Mohon tunggu...
Dian Rosie
Dian Rosie Mohon Tunggu... Crafter, Freelancer, Konsultan Mesin Jahit Mini Portable FHSM 202 Led Domestic -

Pembaca

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Tragedi Sup untuk Ayah [Fabel]

28 September 2016   14:06 Diperbarui: 28 September 2016   14:14 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buncil melanjutkan pekerjaan. Dan memaksa diri membuat lengkungan manis bibir naik seperti pisang masak saat melihat wajah bunda temannya.

Tiba-tiba dia ingat wortel yang dibawa dari rumah. Segera dia mencarinya.

Astaga... dia tidak menemukan wortel dan kentang yang ditaruhnya di pagar halaman rumah Asri. Dia menahan air mata untuk tidak menerobos dari celah kedua mata. Asri datang melihat Buncil di rumahnya, hati kelinci imut itu senang.

"Hai Monyet. Kamu sedang apa di sini, kenapa tidak masuk ke rumah."

Monyet keriting itu menceritakan alasannya datang. Asri, kelinci yang berbulu lebat, putih dan bersih itu pun ikut bersedih.

"Sabar, ya. Mari masuk ke dalam. Bukankah Bunda juga sedang masak, ayo kita bawakan seledri ini masuk. Aku juga membawa pisang dari kebun Kakek."

"Wah, pisang?"

Mata monyet pendek itu berbinar-binar. Dia berpikir, andaikan Ayahnya bisa makan sup, dia pasti akan merasa bahagia juga jika bisa makan pisang. Diusap air matanya.

"Asri, ayo ajak Buncil makan. Masakannya segera siap. Hidangkan makanan lain yang kau bawa, Nak." Asri masuk ke dapur, terdengar mereka berbisik. Dan suara Asri, "Bunda, kenapa tidak bertanya dahulu."

**
Selang beberapa menit kemudian, Asri membawa sebuah bungkusan. Dia menitipkan sesuatu untuk orang tua Buncil si monyet pendek berambut keriting. Sesampai di rumah dia meminta maaf. Dan ketika membuka bungkusan yang dibawanya, begitu terkejutnya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun