Mohon tunggu...
Diva verani
Diva verani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Sebagai seorang yang tertarik pada psikologi, saya tertarik oleh cara manusia berpikir, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Saya suka mengamati perilaku sehari-hari serta mengeksplorasi kepribadian seseorang maupun cara orang bersosialisasi satu dengan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kecanduan Media Sosial: Awas Tanda-tanda ini!

13 September 2024   15:11 Diperbarui: 13 September 2024   15:15 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi

Di era digital ini, ponsel dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tapi, pernahkah kamu merasa sulit lepas dari ponsel, bahkan saat sedang berkumpul dengan teman? Atau merasa cemas jika sehari saja tidak membuka media sosial? Jika iya, kamu tidak sendirian!

Kecanduan media sosial adalah fenomena yang semakin banyak dialami oleh orang-orang di seluruh dunia. Mari kita pahami lebih dalam apa itu kecanduan media sosial dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental kita.

Apa Itu Kecanduan Media Sosial?

Kecanduan media sosial bisa didefinisikan sebagai kebiasaan menggunakan platform seperti Instagram, Twitter, atau TikTok secara berlebihan, sampai mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang lebih sering berinteraksi secara virtual daripada di dunia nyata, hal ini bisa mempengaruhi pekerjaan, hubungan, bahkan kesehatan mental.

Kecanduan ini memiliki banyak kesamaan dengan kecanduan zat seperti NAPZA, terutama dalam pola perilakunya. Berikut adalah beberapa ciri kecanduan media sosial yang perlu kamu ketahui:

1. Salience: Selalu Terpikirkan Ponsel? 

Salience adalah kondisi di mana sebuah aktivitas menjadi sangat penting dan mendominasi hidup seseorang. Contohnya, seseorang yang kecanduan media sosial akan terus memikirkan ponselnya sepanjang waktu. Mereka mungkin tidak bisa fokus pada kegiatan lain karena selalu ingin memeriksa notifikasi atau scroll timeline. Saat ponsel rusak, mereka mungkin segera membeli yang baru karena merasa tidak bisa hidup tanpa internet. Kedengarannya familiar?

2. Tolerance: Semakin Lama, Semakin Banyak! 

Coba perhatikan, apakah kamu merasa waktu yang dihabiskan di media sosial semakin lama? Ini adalah tanda bahwa kamu membangun toleransi terhadap media sosial. Pada awalnya, mungkin kamu hanya membuka Instagram atau TikTok beberapa kali sehari. Tapi lama-lama, bisa jadi kamu menghabiskan berjam-jam hanya untuk scroll tanpa henti. Sama seperti kecanduan lainnya, semakin lama, semakin banyak waktu yang diperlukan untuk merasakan "kesenangan" yang sama.

3. Mood Modification: Pelarian dari Kebosanan? 

Ketika merasa bosan, sedih, atau cemas, apakah kamu langsung membuka media sosial? Ini adalah tanda modifikasi suasana hati, di mana kita menggunakan media sosial sebagai pelarian dari emosi negatif. "Likes" dan komentar positif bisa membuat kita merasa lebih baik, meski hanya sementara. Tapi jika kita terlalu sering mengandalkan media sosial untuk memperbaiki mood, kita bisa kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih mendalam di dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun