Assalamualaikum wr wb
Di artikel kali ini saya akan menceritakan sedikit mengenai orang special yang sangat saya hormati dan saya banggakan.Â
Setelah sekian lama tidak bertemu dengan beliau kurang lebih tiga tahun saya tidak mudik ke kediaman saya di Gresik, akhirnya saya berkesempatan bertemu beliau lagi di Idul Fitri tahun ini. Suatu kebahagiaan bagi saya untuk bertemu beliau lagi setelah sekian lama. Lebaran tahun ini cukup untuk mengobati kerinduan saya akan beliau.Â
Saya datang ke Gresik di Lebaran hari ke tiga dan tiba disana pada siang hari. Kemudian sore saya berkunjung ke rumah beliau. Kebetulan pada saat saya berkunjung kesana beliau sedang bersama keluarga besarnya.
Pada kali ini saya berkesempatan untuk bertemu dengan orang mulia dan sangat berjasa bagi saya. Orang yang mengajarkan saja bacaan-bacaan mulia serta huruf-huruf hijiyah dengan kesabarannya yang tak terbatas. Beliau bernama Lili. Orang-orang sekitar memanggilnya Lilik. Namun, saya kerap memanggil beliau dengan sebutan Bulik (Ibu Lilik).
Saat saya berkunjung ke rumah beliau bersama teman-teman saya, ternyata didalam juga banyak muridnya yang berkunjung untuk silaturahmi dan bernostalgia bersama.
Bulik ini merupakan seorang Ibu dengan anak tunggal Bernama Siska. Beliau tinggal bersama dengan keluarga besarnya yang terdiri dari 6 angggota keluarga yaitu ayah dan ibunya, suaminya, anaknya, serta adiknya dan keponakannya. Mereka tinggal dalam satu atap. Bulik ini tinggal di Gresik tepatnya di Dsn. Mulyorejo Ds. Dalegan. Rumahnya terletak tak jauh dari pantai. Kebetulan rumahnya berada tepat didepan rumah saya yang ada di Gresik. Kebetulan juga keluarga saya cukup dekat dengan keluarga beliau. Ayah saya merupakan teman dari suami Bulik, jadi saya juga cukup dekat dengan Siska anaknya Bulik.
Beliau memulai profesinya sebagai guru ngaji di TPQ sekitar tahun 2001 ungkapnya. Tahun 2000 an beliau sudah mulai mengajar sebagai guru mengaji di rumahnya. Anak-anak biasanya datang ke rumahnya setelah usai sholat maghrib sampai tiba waktu sholat isya. Setelah setahun mengajar di rumah kemudian beliau mendapat tawaran untuk mengajar di salah satu TPQ (Taman Pendidikan Qur'an) Al-Khoiriyah yang ada di Gresik. Pekerjaan tersebut beliau jalankan dengan ikhlas dengan berangkat mengajar mulai jam dua siang sampai jam lima sore. Setelah mendapat pekerjaan tersebut Bulik tetap melanjutkan untuk mengajar anak-anak sekitar  rumahnya usai sholat maghrib. Disini bisa dikatakan beliau ini adalah guru les mengaji untuk anak-anak.
Kepandaian dan kesabaran beliau dalam mengajar anak-anak kecil rupanya terdengar sampai didesa sebelah. Hal tersebut membuat anak-anak yang datang lebih banyak dari pada sebelumnya. Banyak para orang tua yang mempercayakan anaknya untuk diajar oleh beliau, biasanya anak-anak datang diantar oleh orang tua mereka dan setelah belajar mengaji bergiliran (disini biasanya disebut setor ngaji) mereka pun pulang.
Tak hanya pandai mengajar mengaji, beliau juga mempunyai pribadi yang baik, berbudi luhur, ramah, derrmawan kepada orang-orang, senang membantu tetangganya, juga jarang bahkan hampir tak pernah memulai pertikaian dengan tetangganya. Beliau sangat menyukai anak-anak hingga banyak anak-anak yang juga dekat dengan beliau. Pernah saat itu dipinggir pantai terdapat acara seperti dangdut dan semacamnya, dan anak-anak banyak yang ingin menonton acara tersebut sehingga mereka merelakan kelas ngajinya (bolos TPQ) sayannya niat mereka diketahui Bulik hingga akhirnya Bulik menegur mereka dan menyeret mereka ke TPQ.
Tidak hanya itu, Bulik juga pernah satu waktu ada acara di masjid seperti pengajian kemudian tiba-tiba air botol yang dibagikan kurang. Tanpa basa basi beliau langsung pergi ke toko membeli air botol lagi untuk digunakan dalam pengajian.
Karena pribadinya yang baik tersebut sehingga beliau dijadikan suri tauladan bagi orang-orang sekitar. Tak heran jika beliau disukai oleh banyak orang karena sifatnya tersebut. Â
Disamping profesinya sebagai seorang guru mengaji di TPQ, beliau juga seorang petani. Beliau mempunyai sepetak tanah atau lahan disamping rumahnya yang biasanya beliau gunakan untuk menanan sayur-sayuran. Beliau juga mempunyai sawah, kesehariannya selain menjadi guru dan petani, beliau juga merupakan peternak sapi. Beliau mempunyai beberapa sapi yang dirawatnya di belakang rumah.
Bagi saya Bulik adalah Ibu kedua setelah Ibu kandung saya. Dikarenakan waktu kecil saya sering bermain di rumahnya kemudian berangkat bersama Bulik ke TPQ. Bulik sangat sabar dalam mengajarkan setiap huruf hijaiyah kepada saya hingga akhirnya saya bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar. Mengetahui Tajwid atau Hukum bacaan dalam Al-Qura'an, mengetahui Makhraj yang benar dalam pembacaan setiap huruf hijaiyah, mengetahui Gharib dan Musykilatul ayat  (bacaan-bacaan yang antara tulisan dan cara membacanya berbeda). Semua ilmu tersebut saya dapat dari Bulik dan juga pada saat saya belajar di TPQ. Tak disangka ternyata Ilmu tersebut sangat berguna bagi saya khususnya pada saat saya masih berada di Asrama kampus.
Memang benar seperti kata Bulik "Tidak ada yang sia-sia bagi orang yang mencari ilmu. Tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat, semua ilmu akan bermanfaat pada waktunya. Jika seseorang tersebut memang sungguh-sungguh berniat mencari ilmu maka pada esok harinya ilmu akan membantunya" ucapnya padauk saat aku berkunjung ke rumah beliau.
Sampai saat ini, beliau masih mengajar di TPQ Al-Khoiriyah di Gresik. Beliau tetap istiqamah dalam menjalani pekerjaannya. Dan beliau juga masih mengajar anak-anak kecil usai sholat maghrib. Bulik tidak berubah sama sekali, beliau tetap menjadi guru yang sabar dan penyayang anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H