Mohon tunggu...
KHADIJAH
KHADIJAH Mohon Tunggu... Pengacara - Mahasiswi

Mahasiswi UIN ANTASARI BANJARMASIN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Teori Kebenaran dan Pengaplikasian Cara Berpikir yang Filsafatis untuk Kesuksesan Berbisnis

8 November 2020   14:05 Diperbarui: 8 November 2020   14:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai artikel ini dengan beberapa pertanyaan
Mau dibawa kemana bangsa kita untuk beberapa tahun kedepan?
Kontribusi apa yang akan kita lakukan untuk membuat perubahan di negara kita ini?
Apakah dengan Filsafat bisa membuat Indonesia lebih maju?

Perkenalkan, nama Saya Khadijah,salah satu mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin fakultas Syariah program studi Hukum Keluarga Islam, salah satu tujuan saya menulis artikel ini ialah untuk memenuhi tugas Middle Test dari dosen saya yaitu dengan mata kuliah Filsafat Ilmu.
Dalam artikel ini saya akan jawab pertanyaan yang telah saya tulis diatas.

Tapi, pertama-tama saya akan berikan alasan mengapa saya angkat judul ini, sesuai makalah saya dan teman-teman buat, yang mana makalah tersebut berjudul "Kebenaran Dalam Ilmu Pengetahuan Teori-Teori Kebenaran" yang mana dalam makalah tersebut terdapat pembahasan yang menarik hati saya untuk mengangkat  dan  membahas mengenai "Kebenaran Spekulasi" yang mana isinya yaitu:

"Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang dapat dikerjakan dengan penuh resiko, dan relatif lebih cepat dan biaya lebih rendah daripada trial-error. Metode ini biasanya dipakai oleh orang-orang yang terjun di dunia bisnis. Ketika benar, ya dikatakan benar secara spekulasi ;tidak ilmiah, ketika salah ya dikatakan salah".

Dari penggalan paragraf diatas ada satu kata yang menurut saya menarik yaitu "Bisnis". Ciri-ciri orang yang berfikir filsafat adalah menyeluruh, komprehensif, mendalam rasional dan sistematis. Akan saya jelaskan mengapa teori kebenaran berpikir seperti pantas untuk menjadi pondasi seorang pembisnis. 

Beberapa diantaranya ialah cara berfikir komperhensif, yang mana cara berfikir ini yang menyeluruh, artinya seseorang tersebut bisa melihat sesuatu hal secara komplit atau lengkap yang meliputi berbagai aspek.

Yang mana cara berpikir ini dapat diabadikan dalam diri seorang pembisnis yang harus mempertimbangkan berbagai aspek bisnis yang akan ia geluti. Seperti,kalkulasi untung-rugi, kekuatan-kelemahan dirinya, peluang dan tantangan yang ada
Kemudian cara berpikir rasional, yakni cara berpikir yang masuk akal. Jadi, kegiatan bisnois haruslah hal-hal yang dapat menjawab persoalan-persoalan hidup, sebab berbisnis bukan hanya tentang uang tetapi tentang kepercayaan dan kemanusiaan. Juga berkaitan dengan makan,minum,perumahan,dan sebagainya

Lanjut, cara berpikir sistematis, yakni cara berpikir yang runtut dan bertahap agar bisnis yang ia jalankan dapat berjalan dengan baik, dan tentunya memiliki peluang keuntungan yang banyak.
Misalnya, sebelumnya memulai bisnis, ia harus melaksanakan riset, perencanaan bisnis, keuangan, bahan baku, persiapan sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun yang lainnya.

Dan selanjutnya yaitu berpikir mendalam, yakni mau memahami sesuatu secara detail atau serinci mungkin. Misalnya, seorang pembisnis yang akan memperkerjakan perumahan dalam usahanya, terlebih dulu ia akan menanyakan status perempuan tersebut, apakah ia sudah menikah atau belum, kalau misalkan sudah menikah dan mempunyai anak, maka yang harus dipikirkan siapa yang mengurus anaknya nanti, bagaimana membagi waktu antara kantor dan dirumah, apakah akan mengganggu kepada kinerja wanita tersebut, belum lagi apabila wanita tersebut hamil, bagaimana cuti yang akan ia ambil nantinya. Nah, dari hal-hal seperti itu harus sangat diperhatikan oleh seorang pembisnis, karena dengan mempertimbangkan hal seperti itu, agar ia dapat memprediksi hal-hal apa yang akan terjadi kedepan dan apa saja yang dibutuhkan oleh karyawannya, sehingga karyawan tersebut bisa merasa nyaman untuk bekerja sama dengan perusahaan kita. Lagi pula jika karyawan itu kinerja nya bagus, feedback nya pun nantinya akan dengan kita juga kan.

Dengan memiliki pemikiran-pemikiran tersebut, bisa dijamin 90% bisnis yang akan kita bangun akan berhasil, bisa dianggap pola pemikiran tersebut merupakan pondasi awal kita, karena dengan beberapa hal yang sudah saya sebutkan di atas tadilah yang nantinya akan membentuk bagaiamana dan kemana genre dan arah bisnis atau perusahaan itu nantinya.

Selain modal dan lain sebagainya, tak lupa tentunya selalu dibarengi dengan do'a dan tindakan, karena jika hanya dengan berpikir saja itu percuma apabila tidak lakukan dengan aksi, karena sepanjang sejarah dunia orang-orang yang sukses itu bukan orang yang banyak bicara tetapi orang yang banyak bekerja. Jadi, semuanya harus lah balance

Selain itu juga ada beberapa fungsi lainnya apabila kita terapkan filsafat ke dalam sistem bisnis kita. Yaitu dapat membangun ruh bisnis, karena sebuah bisnis yang memiliki ruh itu akan senantiasa berkembang, karena dengan adanya ruh itu pula lah yang akan menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam berbisnis, contohnya seperti apa yakni semisalkan kejujuran, etika, keadilan, kemanusiaan dan yang lain sebagainya, karena jika nilai-nilai itu seperti itu tidak ada, maka bisnis itu pun nantinya akan hancur dengan sendiri karena hanya sifat dengki, sombong, dan kekuasaan saja yang akan menari dalam pikiran seorang pembisnis tersebut

Berhubungan dengan ruh bisnis yang diatas, jika hal tesebut sudah terlaksana maka akan fungsi kedua yang akan muncul ialah, membangun rasa kesadaran dalam bisnis, yang mana nantinya akan memberikan kualitas akan pengetahuan dan olah rasa manusia dalam melakukan bisnis. Sebab seorang pembisnis yang memilki nilai-nila filsafatis dalam kinerjanya tidak akan sekedar mengejar  keuntungan semata, sebab rasa ingin mengetahui dan empati kepada karyawannya sendiri bukan hal bisa dilakukan sembarang orang jika dalam hatinya tidak tertanam nilai-nilai kehidupan yang positif, karena kita berbisnis bukan hanya tentang uang saja, tetapi berkaitan erat dengan kepercayaan banyak manusia.

Setelah, dua fungsi tersebut tercapai maka fungsi yang terakhir yaitu, membangun bisnis yang berkelanjutan. Didalam sebuah bisnis itu sangat sangatlah mustahil jika tidak ada rugi ataupun fase rendah, hal tersebut tidak dapat kita hindari karena memang resiko, akan tetapi masih bisa minimalisirkan.

Disaat fase itu datang nantinya, jika telah memiliki daya fikir yang filsafatis, maka seorang pembisnis tersebut tidak akan mudah, kesal, emosi, bahkan sampai putus asa, boleh boleh saja kecewa tapi dalam batas wajar karena itu sangatlah manusiawi, selebihnya pembisnis yang akan memiliki daya fikir filsafatis akan selalu sabar dengan keadaan itu, bukan hanya sabar ia akan terus memutar otak untuk mempertahankan bisnisnya itu.

Ia akan pelajari titik-titik permasalahan yang telah membuat bisnisnya terpuruk dan sulit berkembang, mengurangi satu per satu permasalahan yang dihadapi untuk selanjutnya, mulai bangkit kembali, mengintropeksi kembali kesalahan langkah apa yang ia ambil hingga seperti ini bukan sebagai bahan salah menyalahkan tetapi sebagai bahan pembelajaran, hingga akhirnya sedikit demi sedikit peluang untuk menuju posisi sukses kembali akan ia capai

Pepatah mengatakan, mempertahankan lebih sulit dibanding mencapai,sama hal nya seperti bisnis, karena bukan hal yang mudah memiliki bisnis yang terus berkembang dan berkelanjutan , maka dari itu seorang pembisnis harus memiliki bekal yang banyak agar selalu siap menghadapi keadaan entah buruk ataupun tidak. Jadi, tidak akan ada rugi orang yang memiliki pola fikir yang filsaftis.

Lalu, mau dibawa kemana bangsa kita untuk beberapa tahun kedepan tentunya saya akan bawa Indonesia standar yang jauh lebih baik, sebab saya akan bertekad akan menjadi kaum remaja biasa, tetapi menjadi Generasi Z yang bisa menjadi pemimpin, bertanggung jawab, bertoleransi menuju Indonesia yang lebih baju, tentunya dengan kontribusi seperti selalu meningkatkan literasi karena menurut riset dari World's Most Literate Nations Ranked menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara, lalu selalu mendukung produk lokal dengan cara membeli dan menggunakan produk lokal sebagai bentuk dukungan untuk usaha kecil menegah (UKM), dan karena kita hidup dizaman revolusi industri 4.0 yang bersahabat dengan teknologi maka jadilah pengguna internet dan media sosial dengan berhenti menyebarkan hoax dan cukup gunakan media sosial untuk berkarya maupun bertukar infornasi yang positif.

Lalu apakah dengan Filsafat bisa membuat Indonesia lebih maju? Tentu saja bisa, karena dengan filsafat kita menjadi orang yang memiliki pondasi dalam segi apapun itu, karena dengan tersebut kita menjadi orang kuat mental dan emosional, salah satunya dalam segi bisnis, dengan membuka usaha bisnis kita bisa membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia dan bisa sedikit menstabilkan perekonomian masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun