Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberikan Dukungan):
Ki Hajar Dewantara mungkin juga mendukung konsep ini karena pentingnya seorang pemimpin untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada bawahan atau anggota timnya. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin tidak hanya harus menjadi pengambil keputusan yang bijaksana, tetapi juga harus memastikan bahwa mereka memberikan dukungan yang cukup kepada tim mereka untuk menjalankan keputusan tersebut. Hal ini termasuk menyediakan sumber daya yang diperlukan, memberikan bimbingan, dan memberikan umpan balik konstruktif.
Ing Madyo Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Harapan):
Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pembangunan individu dan masyarakat melalui pendidikan sejalan dengan konsep ini. Seorang pemimpin diharapkan tidak hanya membuat keputusan yang berdampak positif dalam jangka pendek, tetapi juga membimbing dan menginspirasi anggota timnya untuk mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan seorang pemimpin harus mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut akan mempengaruhi visi dan arah keseluruhan organisasi atau tim.
Dalam keseluruhan, pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi "Ing Ngarso Sung Tulodho, Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karsa" menekankan pentingnya seorang pemimpin untuk memimpin dengan contoh yang baik, memberikan dukungan yang cukup kepada timnya, dan membangun harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus memperhatikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi organisasi atau tim mereka.
Begitu juga kita sebagai guru adalah pemimpin pembelajaran di kelas, dimana keputusan yang kita ambil akan berdampak pada siswa khususnya dalam pembelajaran. Maka kita sebaiknya menfasilitasi pembelajaran yang menekankan pada konsep student center, siswa adalah actor utama dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan pembelajaran berdiffrensiasi yang akan membentuk kepemimpinan murid ( student leadership) yang harus dibangun dan dilatih sejak dini dengan menanamkan nilai-nilai karakter. Pembelajaran diffrensiasi akan membentuk siswa menjadi pribadi bertanggung jawab, memiliki kesadaran sosial dan empati. Dengan demikian, menerapkan pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif, inklusif, dan bermakna bagi semua siswa. Ini membantu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan yang adil dan relevan untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka.
Konsep ini seiring dan sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, peran pendidik seperti seorang petani.
Anak- anakitu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani di lahan yang telah disediakan. Dengan demikian bahwa peran pendidik atau guru adalah menuntun murid agar dapat mengembangkan potensi kodrat yang mereka miliki, murid hendaknya diberi kebebasan atau kemerdekaan untuk memilih cara mana yang mereka sukai untuk mengembangkan potensi kudratinya. Disamping itu juga mengandung makna bahwa seorang guru diberi kebebasan untuk menuntun muridnya dengan berbagai metode atau cara yang tentunya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.
Tugas itu dapat dilakukan oleh kita sebagai guru, menjadi pemimpin pembelajaran di kelas dengan pengambilan keputusan yang berpihak dan berdampak pada siswa secara langsung.
Terimakasih
Salam Bahagia