Penting untuk dicatat bahwa bagi Aristoteles, kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses yang memerlukan usaha dan dedikasi sepanjang hidup. Ini berarti bahwa kebahagiaan bukan sesuatu yang dapat dicapai secara instan; melainkan, itu adalah hasil dari kebiasaan baik dan pengembangan karakter yang berkelanjutan. Dalam konteks akademis, hal ini tercermin dalam perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan pribadi yang dialami seorang sarjana.
Why: Mengapa Etika Kebahagiaan Penting bagi Sarjana?
1. Memahami Tujuan Pendidikan
Salah satu pertanyaan mendasar yang perlu dijawab bagi para sarjana adalah: "Apa tujuan dari pendidikan?" Pendidikan seharusnya tidak hanya sebatas mengejar gelar atau memperoleh pengetahuan akademis, tetapi Aristoteles juga mengajarkan bahwa tujuan Pendidikan adalah untuk membentuk karakter dan mempersiapkan individu untuk hidup yang baik. Aristoteles menekankan bahwa pendidikan harus diarahkan pada pengembangan kebajikan, sehingga para sarjana dapat memahami dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi.
2. Menghadapi Tantangan
Perjalanan menuju gelar sarjana sering kali diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti tekanan akademis, stres, dan kecemasan. Dengan memahami etika kebahagiaan Aristoteles, para sarjana dapat menghadapi tantangan ini dengan cara yang lebih konstruktif. Ketika mereka para sarjana fokus pada kebajikan dan proses pengembangan diri, mereka dapat melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai hambatan.
3. Membangun Hubungan Sosial
Kebahagiaan dalam pandangan Aristoteles juga terkait erat dengan hubungan sosial. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung menemukan kebahagiaan dalam interaksi dan hubungan dengan orang lain. Sarjana yang menerapkan etika kebahagiaan Aristoteles ini cenderung lebih mampu membangun hubungan yang sehat dan bermakna, baik dengan teman sebaya maupun dengan dosen dan mentor.
4. Menciptakan Kontribusi Positif pada Masyarakat
Etika kebahagiaan tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga menguntungkan bagi para masyarakat. Dengan mengejar kebajikan dan terus berusaha untuk hidup dengan baik, sarjana dapat memberikan kontribusi positif bagi komunitas mereka. Ini menciptakan siklus kebahagiaan yang lebih besar, di mana individu yang bahagia berkontribusi pada kebahagiaan orang lain.
5. Pembangunan Karakter