"Kami berharap Pemkab bisa menyerap produksi batik lokal Talunombo dengan mewajibkan seluruh ASN maupun karyawan dilingkup Pemkab Wonosobo mengenakan batik lokal khas Wonosobo ini," tandasnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Diamond Prasanda mengungkapkan bahwa dipilihnya Desa Talunombo sebagai program pelatihan membatik karena ia melihat desa tersebut memiliki potensi yang kuat khususnya pada batik yang sampai saat ini belum dimaksimalkan.
Oleh karena itu pihaknya berupaya mendorong pengembangan batik terutama pada rekonstruksinya maupun hal-hal yang bersifat pembaharuan.
"Setelah ini kami berharap batik Talunombo bisa semakin eksis dan moncer lagi serta dikenal oleh masyarakat luas," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H