Mohon tunggu...
Diyon Agung Seda Nganggo
Diyon Agung Seda Nganggo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

anak manusia yang memiliki banyak kekuranggan dan dosa, tapi mau berbuat sesuatu supaya orang lain dapat tersenyum, bahkan bila perlu tertawa terbahak - bahak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penghapusan Subsidi: Langkah Tepat untuk Masa Depan Indonesia!

26 November 2014   07:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:49 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam APBN 2015 yang disahkan pada 14 Oktober 2014, total subsidi yang dianggarkan adalah sebesar  Rp414.680.552.641.000,00 dan nanti akan diatur lebih lanjut lewat Peraturan Presiden RI yang ditetapkan paling lambat 30 November 2014. Dalam APBN 2015, jumlah defisit anggaran sebesar Rp245.894.690.062.000,00.

Subsidi juga sangat bermanfaat, karena menciptakan masyarakat yang hidupnya tidak sederhana, manja, malas jalan kaki, dan boros. Karena harga BBM “bersubsidi” yang murah, realisasi pemakaian BBM “bersubsidi” tiap tahun nya selalu melampaui kuota yang telah ditetapkan. Untuk tahun 2014, BBM yang disubsidi oleh pertamina diperkirakan akan habis sebelum 31 Desember 2014.

Sebelum lebih jauh, saya akan mengajak anda untuk sedikit mengetahui berapa jumlah utang pemerintah RI di akhir tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan per Juni 2014, berdasarkan data dari KeMenKeu RI. Akhir tahun 2009 sebesar 1590,7 T. akhir tahun 2010 sebesar 1676,9 T. akhir Tahun 2011 sebesar 1803,5 T. akhirTahun 2012 sebesar 1975,4 T. akhir tahun 2013 sebesar 2375,5 T. Realisasi utang pemerintah RI sampai dengan juni 2014 adalah sebesar 2507,5 T yang terdiri atas Pinjaman Luar negeri sebesar 693,9 T, Pinjaman Dalam Negeri sebesar 2,4 T, dan Surat Berharga Negera sebesar 1811,2 T.

Jika dianalisa, perkembangan jumlah utang pemerintah RI tiap tahun akan selalu garis lurus atau berhubungan dengan perkembangan jumlah subsidi tiap tahun.

Hal ini sangat bagus, karena berkat subsidi yang jumlahnya bombastis itu serta cuma 1 manfaat nya, yakni untuk menjaga popularitas Presiden RI saat itu. Kita lupa akan beberapa hal, seperti : peningkatan kualitas pendidikan yang merata diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas kesehatan dan gizi diseluruh Indonesia, pengembangan Infrastruktur khususnya di wilayah perbatasan dan wilayah tertinggal, peningkatan jaringan Irigasi, dan penelitian dan pengembangan energi alternatif dan terbarukan, dll.

Tentu tidak mudah untuk menghilangkan “budaya subsidi” dalam APBN. Oleh sebab itu diperlukan orang – orang yang mempunyai mental – mental berani mengambil keputusan untuk mengurangi (menghapus) subsidi. Dampak dari pengurangan subsidi akan menyebabkan popularitas Presiden RI saat ini turun, tapi demi kemajuan negara dan harapan akan Indonesia yang lebih berdaulat, sejahtera, dan unggul. Itu harus dilakukan, toh 5 tahun kedepan kita juga pasti sudah bisa merasakan dampak nya.

Mengurangi subsidi tentu juga akan membuat iklim usaha dan perdagangan lebih kompetitif. Contohnya : investor akan lebih berani menginvestasikan dana nya dalam bidang energi alternatif dan terbarukan. Hal ini bagus, karena akan membantu kita keluar dari ketergantungan minyak.

Masih banyak masalah dalam sistem dan kebijakan pemerintah yang harus diperbaharui atau diperbaiki. Tentu semua nya itu tidak bisa diperbaharui atau diperbaiki secara serentak, dibutuhkan proses untuk itu.

Generasi masa depan kita tidak seharusnya menanggung akibat dari ketiadaan tindakan kita hari ini.

* dari berbagai sumber pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun