Mohon tunggu...
Sri Devi
Sri Devi Mohon Tunggu... Freelancer - Tenaga Fasilitator

Welcome to My Dream Love and Hope 📖 Paper of Heart (don't forget follow my instagram @d.i_vvv)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiada Hari Tanpa-Mu

29 Januari 2019   15:50 Diperbarui: 29 Januari 2019   18:31 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau ajariku berjalan

Membimbingku perlahan 

Hingga tercapai segala yang ku cita-citakan

"Lagu yang indah" ucapku, sebelumnya perkenalkan namaku Sri Devi biasa dipanggil "Devi" kalau dikampus ataupun diluar, namun tidak berlaku di rumah keluarga biasa memanggil "Ira" sebagai nama kecilku. 

Aku terlahir dari keluarga sederhana dengan kedua orang tua yang teramat aku sayangi serta tiga saudara yang kumiliki. Sejak kecil aku terbiasa dengan segala hal lika-liku kehidupan, semua memori terekam jelas dalam ingatanku permasalahan, kebahagiaan, kesedihan telah aku lalui dengan suka duka maupun suka cita.  

Saat ini aku berada di sebuah ruangan sederhana yang beberapa tahun belakangan ini aku tempati bersama sahabat yang teramat aku sayangi, ya mereka adalah bagian dari keluargaku segala hal kita lalui bersama selama beberapa tahun belakangan ini. 

Berjuang ditempat yang teramat asing bagiku untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat ini merupakan citaku sejak kecil dengan niat setulus hati untuk merangkai segala mimpi dengan harapan kelak akan tercapai.

Alunan musik yang mengalun saat ini dengan lirik sederhana namun penuh makna seakan memutar memori ingatanku akan seseorang yang teramat aku sayangi serta menjadi pemeran utama dalam kehidupanku. Sosok perempuan tangguh bertubuh mungil seseorang yang aku sebut "Ibu". Mandiri tanpa bergantung kepada siapapun berjuang dengan kemampuan yang dimiliki adalah hal yang selalu dia tanamkan kepadaku sejak kecil. 

Kata-kata semangat yang selalu dia ucapkan kepadaku bagai mantra yang kembali akan selalu aku ingat sebagai alarm pengingat dikalah aku berada pada titik paling bawah akan kejenuhan hidup. Mungkin sebagian dari kalian pernah merasakan berada pada titik paling bawah dalam kehidupan dimana hanya air mata yang menemani luka. 

Saat itu terjadi, alarm pengingatku selalu berbunyi seakan tau apa yang kubutuhkan saat itu yaitu semangat. Kata-kata yang selalu dia ucapkan serta segala perjuangannya selama ini kembali memenuhi pikiranku yang sesaat hanya terisi luka. Segala penyemangat yang dia berikan kepadaku dikala berjuang dalam menggapai impianku hingga saat ini. 

Salah satunya pada saat aku berada ditingkat sekolah menengah atas dimana titik dimulainya perjuangan akan penggapaian citaku, dengan segala kemampuan aku berjuang mempelari segalanya untuk mendapatkan prestasi disekolah, saat itu aku tau bahwa perjalanan yang akan aku lalui amatlah panjang terkadang terbesit rasa iri dalam diriku melihat seseorang yang dengan mudah mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa harus berjuang keras tapi aku sadar bahwa inilah kehidupan dimana didalamnya penuh dengan misteri yang tidak dapat kita tebak dan tidak bisa kita tentukan sendirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun