Kalo kamu bermain game Mobile Legend pasti sudah tidak asing dong dengan nama Popol dan Kupa!!! Ya mereka merupakan partner yang sangat solid, tapi tahukah kamu kalau ketika pertama kali mereka bertemu Popol ingin membunuh nya? Berikut merupakan cerita mereka berdua.
Feldan adalah suku pengembara biasa di tengah-tengah Northern Vale. Seperti orang lokal pada umumnya, mereka tinggal di dekat hutan dan menjalani kehidupan yang damai dan berjalan lambat sebagai pemburu.
Tetapi terdapat satu pengecualian. Popol, bocah nakal yang selama ini dikenal sebagai anak iseng dan petualang kecil suku, pada awal nya ia selalu terlihat menjadi pusat perhatian, karena dia penuh semangat dan imajinasi.
Hingga suatu saat ia menyampaikan impian nya, tetapi para penduduk desa malah menertawakan nya. Popol yang tidak tahan dengan sikap sukunya mulai melakukan banyak keisengan dan jebakan untuk membuat penduduk desa terkesan dengan nya. Namun, hal tersebut terus mencapai efek yang berlawanan. Pada akhirnya dia tidak memiliki teman sama sekali.
Pada malam yang gelap. Popol meninggalkan desa dan berkelana ke pegunungan. Dia berencana untuk membunuh Frost Wolf ganas sendirian untuk mengesankan yang lain. Namun sialnya, dia tersandung ke dalam hutan lebat dan mulai menyelidiki sekelilingnya dengan rasa ingin tahu. Dia kehilangan penglihatan dalam kegelapan dan jatuh ke dalam jebakan.
Hal pertama yang dilihatnya di dasar lubang adalah sepasang mata bercahaya hijau, yang membuatnya sangat ketakutan. Tetapi ketika cahaya bulan bersinar ke dalam jebakan, dia melihat pemilik mata tersebut – seekor Frost Wolf yang terperangkap yang kemudian dia beri nama Kupa. Salah satu kaki depannya terjepit oleh perangkap binatang buas dan karena kelaparan. Ia hampir tidak dapat bergerak.
Popol dapat menghabisi Kupa saat itu juga, tetapi ketika ia mengangkat tombaknya, ia melihat rasa kesepian yang sama di mata Kupa. Jika dia menghabisi Kupa, dia akan benar-benar sendirian dengan kegelapan di dalam jebakan ini. Dengan ragu-ragu, dia meletakkan tombak dan mencoba membantu Kupa.
Awalnya, mereka bersikap defensif dan saling memusuhi. Tetapi seiring berjalannya waktu, kedua jiwa yang kesepian tersebut akhirnya menurunkan kewaspadaan mereka dan saling menganggap sebagai jenis yang sama. Perangkap binatang menjadi jembatan persahabatan mereka. Dan mungkin karena rasa kesepian mereka, Popol memperlakukan Kupa sebagai pendengar dan teman bermain. Dia bahkan bermain-main melempar bola salju ke atas kepalanya.
Tetapi pada saat ini, Kupa hampir mati kelaparan. Popol terlihat sedikit ragu sesaat sebelum berbagi makanan yang dibawanya dengan Kupa yang sekarat. Hingga akhirnya, Popol memutuskan untuk memberi makan Kupa dan Kupa akhirnya selamat dari kelaparan. Dalam benaknya, semua manusia dingin dan kejam seperti para pemburu. Selalu terdapat situasi hidup dan mati antara mereka dan Frost Wolf. Tapi Popol berbeda. Hanya pernah sendirian dan diburu di dalam hutan semenjak ia lahir, Kupa merasakan kebaikan dan kehangatan untuk pertama kalinya dari Popol.
Hari-hari berlalu, dan keduanya menciptakan sedikit persahabatan. Tetapi pengunjung pertama bukanlah orang-orang yang datang untuk menyelamatkan mereka, tetapi sekelompok burung nasar. Mereka berbondong-bondong masuk ke dalam jebakan dan mulai menyerang. Popol melemparkan tombak ke burung nasar, tetapi dia tidak dapat mengusir mereka sementara Kupa hanya dapat bertarung tanpa tujuan dengan satu kaki yang terperangkap.
Di bawah serangan burung nasar secara terus-menerus, mereka menjadi santapan para burung. Pada saat yang berbahaya ini, Popol mengambil keputusan yang luar biasa – ia melemparkan tombak dan dengan sekuat tenaga, merobek perangkap binatang buas, untuk membantu Kupa melarikan diri. Dengan pertahanannya yang terbuka, ia ditangkap burung nasar dan diangkat dari perangkap ke udara. Ketika harapan Popol hilang, terdengar raungan keras bagaikan petir. Kupa melompat keluar dari lubang dan menggigit burung nasar, membebaskan Popol dari cengkeramannya.
Sekarang, dengan keduanya bertarung berdampingan, Popol dan Kupa memperlihatkan sinergi yang luar biasa dan mengusir semua burung nasar untuk selamanya. Untuk selanjutnya, mereka menjadi Partner terbaik dalam petualangan.
Dari cerita diatas kita dapat mengambil beberapa pelajaran diantara lain:
1. Jangan menganggap remeh impian seseorang.
2. Selalu hadapi masalah dengan kepala dingin, dan jangan cerobuh dalam mengambil tindakan.
3. Bekerja sama untuk mencapai kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H