Mohon tunggu...
Divya Anggia
Divya Anggia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo!! Namaku Divya Anggia Nur Zahra, kerap dipanggil Vya. Lahir di Garut, 20 Juli 2003. Tumbuh dan besar di keluarga yang berpersonilkan perempuan semuanya, berduakan kakak perempuan, dan satu mama paling cantik sedunia. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Institut Pendidikan Indonesia, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku adalah seorang ambivert yang ceria sekali, tapi butuh ruang untuk sendiri, iyaaa!! Walau orang lain mengenalku sebagai manusia ramah yang tidak bisa diam sama sekali. Hobiku menulis, membaca, dan memasak. Tiga hal yang selalu membuat hatiku riang, tiga hal yang selalu mengisi kekosongan dan tiga hal yang setia menamani bahkan ketika semesta dan seisinya meninggalkanku sendirian. Jika ingin mengenal lebih dalam tentangku, aku aktif menulis resep di cookpad dengan nama akun ‘Vya Anggia’ juga bisa kunjungi profilku diinstagram dengan nama akun ‘vyaanggia’.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pernahkah Memaafkan Diri Sendiri?

14 Januari 2025   07:34 Diperbarui: 14 Januari 2025   07:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://st3.depositphotos.com/1001248/13088/v/1600/depositphotos_130883182-stock-illustration-power-of-forgiveness.jpg

 Dari sini, kita bisa tahu bahwa ternyata kadang kita bisa lebih mementingkan orang lain daripada diri kita sendiri, padahal memaafkan diri sendiri itu sama pentingnya. Sebab ada berbagai macam dampak yang kita dapat dan tidak kita sadari hanya dari hal yang kita anggap sederhana; yaitu memaafkan diri sendiri.

 

 Memaafkan diri itu perlu sebab dengan memaafkan diri kita sendiri itu berarti kita telah berupaya untuk menerima. Menerima memudahkan untuk melepaskan apapun yang telah terjadi, tidak terikat dengan rasa bersalah, tidak membuat kita merasa tidak layak, tapi kita menerima bahwa beginilah realitanya. Menyadari hal seperti ini akan membuat kita terhindar dari sikap menyalahkan diri.

 

 Astrid Savitri dalam bukunya A Handbook For Self Forgiveness mengatakan bahwa memaafkan diri sendiri bukan sekedar mengucapkan kata-kata "aku memaafkan diriku sendiri", melainkan berupaya menggantikan kemarahan, dendam dan kepahitan dalam diri dengan belas kasih, kebaikan, dan kasih sayang.  

 Maka dari itu mari kita maafkan diri kita sendiri, mari kita sadari bahwa memaafkan diri sendiri itu perlu, mari maafkan diri kita dengan menerima segala halnya, berupaya untuk tidak lagi menyalahkan diri dan belajar menggantikan semua itu dengan belas kasih, kebaikan dan kasih sayang. Dengan ini, kita telah berupaya untuk mencintai diri kita sendiri.

 

 Tidak apa-apa untuk bersalah, melakukan kesalahan adalah manusiawi. Berbuat salah adalah bukti bahwa kita hidup dan berkembang. Tapi berkutat disana, hanya akan menjeda kehidupan kita, terjebak dalam emosi-emosi yang tidak berakhiran hanya akan menyakiti diri kita. Maka maafkanlah, dan mari hidup lebih baik selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun