Mohon tunggu...
diyah meidiyawati
diyah meidiyawati Mohon Tunggu... Guru - tinggalkan jejak kebaikan lewat tulisan

Diyah Meidiyawati, S.S, , seorang guru honorer di sebuah SMA swasta di Bojonegoro, Jawa Timur .

Selanjutnya

Tutup

Book

Kisah Pejuang di Sebiru Safir Madagaskar

17 Juni 2024   10:01 Diperbarui: 17 Juni 2024   10:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pribadi

Identitas Buku: 

Judul Buku                      : Sebiru Safir Madagaskar

Pengarang                      : Haya Nufus

Penyunting Bahasa      : Mastris Radyamas

Penerbit                          : Indiva

Cetakan                           : ke-1, Januari 2016

Tempat Terbit               : Surakarta

Tebal Buku                     : 286 Halaman

Genre                               : Fiksi

ISBN                                  : 978-602-1614-53-2

Aku memiliki harta berharga bernama semangat, dan aku tak kan membiarkan semangat itu pudar.                                                                                 Aku pejuang! Dan, aku berhak menang. (hal. 278)

Bukan hal yang salah bila seseorang memiliki beragam mimpi. Namun mimpi tetaplah hanya menjadi mimpi bila tak pernah ada usaha untuk mewujudkannya. Layaknya orang yang bermimpi hidup makmur dan mendadak terbangun kemudian senyum-senyum sendiri  dan berangkat tidur lagi dengan harapan menyambungkan lagi mimpinya. Mungkin bisa, tapi hanya mimpi, tidak lebih.

Perjalanan meraih mimpi tentunya tidak mudah. Ada banyak hambatan.  Itu pasti, dan tentunya  diperlukan tekad, semangat dan doa yang tiada kunjung henti bagi siapa saja yang hendak meraihnya. Selain tekad, semangat dan doa, kesabaran juga merupakan elemen penting yang tak kalah dibutuhkan untuk meraih mimpi.

Sebiru Safir Madagaskar adalah karya dari Haya Nufus yang diterbitkan oleh Penerbit Indiva. Novel ini mengisahkan sebuah mimpi besar. Mimpi besar untuk keluar dari kemiskinan dan ketidakberdayaan.  

Adalah Mirindra, gadis kecil asal Madagascar yang memiliki mimpi besar untuk menjadikan dirinya inspirasi bagi orang  Malagasy – penduduk asli Madagascar – dengan  segala hal yang bisa dilakukannya. Madagascar, di sebagian pendengaran kita tampak asing terdengar. Namun, sebenarnya negara Republik ini berada  di Afrika bagian Timur dengan ibukota Antananarivo.

Rindra, panggilan untuk Mirindra, adalah gadis kecil yang telah ditinggal berpulang oleh neny-nya (ibu), di usianya yang ketujuh . Hidup dalam atmosfer kemiskinan membuatnya harus pula ditinggal dada-nya (ayah) untuk  bekerja sebagai penambang batu mulia di Ilakaka, lokasi tambang yang berjarak ratusan kilometer dari rumahnya.

Sebagai single parent, dada tak mempunyai opsi lain kecuali menitipkan dan menyekolahkan Mirindra kecil di Akany Tafita, sekolah sekaligus asrama yang diperuntukkan untuk anak-anak keluarga miskin di perbukitan Sahasoa.

Sejak dititipkannya Rindra di Akany Tafita, sejak saat itu pula gadis kecil berkulit legam dengan perut buncitnya memulai babak baru dalam belajar dan bersosialisasi dengan teman sekelasnya yang bejumlah lima orang. Sebut saja Lanto, si trouble maker yang tidak suka belajar. Thiery, si kurus dengan penyakit asmanya. Ada pula Omega yang rumahnya dekat dengan Akany Tafita. Lalu Zoel, anak perempuan paling besar karena terlambat disekolahkan dan yang terakhir, Dymli, si ceria dan riang gembira.

Tinah, sebagai pemilik Akany Tafita, membesarkan dan mengembangkan sekolah ini dengan sepenuh hati. Dalam kesehariannya mengurus Akany Tafita, Tinah dibantu oleh Irene, wanita berusia awal 40 tahun dan dadabe Hiel, lelaki tua ringkih yang mengetuk pintu Akany Tafita dan mengharapkan pekerjaan pada Tinah.

