"Turning point" atau titik balik seringkali disambungkan dengan kehidupan seseorang. Orang-orang banyak menganggap bahwa ada waktu yang akan memutar balik hidupnya. Namun, "Turning point" merupakan hal yang dapat diciptakan dan tidak harus menunggu situasi dimana "turning point" tersebut muncul secara ajaib.Â
Kolese Kanisius merupakan sebuah tempat yang menciptakan banyak pemimpin-pemimpin yang membuat "turning point" mereka sendiri sehingga kesuksesan dalam hidup lebih mudah diraih. Namun, menciptakan "turning point" tersebut bukanlah hal yang mudah karena perlunya mindset yang berubah dengan arah menuju kebaikan.Â
Setiap orang yang ingin menciptakan "turning point"-nya perlu memiliki kemauan untuk ditempa baik oleh para pengajar dan teman maupun lingkungan, serta kegiatan-kegiatan yang sering diselenggarakan oleh Kolese Kanisius. Tentu periode ditempa tersebut tidak berisi hal-hal yang mudah, melainkan banyak hal yang sulit.
Salah satu kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi para murid kelas 10, yaitu Ignatian Leadership Training (ILT) merupakan salah satu contoh periode waktu yang sulit. Dalam ILT, tingkat kerja sama yang tinggi, kegigihan yang tinggi, semangat yang membara, dan aspek kepemimpinan lainnya diuji dan ditempa oleh para panitia ILT.Â
Tentu ILT bukanlah sebuah kegiatan yang penuh lemah lembut, tetapi berisi tantangan-tantangan keras seperti mengerjakan karangan yang sangat banyak dalam waktu singkat, bekerja sama dengan kelompok dalam melewati pos-pos berisi kegiatan yang melatih kepemimpinan, menjaga simbol angkatan (bendera angkatan) yang tentunya akan berusaha direbut oleh panitia untuk melatih kekompakan angkatan, dan lain-lain. Tentu tidak semua kanisian kelas 10 merasakan hal yang sama terhadap ILT karena mindset yang berbeda-beda.Â
Namun, bagi yang menjalankan dengan serius, ILT menjadi sebuah periode yang mengingatkan para kanisian mengenai tantangan-tantangan hidup di masa depan terutama selama bersekolah di Kolese Kanisius. Bagi saya, ILT membuka mata saya mengenai berbagai tantangan yang nanti akan saya hadapi di Kolese Kanisius seperti tugas yang bertubi-tubi, manajemen waktu karena banyaknya kegiatan sekolah, dan juga tantangan akademis yang membutuhkan semangat belajar.Â
Kegiatan terbesar Kolese Kanisius yang biasa diselenggarakan sekali tiap tahunnya, yaitu Canisius College Cup (CC Cup) yang merupakan sebuah perlombaan tingkat sekolah. CC Cup sendiri dikatakan kegiatan terbesar Kolese Kanisius karena diikuti oleh lebih dari 200 sekolah yang masing-masing mengirim pesertanya ke berbagai cabang perlombaan.Â
Perlombaan yang disediakan juga tidak sedikit, mulai dari perlombaan olahraga seperti basket sampai cabang seni seperti modern dance juga ikut dilombakan di CC Cup. CC Cup juga membutuhkan pendanaan yang besar sehingga sponsor perusahaan yang didapat pun tidak sedikit.Â
Sebagai panitia CC Cup, persiapan acara tersebut memerlukan waktu yang lama dan juga kerja sama yang tinggi oleh setiap panitia terutama koordinator. Persiapan CC Cup meliputi banyak hal mulai dari pencarian sponsor, membuat tema, dekorasi, desain baju panitia, merchandising, dan masih banyak lagi. Selain persiapan CC Cup, pelaksanaan CC Cup sendiri membutuhkan pemikiran yang kritis dari setiap panitia.Â
Terkadang banyak sekali masalah-masalah mendadak yang muncul dan perlu problem solving yang baik untuk menyelesaikannya sehingga setiap panitia juga dituntut untuk mampu berpikir kritis dan juga bekerja sama dalam menyelesaikan masalah-masalah mendadak tersebut.Â
Selain problem solving, para panitia yang merupakan seluruh kanisian juga harus memiliki sikap inisiatif dan inovatif supaya para  pengunjung dan peserta dapat menikmati acara CC Cup dengan nyaman. CC Cup bukanlah sebuah acara yang bisa selalu diselenggarakan menggunakan formula yang sama, melainkan kreativitas dan inovasi setiap tahunnya supaya CC Cup dapat mempertahankan keunikannya sebagai sebuah acara perlombaan.Â