Wanita memang identik dengan kelembutan dan kasih sayang. Disamping itu, Â wanita juga tak luput dari kekuatan. Sosok kelembutan yang di padukan dengan ketegaran hatinya membuat banyak sekali keajaiban.
Sosok Denada dan Hanum Salsabila Rais merupakan dua sosok public figur yang saat ini sering muncul di layar kaca, karena sosok inspiratifnya. Dua wanita tersebut memiliki sosok unik pejuang kehidupan dengan kisahnya masing-masing.
Hanum salsabila rais merupakan sosok wanita tangguh yang memperjuangkan untuk bisa mendapatkan seorang anak. Sedangkan sosok Denada merupakan ibu tangguh yang menguatkan putrinya mengidap penyakit leukimia.
Kisah Inspiratif Hanum Salsabila Rais Menunggu 11 Tahun untuk Mendapatkan Seorang Putri
Hanum Salabila Rais merupakan putri dari tokoh politik, Amien Rais dan Kusnasriyati Sri Rahayu. Hanum juga dikenal sebagai jurnalis dan novelis dari deretan buku best seller.
Lima buku sudah dirilis Hanum sejak pada 2010 (Menapak Jejak Amien Rais, 99 Cahaya di Langit Eropa, Bulan Terbelah di Langit Amerika). Sebelum dikenal sebagai penulis, Hanum telah menjadi jurnalistik dengan menjadi presenter dan reporter di salah satu stasiun TV swasta.
Background dari Hanum memang lulusan dari Fakultas Kedokteran Gigi, akan tetapi passion yang dimiliki Hanum adalah di bidang jurnalistik. Namun, usai menikah dengan Rangga Almahendra pada 2005, Hanum memutuskan berhenti dari dunia pertelevisian dan menyibukkan diri dengan menulis.
Namun, keinginan sebenarnya yang di miliki Hanum adalah menjadi seorang ibu, mendidasikan sebagai ibu.
"Saya mau berkarier menjadi ibu karena kan usia juga sudah nambah," kata perempuan berusia 36 tahun tersebut"
Keinginan tersebut membawa Hanum mengikuti sang suami menempuh pendidikan S3 di Wina, Austria sembari menjalankan program kehamilan dengan memanfaatkan uang beasiswa Rangga.
![sumber : Intagram/hanumrais](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/767221-1000xauto-hanum-rais-5b74251f677ffb5b233d8cc4.jpg?t=o&v=770)
Tinggal di negara orang tanpa saudara, orangtua, dan hanya ditemani sang suami, membuat Hanum dilanda rasa sedih mendalam karena kegagalan tersebut. Apalagi ketika itu tak banyak yang bisa dilakukan Hanum.
"Saya udah nggak mungkin lagi jadi reporter karena nggak bisa bahasa Jerman waktu itu," Kata Hanum
Keinginannya untuk memperdalam ilmu jurnalistik pun harus kandas lantaran basic pendidikan S1-nya sebagai Sarjana Kedokteran. Hal tersebut semakin membulatkan keinginannya untuk menjadi seorang ibu. Namun saat itu pula Hanum harus menemui kegagalan.
Tak mau melihat sang istri larut dalam kesedihan, Rangga membawa Hanum ke sebuah perpustakaan dan memintanya untuk menulis. Dari situlah Hanum mulai menemukan formula untuk mengatasi rasa sedih atas kegagalannya menjalankan program hamil dengan cara menulis.
Hanum mengisi kekosongannya dengan menulis, bahkan Hanum menyisihkan royalti dari hasil buku yang di tulis untuk biaya program bayi tabung. Sekali program bayi tabung Hanum harus mengeluarkan biaya Rp 40-50 Juta.
Tuhan memang Maha Besar, di usia pernikahannya yang ke-9. Hanum dinyatakan hamil. Akan tetapi, takdir baik belum berpihak kepadanya, karena dokter menyatakan bahwa janin yang di kandungnya berada di luar rahim dan harus di angkat pada usia kandungan tujuh minggu, dan tuba Hanum harus di potong.
Kegagalan yang di alami hanum dari program bayi tabung, inseminasi, dan pengobatan hermal, mengakibatkan Hanum merasa depresi dan kehilangan arah. Bahkan Hanum harus menutup diri dari dunia luar dan akses terhadap media sosial selama tiga bulan.
Selama tiga bulan tersebut, Hanum hanya melakukan salat, dzikir, mengaji dan menonton ceramah untuk menenangkan diri. Kemudian Hanum bertekat untuk pergi ek psikiater untuk bangkit.
Hingga pada akhirnya, ia bangkit dengan semangat baru dan memiliki keinginan untuk mengadopso anak dari pasti asuhan. Hanum juga lebih ikhlas dan pasrah menjalankan takdir yang ada.
![sumber : Intagram/hanumrais](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/767222-hanum-rais-5b742290bde57530112b3c33.jpg?t=o&v=770)
Kisah Inspiratif Denada Menguatkan Shakira Putrinya (Berjuang Melawan Leukimia)
Shakira merupakan putri semata wayang dari artis cantik Denada dengan Jerry. Awal Denada mengetahui keanehan dari putrinya, ketika Shakira sepulang berlibur dengan ayahnya keluar negeri.
![sumber : suara.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/71969-jerry-aurum-bersama-putrinya-shakira-aurum-instagram-5b7422f6bde575534d5fc87c.jpg?t=o&v=770)
Denada tidak yakin dengan diagnosa dokter sebelumnya. Sehingga, membuat Denada berkonsultasi dengan beberapa dokter. Sampai pada akhirnya dari cek darah dan keping darah, Shakira divonis kanker darah.
Sehingga, Denada dan Jerry sepakat untuk membawa ke Singapura untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Setelah menjalani rangkaian pemeriksaan di salah satu rumah sakit Singapura, Shakira Aurum akhirnya resmi divonis idap leukemia. Semenjak itu pulalah, mereka sepakat melakukan pengobatan di sana.
Keadaan tersebut membuat Denada harus kuat. Denada berniat untuk tidak memberi tahu Shakira perihal penyakitnya. Denada berusaha menutupi semuanya, semata-mata ingin membuat Shakira tetap stabil seperti keadaan normal.
![Sumber : vemale.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/anak-denada-sakit-kini-berada-di-national-university-hospital-singapura-5b74264b6ddcae29f91c5659.jpg?t=o&v=770)
Dua sosok wanita tersebut mengajarkan kita bagaimana arti perjuangan, keyakinan dan ketulusan untuk memperjuangkan kehidupan.
Sumber :Â
Sosial Media :Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI