Bila suatu saat dalam komunikasi, salah satu dari mereka mengajak berbincang ataupun bertukar pikiran, tetaplah menjadi pendengar dan pembicara yang baik dan bijak. Berikan feedback positif dan hargai setiap pendapat mereka. Saat menjadi pendengar, bersikap bijaklah dengan tidak memotong ataupun menyela pembicaraan. Mendengarkan pembicaraan orang hingga selesai membuat ia merasa dihargai dan itu adalah bentuk penghargaan .
Namun, jika ada yang mengajakmu membicarakan keburukan orang lain, alihkan pembicaraan ke topik lain. Ingatlah, kita yang harus mengontrol diri sendiri. Jangan mudah terpancing dan satu hal yang harus diingat adalah jangan menyampaikan perbincangan buruk itu pada orang lain! Cukup simpan untuk diri sendiri!
Berikutnya adalah berilah ruang untuk privasi mereka dengan tidak terlalu ingin tahu  urusan atau kesibukan yang jelas-jelas bukan urusan kita! Keingintahuan akan sesuatu adalah hal wajar, namun terlalu ingin tahu bukan hal yang baik. Alih-alih dianggap ramah, malah kita akan dianggap kepo dan suka ikut campur urusan orang. Parahnya lagi bisa jadi orang lain menganggap kita sebagai seorang pengganggu. Who knows?
Daripada kepo dengan urusan orang lain, lebih baik sibukkan diri dengan menuntaskan tugas – tugas yang ada.  Sebetulnya masih ada banyak hal yang positif yang bisa dilakukan selain tugas yang nyata – nyata memang menjadi prioritas kerja. Sebut saja membaca. Kegiatan membaca ini akan membantu kita untuk  menghindarkan diri dari hal – hal tak penting.  Anggap saja sebagai killing the time, menghabiskan waktu untuk hal yang berguna. Bisa jadi kegiatan itu nantinya akan menjadi satu hal yang membuat diri dikenal tanpa kita susah payah menceritakan pencapaian kita.
Pengalaman menjadi seorang new comer di lingkungan kerja yang baru telah menjadikan saya untuk mempelajari hal-hal baru yang dulunya tidak saya temui di lingkungan sebelumnya. Ada rasa canggung dan terkadang pula rasa terabaikan di awal. Hal yang wajar karena memang saya belum mengenal masing-masing dari mereka. Ditambah lagi dengan rentang usia yang memang berbeda jauh. Bisa jadi usia saya sama dengan usia tante bahkan ibu mereka. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, saya dapat beradaptasi dengan orang-orang baru dari generasi yang berbeda tanpa harus kehilangan respek dari mereka.
Cepat atau lambatnya beradaptasi di lingkungan baru tergantung pada keluwesan diri dan kedewasaan berpikir. Tetaplah berteman  tanpa melihat mereka dari generasi apapun. Jangan terjebak pada ego diri merasa paling senior – berumur banyak – hingga menganggap junior – lebih muda – tidak penting. Selama kita bisa membawa diri dengan sikap dan perilaku positif, yakinlah bahwa lingkungan baru akan dengan senang hati menerima kita. Jadi, cepat lambatnya kita beradaptasi tergantung pada diri masing-masing.
Tulisan ini adalah sedikit dari pengalaman saya di lingkungan kerja yang baru. Semoga tulisan sederhana ini menjadi pengingat bagi saya pribadi dan insight baru bagi seluruh pembaca.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H