Akany Tafita mempunyai jenjang lima tahun untuk tingkat dasar dan empat tahun untuk tingkat lanjutan pertama. Mungkin di negara kita setara dengan lima tahun untuk sekolah dasar dan empat tahun untuk SMP. Dalam kegiatan pembelajarannya, Tinah memiliki target bagi setiap lulusan sesuai dengan minat dan bakat.

Targetnya adalah setelah lulus, anak-anak bisa mandiri, bekerja atau berkarya. Tak heran jadinya bila Akany Tafita juga memfasilitasi anak-anak dengan aula tempat berlatih menjahit, menyulam dan menganyam. Ada pula balai latihan keterampilan kerja yang memang diperuntukkan bagi lulusan Akany Tafita yang tak mampu melanjutkan studinya ke sekolah pemerintah atau lulusan yang mencari penghasilan dengan berwirausaha.

Salah satu hasil pekerjaan anak-anak Akany Tafita yang dijual dan laku di pasaran adalah subik, keranjang khas Madagascar. Itulah misi  mulia Tinah dengan memberikan pelatihan pada anak-anak keluarga tak mampu agar mereka bisa mandiri selepas lulus dari Akany Tafita. Namun, Tinah bukanlah sekaya yang dipikirkan dalam benak Rindra. Banyak keterbatasan yang dimiliki Tinah.  Sedangkan biaya keberlangsungan pendidikan Akany Tafita didapatkan dari para donatur tetap yang merupakan sahabat dan teman baik Tinah.

Seiring waktu, Rindra berkembang menjadi siswa cerdas yang memiliki kompetensi akademik di atas rata-rata. Selain kemajuan bidang akademik, kecerdasan berbahasa yang ia dapatkan dari kebiasannya memutar radio dada semasa kanak-kanak kini semakin terasah. Rindra  saat ini menguasai 4 bahasa di dunia. Sungguh hal inilah yang menjadikan Tinah sangat bangga dan berharap agar kelak Rindra bisa mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studinya hingga perguruan tinggi, bahkan bila memungkinkan hingga ke luar negeri seperti Josse, sang adik semata wayangnya.

Harapan yang disemaikan oleh Tinah tampaknya tertancap subur dalam diri Rindra, apalagi setelah gadis kecil itu melihat kisah Maryam dalam video dokumenter yang ditayangkan di televisi asrama. Kisah Maryam sebagai a leading woman mengatakan bahwa pendidikan adalah pintu untuk meninggalkan kebodohan dan keluar dari masa suram , dan tak ada yang boleh menghalanginya dengan alasan apapun.   

Rupanya kisah dari negeri Kabul ini telah menularkan virus semangat bagi Rindra untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Rindra ingin seperti Maryam yang belajar di sekolah dengan buku-buku tebal, dengan ruangan kelas yang sebenarnya dan juga dengan pengajar yang bisa menjawab segala rupa pertanyaan yang diberikan. Semangat Maryam menamatkan sekolah dan mendapatkan beasiswa luar negeri menjadi pemantik awal Rindra untuk memiliki mimpi besar untuk mengenyam pendidikan setingi-tingginya dan menjadi inspirasi bagi orang Malagasy.

Mampukah Rindra mewujudkan mimpi besarnya setelah kematian Tinah? Sementara mimpi besar Rindra seolah melupakan fakta bahwa sejatinya ia sangatlah papa seperti yang pernah dikatakan Josse. Semua jalan nampaknya buntu, tidak ada celah sedikitpun untuk mewujudkan mimpinya. Lalu, untuk apa dia belajar keras memahami isi buku dengan puluhan bahkan ratusan halaman? Untuk dibiarkan hilang terbuang dan selanjutnya dilupakan?

Akankah cita-cita besar Rindra untuk menjadikannya inspirasi bagi orang Malagasy terwujud ataukah hanya sekedar mimpi penghias tidur? Mungkinkah ini adalah saatnya Rindra memadamkan semangat juang dan menerima saja ke mana nasib membawa? Nasib yang di kemudian hari akan membawanya tetap menjadi perempuan Malagasy dengan segala tugas rumah tangga dalam belenggu kemiskinan.

Haya Nufus menceritakan kisah ini dengan menggunakan sudut pandang aku sehingga tokoh utama, Rindra, seolah-olah menceritakan kisah hidupnya bermula dari awal hingga berproses dalam perjuangan meraih mimpi.  Setiap detil peristiwa ditulis dengan kalimat-kalimat sederhana sehingga mudah dimengerti. Namun, dibalik kesederhanaan itulah setiap detil peristiwa tergambar dengan sangat apik dan sangat menyentuh. Dari dialog antar tokohnya, kita dapat merasakan betapa keras kehidupan orang-orang miskin tak berpendidikan di negeri Madagaskar.

Dari Sebiru Safir Madagaskar ini, kita akan mendapatkan insight baru tentang alam negeri Madagaskar yang menyimpan harta aneka kayu dengan kelas dunia. Sebut saja pallisandre, dalbergia maritima  atau rosewood yang dikenal juga dengan bois de rose. Selain kayu-kayunya, tanah gemburnya juga menumbuhkan tanaman cokelat, lada merah, lada hitam, lada hijau serta vanili yang berkualitas bagus. Satu lagi yang membuat decak kagum akan Madagaskar adalah batu mulia  yang tertanam di lapisan perut buminya. Salah satunya adalah ruby, si mirah delima

Namun kekayaan yang menjadi anugerah dari Pencipta untuk bumi Madagaskar ini tidak serta merta membuat rakyatnya menjadi makmur sejahtera. Banyak praktik illegal  disertai iming-iming setoran sejumlah uang bernominal fantastis kerap masuk ke kantong para pejabat korup. Namun, uang persembahan itu tak pernah sampai sepeserpun untuk memperbaiki gizi dan mencerdaskan anak-anak Malagasy, dan alhasil mereka tetaplah anak-anak dengan perut buncit kurang nutrisi yang tidak mengenyam pendidikan layak. Pribumi sangatlah lugu sehingga alam yang begitu kaya raya dikuras habis dan dijual pada bangsa pendatang dengan harga yang amat murah dan tentunya disertai dengan bonus kerusakan alam. Mengenaskan!

Disamping alam yang kaya, tata letak ibukota Madagaskar, Antananarivo, begitu apik digambarkan oleh penulis, Haya Nufus. Kemegahan ibukota dengan bangunan rumah megah bertingkat bergaya Eropa sangatlah berbanding terbalik dengan kumuhnya rumah-rumah pribumi yang menggambarkan keadaan sarat akan kemiskinan. Penulis berhasil  menarasikan betapa pribumi Malagasy  miskin di negerinya sendiri.

Insight lain di Sebiru Safir Madagaskar adalah keberadaan satwa endemik ber-ordo primata yaitu lemur. Penulis mendeskripsikan Lemurs Park, cagar alam yang ditujukan untuk melindungi biodiversity langka ini dengan begitu detail. Sebut saja detail itu meliputi jumlah spesies lemur, bagaimana lemur hidup, bahkan suasana hutan dengan jalan setapak, tanjakan dan aliran sungai, ditambah lagi dengan percakapan para tokohnya. Vibes Lemurs Park menjadi sangat terasa.  

Tuturan dalam kisah Rindra ini menyajikan beberapa kosa kata Madagaskar. Sebut saja dada, neny, manaona, misaotra, pusse-pusse, veloma. Sedikit tetapi setidaknya memberikan pengetahuan baru tentang bahasa Madagaskar. Penyajian kosa kata tersebut disertai dengan padanan dalam bahasa Indonesia sehingga pembaca langsung menangkap maknanya dalam bahasa ibu. Keren, bukan?

Ada satu hal unik yang ada di novel Sebiru Safir Madagaskar ini, yaitu adanya keterikatan antara negara Madagaskar dengan negara kita, Indonesia. Mungkin belum semua orang mengetahui keterikatan ini, Firahalahiana Mandrakisai, Persaudaraan Abadi dan Tali Kasih. Setelah Haya Nufus mengisahkan bagaimana seorang Rindra bermetamorfosa berjuang mewujudkan mimpinya, pastilah ada diantara pembaca, termasuk saya, yang menjadi penasaran dengan keterikatan dua negara ini.

Novel Sebiru Safir Madagaskar ini layak disebut novel bergizi karena  sarat akan pengetahuan dan hal-hal positif dari berbagai sisi. Dengan membaca novel ini, Sahabat pasti dapat hiburannya, motivasinya dan pengetahuannya. Jadi, tunggu apa lagi? Baca, yuk! 

 

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun