Mohon tunggu...
Sadiyah Afiyatus Salamah
Sadiyah Afiyatus Salamah Mohon Tunggu... Penulis - Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bungsu Kesayangan Ayah

12 Januari 2020   20:08 Diperbarui: 12 Januari 2020   20:14 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini dimulai pada saat dia dilahirkan ke dunia ini, terlahir dari keluarga sederhana dan bungsu dari dua bersaudara. Sya'diyah nursa fitri adalah nama yang diberikan oleh ayahnya, namun karna ada suatu kejadian yang membuatnya tak berherti menangis karna mendapat gangguan dari alam gaib, maka di ubahlah nama bayi itu menjadi sya'diyah afiyatus salamah. 

"Diya" adalah nama panggilan dari keluarganya, diya tumbuh dengan kasih sayang dan do'a tulus dari kedua orang tuanya. Menjadi anak bungsu dan di tinggal merantau oleh kedua orang tuanya membuat diya semakin dimanja, apapun keinginnannya selalu terpenuhi. 

Kakak terbaik yg ia punya bernama Azizi, sejak kecil sangat menjaga adiknya dengan baik. Namun takdir yang membuat mereka hidup di lingkungan berbeda membuat hubungan persaudaraan mereka terasa biasa-biasa saja. 

Tibalah saat saat si bungsu berusia 17 tahun, peraannya cukup sederhana dengan mengadakan pengajian dan do'a. Namun penuh cinta dari keluarga kecilnya.

17 agustus 2016 adalah hari dimana Tuhan memanggil seorang terpenting di hidupnya yaitu "ibu" baginya ibu adalah segala-galanya, sosok ibu adalah pelindung, penyemangan, teman curhat dan sosok yang selalu ada. 

Pada hari dimana ia mendapat kabar terduka dalam hidupnya diya hanya bisa diam tanpa kata, matanya tertuju pada setiap tangis dan hatinya berhaka "ibu semua orang menyayangimu, semoga kau tenang disana"

Sejak kecil ayah adalah guru terbaik untuknya dan sejak kecil pula ayahnya selalu memberikan yang terbaik untuknya, sejak ibu meninggakan keluarga kecilnya ayahnya semakin berusaha membuat anak bungsunya selalu merasa bahagia dan selalu mendapat kasih sayang yang utuh. Ayahnya tak pernah lupa memberi pesan  kepadanya "nak, ceriamu adalah semangat ayah untuk tetap hidup. Jadi bersemangatlah selalu".

ayah adalah seseorang yang tak pandai mengungkap kata namun begitu berjuang agar selalu bisa melihat putri bungsunya tetap ceria, semangat dan bahagia. Love you ayah.

selesai.

***

Pesan yang dapat saya sematkan adalah sayangilah semua anggota kaluargamu selagi ada dan do'akan mereka yang sudah tiada. Buatlah mereka semua bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun