Mohon tunggu...
Sri Devi
Sri Devi Mohon Tunggu... Freelancer - Tenaga Fasilitator

Welcome to My Dream Love and Hope 📖 Paper of Heart (don't forget follow my instagram @d.i_vvv)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sadar atau Tenggelam? Urgensi Rekonstruksi Drainase Perkotaan

14 Agustus 2018   14:01 Diperbarui: 28 Agustus 2018   08:07 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan daerah perkotaan yang semakin berkembang (Foto: dokpri)

Zaman yang semakin maju dimana semua orang saling bersaing satu sama lain memberikan yang terbaik. Hal ini berdampak pula pada pembangunan yang tidak  terkontrol. Pembangunan sarana prasaran berupa gedung, jalanan, perumahan dan lainnya pada daerah perkotaan yang meningkat secara cepat berdampak pada ketidakseimbangan lingkungan dikarenakan semakin sempitnya lahan kosong pada permukaan bumi. 

Tanah yang seharusnya dijadikan sebagai resapan atau pori-pori air sekarang mulai tertutupi dengan bangunan yang mengeras pada permukaan bumi. Kondisi seperti saat inilah yang menimbulkan bencana alam yang sangat sering melanda kehidupan kita. 

Banjir yang disebabkan oleh ketidakseimbangan lingkungan dengan berbagai macam faktor salah satunya sistem drainase yang tidak berfungsi seperti selayaknya pencegahan akan banjir, namun hal ini tidak tampak pada daerah perkotaan yang begitu banyak pembangunan tanpa menyeimbangkan lingkungan sekitar khususnya sistem drainase yang begitu penting bagi keberlangsungan sanitasi lingkungan. 

Dibutuhkan kesadaraan serta pentingnya rekonstruksi drainase pada daerah perkotaan sebagai keberlangsungan kehidupan yang nyaman di masa akan datang.

Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. 

Drainase merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam upaya pengendalian banjir yang disebabkan tidak seimbangnya massa air yang menyerapan dengan lahan resapannya, lahan resapan air yang semakin menyepit dikarenakan permukaan bumi semakin banyak ditutupi oleh bangunan yang berasal dari  pembangunan tak terkontrol sehingga terancamnya keseimbangan lingkungan.

Indonesia sebagai negara berkembang merupakan salah satu negara yang cukup luar biasa dalam melakukan pembangunan yang semakin hari semakin meningkat dalam http://concreteshowseasia.com menyebutkan bahwa Potensi industri konstruksi luar biasa. Lihat saja dari size market konstruksi di Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Yusid Toyib, M.Eng. Sc, mencapai sekitar Rp1.000 triliun per tahun. "Terhitung tahun 2014 -- 2019 pasar konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.000 triliun," jelasnya di sela konferensi pers Concrete Show South East Asia (SEA) 2015 di Jakarta. 

Hal ini sama seperti tingkat konstruksi bangunan gedung pada Propinsi Jambi dengan nilai Konstruksi menurut bidang yang diselesaikan dalam satuan Juta Rupiah pada tahun 2007 sebesar 391.433, tahun  2009 nilai konstruksi meningkat sebesar 245.765, hal serupa pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dimana nilai konstruksinya sebesar  657.345, 732.015, 822.441, 882.771. Pembangunan perkotaan yang semakin hari semakin meningkat dan tidak terkontrol menyebabkan keseimbangan lingkungan terancam.

Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. 

Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. 

Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa drainase merupakan suatu sistem yang sangat penting bagi terciptanya sanitasi lingkungan. Sistem yang baik pada drainase menjadi perisai bagi suatu kawasan agar terhindar dari bencana yang ditimbulkan akibat dari ketidakfungsionalnya sistem tersebut.

Sistem drainase yang baik sangat fundamental akan terciptanya sanitasi berkelanjutan, pentingnya sistem drainase pada suatu kawasan terutama daerah perkotaan dimana bangunan memenuhi hampir semua ruang yang ada sehingga semakin sempitnya lahan peresapan air, hal ini menimbulkan ketidakseimbangan akan lingkungan sehingga dapat menimbulkan bencana yang sangat sering dan sebetulnya jika dipikirkan tidak akan terjadi pada daerah perkotaan  yaitu banjir. 

Suatu fenomena yang sangat sering kita temui pada daerah perkotaan ini boleh saja kita simpulkan bahwa terjadi kegagalan pada sistem drainase yang telah ada sebelumnya, kegagalan ini menjadi suatu  catatan bagi semua pihak yang terlibat dalam lingkungan tersebut, dimana harus ada tindakan secepat mungkin  dalam penyelesaian masalah yang terjadi.

Melihat kondisi lingkungan yang semakin hari semakin tidak stabil sebagai contoh dalam jambipos-online menyebutkan "Hujan deras yang mengguyur Kota Jambi Rabu (26/4/2017) sore mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Jambi dikepung banjir. Banjir tampak di wilayah Kotabaru. "Negeri 1000 parit. Banjir lagi di RT 8 Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kotabaru Jambi akibat draenase dan box culver tidak berfungsi." 

Dari pemberitaan diatas dapat di simpulkan bahwa banjir merupakan salah satu akibat yang di timbulkan atas ketidakseimbangan lingkungan terutama pada sistem drainase yang tidak berfungsi secara maksimal, massa air yang banyak akibat curah hujan yang tinggi tidak didukung dengan lahan serapan yang sempit akibat pembangunan ditambah dengan instrumen pendukung yaitu sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik, dalam hal ini  pentingnya sistem drainase dalam pengendalian bencana banjir.

Pentingnya suatu sistem drainase yang baik berbanding terbalik dengan kondisi yang sesungguhnya pada sistem tersebut, sistem drainase saat ini banyak yang tidak bekerja secara optimal menjadi sebuah penyebab terjadinya akan bencana tersebut, berkurangnya fungsi drainase dikarenakan kurang kesadaran masyarakat terhadap instrumen tersebut serta akan pentingnya bagi keberlangsungan sanitasi lingkungan sehingga tidak dirawatnya drainase dari sampah dan sedimen secara baik. 

Dalam hal ini butuhnya pembenahan atau rekonstruksi akan sistem tersebut agar kembali pada fungsi yang sebenarnya dalam meningkatkan upaya keseimbangan lingkungan agar terciptanya suatu sanitasi yang berkelanjutan.

Rekonstruksi akan sistem drainase telah berhasil dicontohkan oleh negara Thailand, dimana Bangkok merupakan negara yang berada pada wilayah yang berdataran rendah Sungai Chao Phraya dengan iklim monsoon, hal ini membuat negara tersebut menjadi rawan akan banjir namun tidak seimbang dengan sistem drainase yang sangat buruk pada saat itu, melihat kondisi tersebut pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan yaitu Lima kebijakan Raja diantaranya pemeliharaan saluran drainase, upaya pemeliharaan yang terpadu berupa pemeliharaan drainase, penanganan akan sampah, dan air kotor serta memaksimalkan faktor pendukung pemeliharaan sistem drainase yaitu manajemen sumber daya manusia yang baik (SIB, 2/11/2007).

Rekonstruksi suatu sistem drainase harus didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya sistem tersebut dalam pencegahan akan terjadinya bencana banjir yang menjadi salah satu dampak terhadap kurang fungsionalnya instrumen tersebut dalam menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan untuk menciptakan sanitasi berkelanjutan.

Dalam sebuah wawancara yang saya lakukan terhadap saudari Putri Acebeli dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi perwakilan Indonesia sebagai Global Volunteer AIESEC di Thailand mengatakan bahwa "Kesadaran masyarakat Thailand akan pentingnya kebersihan lingkungan sangat tinggi hal ini terlihat pada kebersihan Sungai Chao Phraya yaitu sungai yang terpanjang di negara Thailand, dimana sungai ini menjadi jantung kota bangkok serta menjadi instrumen utama sistem drainase perkotaan. 

Kesadaran akan pentingnya kerbersihan lingkungan tersebut terlihat dari bersihnya sungai tersebut dari sampah karena perilaku masyarakat yang sangat mencintai kebersihan akan lingkungan dengan tidak membuang sampai di sungai tersebut." 

Dari pengamatan di atas terlihat bahwa kesadaran masyarakat Thailand akan pentingnya menciptakan kebersihan lingkungan terutama pada sistem drainase yang menjadi instrumen bagi sanitasi lingkungan akan berdampak pada terwujudnya apa yang telah dicita-citakan yaitu sanitasi berkelanjutan, hal ini dapat di terapkan juga bagi perkotaan negara Indonesia salah satunya Propinsi Jambi yang memiliki kesamaan dengan bangkok dimana menjadikan sungai sebagai salah satu instrumen drainase alami.

foto sungai batang hari jambi (foto: dokpri)
foto sungai batang hari jambi (foto: dokpri)
foto sungai batang hari jambi (foto: dokpri)
foto sungai batang hari jambi (foto: dokpri)
Drainase sebagai salah satu instrumen penting bagi terciptanya sanitasi lingkungan berkelanjutan, besarnya peran tersebut membuat sistem drainase sangat perlu diperhatikan melihat perkembangannya saat ini yang begitu memprihatinkan terutama pada daerah perkotaan yang begitu pesat pertumbuhan konstruksi sehingga menyebabkan berkurangnya lahan serapan akan massa air yang berada di permukaan tanah akibat curah hujan oleh karena itu dibutuhkan rekonstruksi akan hal tersebut. 

Rekonstruksi sistem drainase dapat terwujud dari kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya serta dilakukan pemeliharaan instrumen sanitasi lingkungan tersebut sehingga terciptanya kota yang bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun