dan melihat semua aset yang ada.

Modul 1.4, membahas tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid. Dn dengan pembiasaan budaya positif akan tercipta profil pelajar pancasila

Modul 2.1, pada modul ini membahas tengang pembelajaran berdifernsiasi. seorang guru  dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi kita memberi ruang kenyamanan dan kebahagian untuk murid dalam belajar dan ini akan membuat guru nyaman dan bahagia dalam mengajar. Sehingga terciptalah merdeka belajar.

Modul 2.2, Pada modul ini, seorang guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial dan emosional pada diri murid. Dengan penerapan pembelajaran KSE kita mengembalikan kesadaran diri secara penuh pada murid, sehingga mereka tenang, focus, berempati, termotivasi dan bertanggung jawab. Teknik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3, membahas tentang praktik coaching yang merupakan sebuah teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1, membahas tentang pengambilan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.  Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten , terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral. Dan dalam mengambil keputusan kita harus memperhatikan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian sehingga keputusan yang kita ambil tepat, cerpat dan berpihak pada murid.

Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 membahas  tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid. Dengan memahami dan menerapkan semua modul dalam pendidikan guru penggerak maka akan terciptalah program sekolah yang berdampak positif pada murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun