Tergantung pada masing-masing pimpinan kota di lima wilayah Jakarta. Apa maunya pimpinan, pasti akan diikuti oleh warga, apalagi hal tersebut bertujuan untuk kemajuan sebagai warga kota.
Malu juga, mengaku warga kota tapi perbuatannya tidak mencerminkan sebagai warga kota - buang sampah di sembarang tempat; naik bus tidak pada tempatnya; merokok di sembarang tempat; menerobos antrean; parkir di sembarang tempat; menyogok polisi; dan lain sebagainya.
Kalau pemimpin kota menciptakan lingkungan yang kuat secara fisik, yakni jalan tidak ada lagi yang berlubang, trotoar bebas PKL, ada penerangan jalan, dan kuat secara sosial yaitu adanya wadah yang nyaman dan aman sebagai pusat pertemuan warga, terutama anak-anak. Selain itu pemimpin kota membuat peraturan daerah yang tegas dan yang terpenting dijalankan dan diawasi secara bijak. Tidak seperti sekarang “ada larangan merokok”, tetapi Satpol PP sendirinya merokok”. Bagaimana warga menjadi bijak.
Tulisan ini pernah dipublis di Kompasiana pada awal tahun, tapi tidak salah utuk ditampilkan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H