Mohon tunggu...
Diyauddin
Diyauddin Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Lab45

Analis Utama Maha Data Lab45

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Propaganda dan Rekayasa Media Sosial

5 April 2022   20:00 Diperbarui: 5 April 2022   22:22 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks politik media, big data digunakan untuk mengukur popularitas seorang figur, sementara pada survei selain digunakan untuk mengukur popularitas juga mengukur elektabilitas seorang figur.

Proses big data dan interaksi data sceintist-data analyst LAB45. Sumber: Penulis
Proses big data dan interaksi data sceintist-data analyst LAB45. Sumber: Penulis

Popularitas adalah satu tahap bagi seorang figur politik untuk mencapai target elektabilitas. Popularitas biasanya di ukur dari eksposur figur di media, semakin banyak diberitakan dan dibicarakan semakin baik. 

Strategi media untuk mencapai popularitas yang tinggi tidak harus berisi isu atau konten yang positif saja, kadang isu yang kontroversial sengaja dihembuskan ke publik untuk menaikkan eksposur, jadi tidak mengherankan jika ada figur yang memainkan strategi playing victim agar menjadi perbincangan di publik.

Persepsi publik pada survei diharapkan akan dipengaruhi oleh operasi media dari figur tersebut. Semakin tinggi elektabilitas figur semakin tinggi pula kemungkinan masyarakat memilih figur tersebut.

Elektabilitas dapat di ukur melalui hasil survei, tapi yang akan menjadi variabel pembeda antara popularitas dan elektabilitas adalah signal dan noise. Jika untuk mencapai popularitas noise menjadi variabel yang memungkinkan untuk digunakan sebagai strategi, pada sisi elektabilitas noise sebisa mungkin dihindari.

Hal yang mutlak harus dilakukan figur untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi adalah rekam jejak yang positif. Jadi tidak mengherankan ada figur yang jauh-jauh hari muncul di media dengan segala kontroversinya lalu mendekati pemilu hadir sebagai figur dengan polesan citra yang baik bahkan heroik.

Untuk mencapai tujuan tertentu dalam aktivitas politik karisma figur, popularitas media, elektabilitas survei, kinetik, kemampuan finansial dan beberapa hal lainnya merupakan beberapa variabel yang sangat menentukan. 

Dalam hal ini tak ada satu pun variabel yang bisa berdiri sendiri. Akan tetapi penting untuk diperhatikan, fenomena saat ini tidak sedikit dibentuk oleh viralitas online dan fakta-fakta alternatif, menurut Singer “a new kind of communications became a new kind of war”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun