Tradisi adu Kuluwung yang digelar tahunan di Sukamakmur, selalu menarik antusias masyarakat untuk menyaksikan, baik itu masayarakat sukamakmur maupun sekitarnya.
JAKARTA,–Meskipin dentuman dari Kuluwung begitu dahsyat layaknya perang bom masyarakat sukamakmur tetap menikmati tradisi tersebut sebagai ajang silaturahmi usai Lebaran Idul Fitri.
Adu Kuluwung tahun ini berlokasi di perbukitan antara Desa Sukamakmur, Kapubaten Bogor, Jawabarat, Rabu (3/5/2023). Berbagai ukurun kuluwung tersaji pada perayaan Adu Kuluwung ini.
Dilansir dari media sosial Instagram Sukamakmur_ , Keluwung merupakan meriam yang terbuat dari kayu kapuk atau lontar, berukuran lebih panjang 9 meter serta diledakkan dengan senyawa kimia karbit, kekuatan ledakannya mencapai radius 3 kilometer.
Salah satu masyarakat sukamakmur, Asep menjelaskan bahwasanya tradisi sejatinya titipan untuk anak-anak cucu kita nanti maka oleh sebab itu hal-hal yang sudah menjadi tradisi musti dijaga.
“Selain itu, adu Kuluwung merupakan wadah untuk menjaga kelestarian budaya khas Sunda yaitu sebagai salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Sunda,” ujar Asep.
Melalui penyelenggaraan Festival Kuluwung tiap tahunnya, lanjut Asep menuturkan, agar masyarakat terutama para pemuda dan generasi milenial dapat mengenal keberadaan permaianan khas Sunda, terutama penduduk Sukamakmur.
Terlepas dari itu, arus kepadatan menuju puncak dua atau sebaliknya mengalami peningkatan volume kendaraan pada ruas jalan sukamakmur pasar yang signifikan imbas dari perayaan adu kuluwung.
Itulah ifnormasi mengenai tradisi adu kuluwung sukamakmur. Nantikan informasi menarik lainya hanya di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H