Mohon tunggu...
Diyouva Christa Novith
Diyouva Christa Novith Mohon Tunggu... Diplomat - Full Timer Fiscus; Part Timer Author

Civil Servant | Economic Enthusiast | Part-timer Writer | Full-timer Workaholic. You don't have to be great for starting, but you have to start for being great. I still think we have to focus on investing in human capital than infrastructure capital.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mahasiswa sebagai Kunci Keberhasilan Sustainable Development Goals

13 Desember 2019   11:39 Diperbarui: 13 Desember 2019   11:49 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 25 sampai 27 September 2015 Perserikatan Bangsa Bangsa mengadakan sidang umum di Markas PBB di New York yang dihadiri oleh pemimpin dari berbagai negara. Sidang umum tersebut merupakan tindak lanjut dari berakhirnya Millenium Development Goals (MDGs) dimana berakhir dengan banyak negara dengan pencapaiannya belum semua terpenuhi termasuk Indonesia.

Melalui sidang umum PBB para pemimpin ditantang untuk memberikan solusi atas kebutuhan manusia yang tidak ada habisnya dimana berbanding terbalik dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas. Hasil sidang umum PBB tersebut tertuang pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan pengembangan dan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs).

Sustainable Development Goals adalah kesepakatan global dari berbagai kepala pemerintahan dan kepala negara untuk melakukan pembangunan bersama hingga 2030 yang dirinci menjadi 17 tujuan dengan 169 target dan sekitar 300 indikator. SGDs merupakan permasalahan ataupun tantangan yang sedang dihadapi oleh dunia demi keberlangsungan hidup manusia dan bumi. Berikut ini adalah 17 tujuan dari SDGS:

  • Tanpa Kemiskinan
  • Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
  • Tanpa Kelaparan
  • Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
  • Kehidupan sehat dan sejahtera
  • Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
  • Pendidikan berkualitas
  • Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
  • Kesetaraan gender
  • Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
  • Air bersih dan sanitasi layak
  • Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
  • Energi bersih dan terjangkau
  • Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
  • Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
  • Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
  • Industri, inovasi dan infrastruktur
  • Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
  • Berkurangnya kesenjangan
  • Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
  • Kota dan komunitas berkelanjutan
  • Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
  • Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
  • Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
  • Penanganan perubahan iklim
  • Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
  • Ekosistem laut
  • Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
  • Ekosistem daratan
  • Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
  • Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
  • Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
  • Kemitraan untuk mencapai tujuan
  • Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

Di era globalisasi ini perkembangan teknologi dan informasi yang pesat tak hanya membawa pengaruh positif tetapi juga memberikan berbagai dampak negatif yang dapat memberikan pengaruh signifikan pada dunia dan manusia secara global. Salah satu contohnya, perkembangan teknologi dan informasi membantu seseorang untuk menjalin komunikasi dengan orang lainnya tanpa terkendala jarak.

Kemudahan yang ditawarkan teknologi ini sangat membantu manusia, namun secara perlahan mengikis jiwa sosial dan rasa peduli terhadap sesama. Jiwa sosial manusia yang memudar ini dapat dengan mudah kita temukan di sekitar kita, tiap orang lebih senang menyibukkan diri dengan telepon genggamnya sendiri daripada bercengkrama dengan teman-temannya di tempat umum.

Tak dapat dipungkiri kecanggihan teknologi ini membuat manusia cenderung menjadi lebih individualis dan perlahan mulai menumbuhkan sifat yang berfokus pada kepentingan pribadi atau golongan tertentu tanpa memedulikan golongan lainnya. Sifat mengutamakan keuntungan pribadi menjadi akar penyebab dari rusaknya ekosistem dan lingkungan.

Melalui Sustainable Development Goals (SDGs) diharapkan masing-masing negara dapat bekerja sama dengan memiliki kesatuan fokus dan tujuan dalam menanggapi isu atau tantangan global demi keberlangsungan hidup manusia dan kelestarian bumi itu sendiri. Lantas apa yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mendukung tercapainya tujuh belas tujuan yang tercantum pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam membantu pemerintah mencapai tujuan SGDs adalah dengan menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Mahasiswa sebagai harapan bangsa memiliki tanggung jawab moral untuk terus berkontribusi memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi. Kontribusi tersebut dapat dimulai dengan berfokus mengasah kemampuan baik hard skill maupun soft skill.

Dengan kemampuan yang mumpuni, mahasiswa dapat menjadi bagian dari perubahan melalui inovasi dan kreatifitas yang dimiliki oleh kaum muda. Ada banyak tokoh yang dapat kita jadikan contoh bagaimana kaum muda memberikan dampak yang besar. Achmad Zaky, pendiri Bukalapak, adalah salah satu contohnya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di ITB beliau mendirikan Bukalapak di usianya yang ke dua puluh empat.

Dengan usahanya yang memajukan UMKM melalui internet tren perdagangan di Indonesia mulai bergeser dari secara tradisional menjadi lebih modern yakni berbasis internet. Inovasi yang dilakukan oleh CEO sekaligus pendiri Bukalapak ini memberikan dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia.

Platform yang tersedia bagi setiap wirausahawan untuk mengembangkan usahanya memungkinkan tersedianya berbagai lapangan pekerjaan yang baru untuk orang-orang di sekitarnya. Dampak yang diberikan oleh Achmad Zaky ini merupakan salah satu dari berbagai inovasi yang diciptakan oleh kaum muda.

Disini dapat kita lihat bagaimana pendidikan menjadi salah satu kunci penting bagi suatu negara untuk memerangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, menciptakan lapangan kerja dan tujuan lainnya yang tertera pada SGDs dan mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang mengenyam proses pendidikan tersebut.

Mahasiswa dapat mengambil peran sebagai pioneer of change. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dapat mengambil inisiatif untuk melakukan gerakan perubahan lebih awal. Pemerintah tentunya memiliki peran penting dalam tercapainya tujuh belas tujuan SDGs namun pemerintah memiliki kendala terkait rumitnya birokrasi dan sistem yang harus dilalui untuk memulai langkah-langkah perubahan.

Mahasiswa sebagai pihak yang berada di luar birokrasi tersebut memiliki keleluasaan menjadi pelopor perubahan dalam mengubahnya menjadi sebuah aksi nyata yang aplikatif. Ruang gerak yang luas ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menyuarakan kepada masyarakat bahwa pemerintah membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan dan ekosistem yang ada di dalamnya, termasuk manusia.

Kedekatan mahasiswa dengan masyarakat menjadi suatu keunggulan tersendiri untuk memengaruhi dan mengajak masyarakat untuk mulai peduli dengan lingkungan dan ekosistem di sekitarnya. Mahasiswa dapat memberikan teladan kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk berperan aktif mengambil bagian dalam menjaga lingkungan melalui berbagai kegiatan sosial atau gerakan peduli lingkungan seperti penanaman seribu pohon, membersihkan lingkungan sekitar atau revitalisasi alam yang menjadi tempat wisata umum.

Hal lain yang mahasiswa dapat lakukan adalah melakukan kegiatan sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat terkait betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan serta dampak negatif apa saja yang dapat terjadi jika lingkungan beserta ekosistem di dalamnya rusak. Melalui berbagai kegiatan yang melibatkan partisipasi langsung dari masyarakat ini dapat menyebar-luaskan pengetahuan dan menumbuhkan suatu kebiasaan yang positif dalam masyarakat itu sendiri.

Dalam kegiatan lain yang memerlukan biaya besar mahasiswa dapat berkolaborasi dengan perusahaan swasta untuk mendukung berbagai kegiatan sosial dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibilities (CSR) yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Peran aktif mahasiswa untuk merangkul pihak swasta dan masyarakat dari berbagai kalangan ini menjadi bentuk awal terciptanya suatu harmoni dalam kehidupan bernegara dan mencapai tujuan bersama.

Mahasiswa dapat berperan sebagai government and social control. Dalam mendukung tercapainya SDGs mahasiswa dapat menjadi pengawas bagi pemerintah dan lingkungan sosial. Mahasiswa mengawasi pihak pemerintah dengan mengawal kebijakan dan langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

Di sisi lain mahasiswa sebagai pengendali lingkungan sosial dengan menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Peran mahasiswa sebagai jembatan penghubung ini memungkinkan tercapainya kerja sama dan keselarasan antara pihak pemerintah dan masyarakat dalam menjawab permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

Keselarasan baik dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat dibutuhkan dalam menciptakan sebuah tren atau gaya hidup yang peduli terhadap sesama, keadaan alam dan ekosistem yang hidup di dalamnya.

Pemerintah membutuhkan dukungan dalam pemenuhan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Menyadari bahwa pemerintah tidak bisa mewujudkan tujuh belas tujuan tersebut sendirian, mahasiswa sebagai kaum muda memiliki peran penting untuk aktif dalam menyuarakan dan menyatukan berbagai pihak.

Peran mahasiswa yang merangkul berbagai pihak akan membentuk suatu kemitraan yang terdiri dari pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat dengan menyadari masing-masing perannya sendiri yang saling mendukung dan melengkapi. Kemitraan akan memudahkan suatu negara untuk membangun kota dan komunitas berkelanjutan yang hidup sehat dan sejahtera dalam keadilan dan suasana perdamaian.

 

 Refrensi: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun