Mohon tunggu...
diyah mirawati
diyah mirawati Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah-Praktisi Pendidikan

Saya adalah praktisi pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini. Saya memiliki keterpanggilan untuk memberikan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa melalui pendidikan di kelompok bermain, dan taman kanak-kanak melihat masa perkembangan awal anak-anak adalah masa emas untuk tumbuh kembang anak di masa-masa depan mereka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stimulasi Ketangguhan dan Kemandirian Anak Sejak Usia Dini Melalui Camping Rohani di TK Regina Pacis

24 Mei 2024   20:19 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:28 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa dan Rabu, 21 sampai dengan 22 Mei 2024 merupakan kenangan dan pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh anak-anak TK A dan TK B TK Regina Pacis Jakarta. Anak-anak menginap untuk melaksanakan kegiatan Retret /Camping Rohani di sekolah.

Kegiatan Retret /Camping Rohani ini dilakukan untuk memfasilitasi terbentuknya anak-anak yang tangguh, sesuai dengan Visi dari Sekolah Regina Pacis,   Ketangguhan, sebagai sebuah keterampilan, dan kemampuan yang memungkinkan individu untuk beradaptasi terhadap kesulitan dan tantangan (resilience) dan Kemandirian (independent), dapat kita stimulus dan latih sejak usia dini melalui kegiatan yang dirancang sesuai dengan tahapan capaian perkembangan anak usia dini, untuk mereka mampu mengatasi dan keluar dalam keadaan lebih kuat dari sebelumnya.

Bukan anak-anak yang selalu dijaga agar tidak memiliki tekanan hidup, yang akan bisa berhasil masuk dalam dunia kerja 15 tahun dari sekarang, melainkan adalah anak-anak yang “DITEMANI” untuk menghadapi tekanan.  Mengutip sebuah pernyataan dari Ibu Gloria (Psikolog), Adalah Tugas kita untuk mengubah generasi strawberry menjadi generasi pohon jati yang tidak hanya kuat dan tinggi, namun juga berakar ke dalam (agama dan budaya).

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Topik Retret /Camping Rohani yang tahun ini di fasilitasi oleh Guru-guru TK Regina Pacis, Suster FMM (Fransiskan Misionaris Maria), dan Frater OFM (Fransiskan) adalah Bersama Firman Tuhan dalam Lukas 10:27  “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” yaitu “Bermurah Hati”.  

Ketangguhan dan kemandirian anak-anak dapat terlihat sejak dari kegiatan pertama, mereka dapat berpisah dengan orang tua untuk waktu yang lama, lalu mereka harus mengenali dan menjaga barang bawaan mereka masing-masing.   Orang tua bekerja sama dengan anak-anak dalam menyiapkan perlengkapan-perlengkapan pribadi anak-anak dari rumah; hal ini terlihat saat anak-anak akan merapikan alas tidur dan bantal mereka di dalam tenda, anak-anak cepat sekali mengeluarkan bedcover dan bantal mereka dari dalam tas mereka untuk mereka rapikan sebagai alas mereka tidur. Kerjasama Orang tua dan anak juga terlihat saat anak harus mengganti pakaian aktifitas mereka dengan pakaian tidur/istirahat siang, anak-anak dapat langsung mengambil pakaian ganti mereka untuk mereka bawa dan mereka tukar pakaian di kamar mandi.

Ada anak yang menyampaikan ke Guru “Ibu Guru, pakaian ganti untuk sore itu yang ini, yang mama tandai dengan pita warna emas, kalau yang untuk besok pagi ada tanda pita warna biru”.  Ada anak yang sudah dipesankan oleh Orang tua mereka di mana mereka harus meletakkan pakaian kotornya, berupa kantong plastik yang sudah disiapkan oleh orang tua mereka di salah satu tempat di tas mereka.  Ada juga anak yang ingat bahwa pakaian tidur yang dibawa adalah pakaian yang digunakan untuk tidur siang dan tidur malam. Anak-anak terlihat sangat bertanggung jawab sekali dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh orang tua mereka. Sepertinya, untuk pengalaman di situasi ini, tidak hanya ketangguhan dan kemandirian yang terstimulasi, namun kemampuan literasi anak juga terstimulasi.

Setelah merapikan barang bawaan, anak-anak bersiap menuju aula TK, untuk mendapatkan materi pertama yaitu tentang “Mengasihi Sesama” yang dibawakan oleh Frater Stefan, OFM. dan Frater Aldi, OFM.

Suster Okta, FMM. Suster Shinta, FMM. Ms. Monic, Ms. Anas, Ms. Siska, Ms. Henne, Ms. Rani, memainkan peran dalam drama singkat yang menceritakan tentang keseharian pemulung yang mencari dari tempat sampah untuk mendapatkan makanan dan sampah plastik yang dapat dijual kembali. Pemulung bertemu dengan beberapa Ibu yang pulang dari pasar, ada pula Ibu yang pulang dari gereja, serta Ibu yang sangat kaya, namun yang ditemuinya itu tidak satupun yang melihat ia sedang kelaparan dan perlu dibantu. Ketika pemulung bertemu dengan Suster dan Frater, Suster dan Frater melihat si pemulung dan memberikan apa yang Suster dan Frater miliki saat itu. Pesan dari drama singkat ini yang dapat diambil perbuatan baiknya adalah anak-anak harus mulai memperhatikan sekitarnya, mengenal sekitarnya, sehingga dapat mengetahui perbuatan baik apa yang dapat anak-anak lakukan untuk sekitar.

Setelah materi pertama, anak-anak berkegiatan di luar gedung, di halaman sekolah, bermain permainan kelompok. Anak-anak berlatih peka terhadap keadaan kelompoknya dan tugas masing-masing dalam kelompok untuk menjadi kelompok pemenang. Anak-anak belajar meregulasi emosi, dengan mengapresiasi kemenangan kelompok lain dan tetap menyemangati tim kelompoknya serta kelompok lain yang belum berkesempatan menjadi pemenang dalam games ini. Lagi-lagi, tidak hanya ketangguhan dan kemandirian yang terstimulasi dalam kegiatan ini, kemampuan fisik motorik dan kemapuan sosial emosional anak-anak terbangun dan juga terstimulasi.

Saatnya makan siang, anak-anak membersihkan diri sebelum makan. Mengantri untuk membersihkan diri, antri untuk mendapatkan makanan, mereka lakukan.  Ketika waktu makan, mereka harus menunggu sampai semua mendapatkan makanan, kemudian berdoa bersama, dan menyantap makan siang yang lezat, yang sudah disiapkan oleh Ibu Neneng dan Ibu Rifa bersama-sama.   Anak-anak terlihat bertanggung jawab dengan menghabiskan makanannya, nasi dengan lauk sayur bayam dan tempe-tahu serta ikan goreng tepung, mereka habiskan. Setelah selesai santapan siang, anak-anak mencuci sendiri piring dan sendoknya.

Kegiatan terus berlanjut, kegiatan tidur siang, mandi sore, menyantap buah sebagai cemilan sore, dan perpisahan dengan TK A, yang dijemput pulang pukul 5 sore oleh Orang tuanya.

TK B melanjutkan kegiatan dengan materi ke dua, tentang mengasihi kedua orang tua.  Disini anak-anak diajak mengenal rasa sayang, mencintai, mengasihi mama dan papa serta semua anggota keluarga mereka.   Setelah makan malam, anak-anak membuat surat untuk Orang tua, anak-anak membuatnya dengan tulisan mereka, kata-kata mereka, dan hiasan-hiasan yang mereka gambar menggunakan krayon dan pensil warna, dan dilanjutkan dengan Renungan malam.

Di akhir renungan, kami melihat hasilnya langsung, setelah Frater Stefan menjelaskan dan mengingat kembali urutan kegiatan-kegiatan yang sudah anak-anak lalui satu hari ini, anak-anak diminta hening /melakukan silentium (bahasa latin, yang artinya hening, tenang, sepi). Frater menjelaskan manfaat dari silentium dan bagaimana melakukannya, Frater menyampaikan ke anak-anak menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana dan anak-anak dapat mengerti serta langsung terlihat hasilnya, anak-anak beranjak dari duduknya dengan tenang, berusaha untuk tidak menciptakan suara saat bergerak, perlahan berjalan merapikan bantal duduk yang telah mereka gunakan, bahkan ada anak yang menyampiri Guru untuk bertanya dengan suara berbisik, anak-anak berjalan menaiki tangga dan bersiap tidur malam dengan keheningan, tanpa suara. Ibu Guru senang sekali melihat perilaku anak-anak malam ini.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Ada cerita lucu dari silentium ini, dimana satu Ibu Guru yang bertugas sebagai pendamping salah satu kelompok anak-anak perempuan tiba-tiba mendapati bahwa dua anak perempuan yang merupakan anak-anak yang kritis dan senang sekali berbicara, anak yang cerewet sekali, tiada hari tanpa bertanya, ternyata sudah berada di dalam tendanya dan sudah siap tidur malam tanpa suara sama sekali. Rupanya mereka sangat mendengarkan Frater Stefan dan melaksanakan silentium dengan tangggung jawab. Waah, lagi-lagi kami sangat bersyukur dengan pengalaman yang kami dapati pada kegiatan retret ini.

Istirahat malam /tidur malam berlangsung aman dan lancar. Ada beberapa anak yang terganggu tidurnya dan susah tidur, namun dapat teratasi dengan ditemani oleh Ibu Guru dan Suster. Anak-anak hebat dapat beradaptasi untuk tidur terpisah dari mama papa, di dalam tenda.  

Pagi hari, anak-anak bangun pagi, kemudian olah raga pagi, sarapan nasi uduk dengan telur dadar dan tahu tempe yang sudah disiapkan lalu mandi pagi untuk bersiap mengikuti Misa Pagi.

Misa Pagi dengan Romo Ignas, masih dalam rangkaian topik Retret “Bermurah Hati” dalam khotbahnya Romo Ignas menyampaikan tentang manfaat tolong menolong dan berbuat baik dengan sebuah cerita tentang “Semut dan Burung Merpati”,   Romo bercerita dengan model bercakap-cakap dan berinteraksi langsung sehingga membuat anak-anak senang sekali mendengarkan dan menjawab pertanyaan Romo, dan terlihat bahwa anak-anak memahami manfaat dari saling tolong menolong.  Dari cerita tersebut anak-anak mengetahui bahwa usia manusia mungkin tidak akan lama, seperti usia semut yang ditebak oleh anak-anak adalah satu tahun, dan usia burung merpati yang ditebak oleh anak-anak adalah tujuh tahun, maka di waktu yang sebentar, sebaiknya digunakan sebagai kebaikan kepada orang tua, kepada teman-teman, makhluk hidup lainnya seperti binatang dan tanaman ciptaan Tuhan.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Kegiatan terakhir adalah berkunjung ke Biara Suster FMM, mengunjungi Oma-oma Suster, yang pada masa mudanya sangat berjasa di dunia pendidikan dan pelayanan.  Terlihat bahwa Oma-oma Suster sangat senang dapat berjumpa dengan anak-anak TK, mereka senang dapat bercakap-cakap dengan anak-anak, dan anak-anak mendapatkan pengalaman berbuat baik mengunjungi dan menyayangi Oma-oma Suster. Bermurah hati, berbuat baik dapat dilakukan dalam bentuk yang sangat sederhana, yaitu menyalami orang yang ditemui, memberikan salam, menyapa, dan senyum.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Kami, Guru-guru TK Regina Pacis sangat mengandalkan teori perkembangan anak usia dini, teori mengenai Golden Age. Kami yakin pengalaman yang kami berikan kepada anak-anak selama dua hari ini akan sangat berharga untuk mereka, sebagai bekal dan fondasi pertumbuhan mereka selanjutnya, khususnya dalam membentuk pribadi yang tangguh dan mandiri.

Saat dijemput orang tua, beberapa anak mengatakan sangat senang dan mau Camping lagi.

Regina Pacis... Cerdas, Tangguh, Beriman dan Pembawa Damai !.

Ad Veritatem Per Caritatem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun