Mohon tunggu...
Diyah Ayu Nur Halimah
Diyah Ayu Nur Halimah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer, Content Creator

Ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di berbagai platform.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kekuatan IndiHome: Tabrak Protokol Kesehatan untuk Riset ke Luar Negeri

15 Juli 2022   20:59 Diperbarui: 15 Juli 2022   21:03 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu karier? Apa itu passion? Dua pertanyaan itu selalu menghantuiku. Tahun 2017, saat mendekati kelulusan, beberapa pertanyaan muncul dipikiranku. Aku akan kerja apa? Di mana? Dengan siapa? Apakah aku akan menyukai pekerjaanku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantuiku, hingga detik ini.

Penah kuliah di jurusan kebidanan dengan alasan mengikuti keinginan orang tua, tentunya agak menyulitkanku mengambil keputusan. Ingin lanjut bekerja sebagai bidan, tapi fisik tak mendukung. Aku punya gangguan syarat di bagian ekstremitas (tangan dan kaki) yang membuatku merasakan gemetar setiap saat, seperti tremor.

Ingin bekerja di tempat lain, tapi tak tahu harus ke mana. Karena aneh jika lulusan bidan, tapi kerja di tempat yang bukan kesehatan. Akhirnya, aku bekerja di Puskesmas sebagai pendata keluarga sehat yang mendata tiap-tiap rumah.

Setahun lebih bekerja sebagai pendata, tidaklah menyenangkan. Selain karena gaji yang tidak tepat, bisa dua bulan sekali bahkan setahun sekali, aku memutuskan keluar dari pekerjaan tersebut karena jenuh. Tak lama kemudian, aku diminta menjadi asisten dosen. Hal yang menyenangkan pastinya.

Pekerjaanku cukup ringan. Menyiapkan perkuliahan, membuat soal dan jawaban, revisi, membuat data lainnya, dan masih banyak lagi. Aku menyukainya, bukan karena jarak kampus dan rumah yang dekat, tapi karena mudah untuk dilakukan dengan waktu yang tidak terikat.

Namun, tetap saja aku merasa jenuh. Pergi dari rumah ke kampus terkadang membuatku lelah. Bertemu orang juga membuatku pusing. Dasar aku, introvert! Pekerjaan mudah tetap dianggap menjenuhkan.

Aku memang tidak suka bekerja dengan orang lain. Entah kenapa, aku bermimpi memiliki pekerjaan tanpa aturan. Tanpa bos dan suka-suka sendiri. Aku memimpikan pekerjaan itu. Dikutip dari buku Maxime Your Potential Kembangkan Keahlian, Ambil Risiko, & Bangun Karir Sesuai Potensi, aku dijuluki sebagai Radikal Bebas.

Dalam buku tersebut, maksud dari radikal bebas ingin menentukan kariernya sendiri dan menempatkan dunia agar bekerja baginya. Radikal bebas itu ulet, mandiri, dan sangat potensial.

Bertahun-tahun memimpikan itu, akhirnya aku menemukan karier yang kumimpikan. Menjadi penulis di platform online! Dreame pilihanku! Cukup mengetik di laptop. Tak terikat waktu, bisa kapan saja dan di mana saja. Pastinya mendapat bayaran tinggi berupa dollar.

Menjadi seorang penulis, tentunya tidak hanya sekadar menulis, tapi juga perlu persiapan yang matang.  Hal yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan dalam menulis cerita dan untuk menghindari writer block adalah riset.

Yup! Sepenting itu riset untukku. Mengingat saat aku menemukan kebahagiaanku dalam menulis waktu pandemi, tentunya aku tidak bisa keluar bebas, yang ada aku bisa menabrak protokol kesehatan. Dan tidak mungkin juga riset keluar karena pasti biaya yang tidak sedikit. Untung ada IndiHome, Internetnya Indonesia!

IndiHome milik Indonesia

Pexels (Photo by Andrea Piacquadio)
Pexels (Photo by Andrea Piacquadio)

Siapa yang tidak tahu IndiHome? Rasanya tidak ada yang tidak tahu, dari kota hingga pelosok desa, sudah pasti tahu IndiHome. Dikutip dari website indihome.co.id, IndiHome adalah layanan digital yanng menyediakan internet, telepon, rumah, dan TV Interaktif dengan beragam pilihan paket serta layanan tambahan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

Saat ini jaringan IndiHome sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan internet terbaik bagi masyarakat. Dikutip dari Wikipedia, Indonesia Digital Home (IndiHome) adalah salah satu produk layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero). Jadi, bisa dipastikan kualitasnya yang bagus.

Aku nggak khawatir dengan IndiHome. Berkat IndiHome aku bisa riset sebelum menulis novel My Boyfriend Not Vampire. Karena aku mengambil konflik tentang salah satu penyakit langka, xeroderma pigmentosum. Mau tidak mau aku harus riset mendalam tentang penyakit tersebut. Nggak bisa bayangin deh kalau nggak ada IndiHome ini.

Manfaat Internet dari IndiHome

Pexels (Photo by Andrea Piacquadio)
Pexels (Photo by Andrea Piacquadio)

Aku benar-benar tidak bisa memungkiri. IndiHome benar-benar membantuku dalam melakukan riset. Aku merasakan manfaat internet di dalam karierku. Bayangkan saja, apa jadinya jika aku tidak melakukan riset mendalam tentang novel yang aku tulis. Pastilah tulisanku terasa hampa. Dan mungkin tidak lolos tahap seleksi di aplikasi Dreame.

IndiHome membantuku untuk riset segala hal. Bisa aku katakan, IndiHome membuatku menabrak protokol kesehatan untuk riset keluar kota dan keluar negeri. Bagaimana tidak? Untuk melakukan riset, aku butuh ke kota Bandung dan beberapa negara, seperti Korea, Jepang, dan Prancis.

Manfaat IndiHome benar-benar nyata kurasakan. Selain untuk riset, aku bisa healing. Cukup dengan satu klik, aku bisa menjelajahi Korea. Merasakan dinginnya musim dingin bulan Desember dan menikmati indahnya pemandangan di Korea. Bahkan menikmati bagaimana wisata-wisata favorit di Korea.

Lanjut dari Korea, masih di bulan Desember aku ke Jepang. Sama indahnya dengan Korea. Aku menikmati setiap wisata di Jepang. Tak lupa dengan makanan khasnya. Meski tak lama di Jepang, itu sudah cukup memuaskanku.

Awal tahun aku pergi ke Prancis untuk melakukan riset terakhir. Siapa yang tak mendamba pergi ke kota Paris. Melihat Musem Louvre yang identik dengan lukisan monalisa karya Leonardo Da Vinci. Melihat menara Eiffel dari dekat. Terasa nyata meski hanya memandang dari layar laptop.

Itulah perjalanan singkatku selama dua bulan dalam melakukan riset untuk novelku.  Karena IndiHome ini, aku tidak perlu takut menabrak protokol kesehatan. Aku bisa berjalan-jalan kemana pun yang aku mau.

Aku sangat berterima kasih pada IndiHome. Karenanya aku bisa pergi keluar negeri untuk riset tanpa takut melanggar protokol kesehatan. Tak perlu melakukan test swab, karantina mandiri, atau memakai masker dan cuci tangan. Aku sudah bisa jalan-jalan keluar negeri. Riset berhasil, healing oke, karier memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun