Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Apa Ibuku

6 Agustus 2023   11:28 Diperbarui: 6 Agustus 2023   11:32 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Diva Plavalaguna

Tidak lama kemudian, Ibu pun pulang dari pertemuan. Aku pun bilang kalau saudara Ibu datang kesini dan Ibu lalu pergi menghampiri mereka. Ibu menceritakan kembali secara detail kejadiannya. Dari raut wajah saudara Ibu, jelas sekali mereka tidak terima kalau Ibu diperlakukan seperti itu.
***
Hari Senin pun tiba, sekarang waktunya aku dan keluargaku melapir ke Kantor Desa terlebih dahulu untuk didudukkan permasalahannya. Karena tak begitu ditanggapi oleh Kepala Kantor Desa, kami pun memutuskan untuk lapor polisi. Alhamdulillah, pihak polisi pun memanggil Bu Ani dan suaminya untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Beberapa menit kemudian, Bu Ani dimintai keterangan polisi dan ternyata benar dia mengakui kesalahannya dan minta maaf kepada Ibu. Sekarang, polisi memberinya dua pilihan, pergi dari kampung ini atau di penjara. Akhirnya dia memilih pergi dari kampung ini secepatnya. Aku lega mendengar perkataan polisi. Setidaknya Ibu jadi aman jika pergi ke sekolah tanpa was-was lagi. Setelah mereka pergi dari kantor polisi, keluargaku pun berbicara.
"Alhamdulillah Mbak Silva, polisi sudah menegakkan keadilan!" ucap Tante Siti kepada Ibu.
"Iya, syukurlah Mbak Silva, dia akhirnya pergi dari kampung ini!" ucap Tante Ilna kepada Ibu.
"Yana senang dengarnya, Tante Silva. Akhirnya dia pergi jauh dari sini!" ucap Kak Yana kepada Ibu.
"Alhamdulillah, terimakasih semuanya, terimakasih juga Pak Polisi!" ucap Ibu kepada kami semua.
"Iya sama-sama!" ucap kami nyaris serempak.

Aku dan keluargaku pun pulang dengan perasaan lega. Ada pelajaran yang harus diambil dari kejadian ini. Kita harus menjaga sikap dan perbuatan kita dimanapun berada, jika tidak, maka terima konsekuensinya. Jika dia bicara baik-baik waktu itu, pasti tidak akan seperti ini jadinya.
~END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun