Aku melihat wajah Mama yang panik, dan Papa dengan fokus mengendarai mobil dengan cukup kencang. "Ada apa sih, Ma?" tanyaku yang masih bingung karena tak mendapat jawaban dari Papa.
"Kita mau ke rumah sakit, Kakek jatuh." Ucap Mamaku sambil menahan nangis. Aku pun terkejut mendengar penyataan Mama. Dan tak lama kemudian, aku menangis juga.Â
Sepanjang perjalanan aku berdoa agar Allah menyelamatkan kakekku, dan berdoa agar kami selamat sampai tujuan. Aku berharap-harap cemas dan tak bisa berhenti memikirkan kakek, orang yang sangat kusayangi.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung berlari ke Unit Gawat Darurat dan langsung mencari kakekku dengan bertanya ke setiap suster dan dokter yang ada disitu. Seorang suster menemuiku "Dik, kakekmu ada di ruangan paling pojok sebelah kanan, kamu tinggal lurus saja lalu belok kanan" tanpa berpikir macam-macam lagi aku langsung berlari ke ruangan tempat kakek dirawat.
Kulihat kakek berbaring, dengan selang oksigen di hidungnya dan bercak darah di bajunya. Aku menangis dan syok melihat kondisi kakek. Kakekku masih bisa tersenyum kepadaku, sambil berkata "Sudah jangan menangis, nanti cantiknya berkurang loh, sudah tenang saja kakek tidak apa-apa."Â
Mendengar ucapan Kakek yang masih bisa menghiburku walaupun sedang dalam kondisi yang seperti itu membuatku sadar bahwa aku pun harus kuat, aku harus bisa menghibur kakek dan aku tak boleh bersedih seperti ini.
Pamanku bilang, pagi itu setelah mendapat telepon dariku, Kakek dan Nenek segera pergi ke supermarket untuk belanja bahan-bahan makanan dan juga cemilan untuk anak cucunya. Namun ketika sudah cukup lama berjalan, Kakek tiba-tiba pusing lalu terjatuh. Nenek yang sedang mendorong troli pun kagetdan segera membangunkan kakek.Â
Lalu, Kakek dibawa ke rumah sakit oleh seseorang baik hati yang mau menolong untuk mengendarai mobil karena Nenek tak bisa mengendarai mobil. Orang tersebut lalu menelpon ambulans dan Nenek segera pindah ke ambulans untuk menemani Kakek. Dan saat itulah Nenek menelpon Pamanku bahwa Kakek terjatuh, lalu pamanku menelpon Papaku.
Aku termenung di sudut ruangan, sambil menemani Nenek yang tertidur karena mungkin kelelahan. Kuperhatikan wajah Nenek dan Kakek, dan ketika itu pula batinku terhenyuh melihat mereka yang selalu mencintai satu sama lain sejak mereka masih remaja hingga sekarang sudah lanjut usia. Aku ingat, bulan ini adalah peringatan ke-50 tahun ulang tahun pernikahan mereka.
Keluargaku yang lainnya pun sama seppertiku, masih terkejut dan juga hanya bisa berharap dan berdoa bahwa Kakek akan baik-baik saja dan sehat kembali seperti semula.Â
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya hasil pemeriksaan dokter pun keluar. Ternyata Kakek mengalami pendarahan otak karena kepalanya terbentur saat jatuh. Dan kemungkinan Kakek akan dioperasi besok atau lusa, melihat kondisinya.