Mohon tunggu...
Divya Putri
Divya Putri Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa Universitas Pamulang

Tugas Artikel Mata Kuliah Manajemen Operasi Kelompok IV, yang terdiri dari: DIVYA PUTRI KIRANA 1710 112 50267 NUR MUH SAMPURNA 1710 112 50008 MULYAROH 1710 112 50051 SOPIAN AL BAIHAQI 1710 112 50094

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Segala Sesuatu tentang Manajemen Persediaan

26 Juni 2021   17:51 Diperbarui: 26 Juni 2021   18:08 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Didalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mengalami kehabisan persediaan kebutuhan rumah tangga ataupun pribadi. Ketika persediaan sudah mulai menipis maka kita pasti akan langsung membelinya kembali agar persediaan yang kita miliki dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan waktu yang kita inginkan. 

Hal ini pun berlaku di perusahaan, mereka harus selalu memperhatikan persediaan barang dagang mereka agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. Segalanya itu mereka analisis, berbekal dengan ilmu manajemen persediaan. Lalu, apa itu manajemen persediaan?

Pengertian Manajemen Persediaan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi / perakitan atau dijual kembali. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang. Apabila persediaan besar maka akan timbul biaya persediaan dan bila persediaan kecil terjadi maka akan kekurangan persediaan. Persediaan merupakan sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terkait didalamnya tidak dapat digunakan.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen persediaan adalah pengawasan aset non-kapital (persediaan) dan stok barang. Manajemen persediaan juga termasuk dalam manajemen rantai pasokan, yang mengawasi aliran barang dari produsen ke gudang dan dari fasilitas penyimpanan ke titik penjualan.

Tujuan dan Fungsi Manajemen Persediaan

Dilihat dari pengertian manajemen persediaan maka dapat kita ketahui bahwa tujuan dari manajemen persediaan yaitu menyediakan, mengawasi pasokan persediaan perusahaan. Selain itu, masih ada lagi tujuan manajemen persediaan yang akan kita dapatkan apabila kita melakukan manajemen persediaan, yaitu:

  • Memastikan persediaan tersedia (safety stock).
  • Mengurangi risiko keterlambatan dalam pengiriman persediaan, serta risiko harga yang fluktuatif.
  • Memperoleh diskon dari pesanan dalam jumlah yang banyak.
  • Menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi.
  • Mengantisipasi perubahan yang terjadi pada penawaran maupun permintaan.
  • Mengantisipasi permintaan mendadak.
  • Menjaga jumlah persediaan yang hanya tersedia musiman, sehingga ketika barang sedang tidak musim perusahaan masih memiliki persediaan.
  • Mengawasi persediaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, bisa dikembalikan ke supplier jika tidak cocok.
  • Menjaga komitmen terhadap customer agar barang bisa diproduksi dengan waktu dan kualitas yang diminta.
  • Menentukan kuantitas persediaan yang harus disimpan untuk berjaga-jaga.

Setelah mengetahui berbagai tujuan dari manajemen persediaan, berikut ini merupakan fungsi manajemen persediaan bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu:

  • Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman.
  • Menghilangkan resiko jika material tidak baik sehingga harus dikembalikan.
  • Menghilangkan resiko kenaikan harga barang / inflasi.
  • Menghilangkan resiko kesulitan bahan yang tidak tersedia dipasaran (bahan musiman).
  • Mendapatkan keuntungan dari potongan kuantitas.
  • Memberikan pelayanan kepada langganan.

 

Jenis Manajemen Persediaan 

Persediaan memiliki banyak jenis yang dapat disesuikan dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Yang akan kita dibahas disini manajemen persedian berdasarkan fungsinya dan persediaan berdasarkan jenis atau posisi barang dalam urutan pengerjaan produk.

Manajemen persediaan berdasarkan fungsinya, dikelompokkan menjadi 4 Jenis, yaitu:

  • Batch Stock / Lot Size Inventory, Persediaan diadakan dalam jumlah besar yang dibutuhkan pada saat tertentu.
  • Fluctuation Stock, Jumlah persediaan disesuaikan dengan jumlah permintaan yang sifatnya berfluktuasi dan tidak beraturan (jumlah persediaan tidak tetap dalam satu periode).
  • Anticipation Stock, Persediaan diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman satu tahun. Selain itu untuk menjaga kemungkinan sulitnya perolehan bahan baku.
  • Pipeline Inventory, Persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal barang dipergunakan.

Manajemen persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk, dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu: 

  • Bahan Baku (Raw Material Stock), Meliputi semua bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk.
  • Bagian Produk / Parts yang Dibeli (Purchased Parts / Component Stock), yaitu Barang -- Barang yang terdiri dari parts yang dipesan dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung di assembling dengan parts Lain, tanpa melalui proses produksi.
  • Bahan Pembantu / Barang Perlengkapan (Supllies Stock), yaitu Bahan yang diperlukan / digunakan dalam proses produksi agar berhasil dengan baik, Contoh : Minyak pelumas yang digunakan untuk memperlancar jalannya mesin produksi.
  • Barang Setengah Jadi / Barang Dalam Proses (Work In Process / Process Stock), yaitu barang atau produk yang digunakan sebagai bahan baku yang diolah kemudian untuk menghasilkan produk dan jasa lainnya.
  • Barang Jadi (Finished Goods Stock), yaitu barang atau produk akhir yang langsung dikonsumsi oleh pengguna akhir dan bukan dipergunakan untuk produksi barang lain.

 

Biaya Manajemen Persediaan 

Dari adanya sebuah kegiatan maka dapat dipastikan akan muncul sejumlah biaya, hal ini juga terjadi pada manjemen persediaan, berikut biaya yang muncul dari manajemen persediaan, yaitu:

  • Biaya Pemesanan (Ordering Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan. Biaya pemesanan barang atau bahan, sejak dari penyimpanan hingga sampai ke tahap distribusi atau produksi. Biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya vendor, biaya transportasi, biaya bongkar muat dan juga biaya pemeriksaan.
  • Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost), disebut juga sebagai biaya untuk mengadakan persediaan (Stock Holding Cost), biaya ini berhubungan dengan tingkat rata-rata persediaan yang selalu ada digudang, sehingga besarnya bervariasi tergantung jumlah barang digudang.
  • Biaya kekurangan persediaan (Out Of Stock Cost), yaitu biaya tambahan yang dikeluarkan. Biaya ini sebenarnya sulit untuk dianalisis karena sangat bergantung pada situasi. Biaya ini timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang langganan meminta atau memesan suatu barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.
  • Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity Associated Cost), yaitu biaya-biaya yang terdiri dari biaya kerja lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya pengangguran.

 

Metode Manajemen Persediaan 

Terdapat empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen persediaan, yaitu Economic Order Quantity (EQC), periodic review, material requirement planning dan just in time. Namun, yang akan kita bahas disini, yaitu metode Economic Order Quantity (EQC).

Metode Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ adalah jumlah pemesanan paling ekonomis. Maksudnya jumlah pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan adalah sesuai dengan pesanan yang diterima. Jadi dapat meminimumkan jumlah pemeliharaan barang dan biaya pemesanannya. Terdapat asumsi yang digunakan pada metode Economic Order Quantity (EOQ), yaitu:

  • Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam.
  • Kebutuhan / permintaan barang diketahui dan konstan.
  • Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diketahui dan konstan.
  • Barang yang dipesan, harus diterima dalam satu batch.
  • Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli (Tidak ada Potongan Kuantitas).
  • Waktu tenggang (Lead Time) di ketahui dan konstan.

Rumus Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Heizer dan Render (2011:323) dalam bukunya menyimpulkan bahwa untuk menghitung EOQ (economic order quantity), perlu menghitung biaya pesan dan biaya simpan per satu bahan baku terlebih dahulu dengan rumus:

  • Rumus Biaya Pemesanan

      Total biaya pesan Frekuensi pemesanan

  • Rumus Biaya Penyimpanan

      Total biaya simpan Total kebutuhan bahan baku

Sedangkan rumus Economic Order Quantity (EOQ), yaitu:

= 2 SD

           PI

Keterangan:

EOQ: kuantitas pembelian optimal.

D: penggunaan bahan baku pertahun.

S: biaya pemesanan.

P: harga beli per unit

I: biaya penyimpanan per-unit.

Sumber:

https://aksaragama.com/manajemen/manajemen-persediaan/

https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-tentang-manajemen-persediaan-untuk-kepentingan-bisnis-anda/

https://www.kompasiana.com/azzamramadhan/603089518ede48014a7cbd82/apa-itu-manajemen-persediaan

https://gurubelajarku.com/eoq-economic-order-quantity/

https://core.ac.uk/download/pdf/16508475.pdf

https://sarjanaekonomi.co.id/manajemen-persediaan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun