Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Misteri Guling

3 Agustus 2023   10:51 Diperbarui: 3 Agustus 2023   15:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinginnya malam membuatku terbangun dari lelapnya tidurku. Kulihat jarum jam menunjukkan angka 1 dini hari. Dinginnya malam menusuk kulitku ketika aku membuka selimutku. Entah kenapa malam ini aku terbangun jam segini. Rasanya ada hal yang menggerakku untuk bangun dari tidurku.

Aku haus dan bangkit dari tempat tidurku menuju pintu kamarku untuk mengambil air minum di ruang makan. Hawanya terasa sejuk dan terasa aneh. Rasanya ada yang mengikutiku dari belakang. Setelahku lihat ke belakang tidak ada siapa-siapa. Mungkin hanya firasatku saja karena bangun tengah malam.

Orangtuaku dan adikku saat itu masih terbuai dalam mimpinya. Anehnya tiba-tiba aku mendengar langkah kaki seseorang menuju ruang makan. Ternyata itu adalah adikku, membuatku terkejut akan kehadirannya disebelahku.

"Dek, kamu ngapain kesini?" tanyaku kepada adikku.

"Lah Kakak sendiri ngapain kesini?" tanya adikku kepadaku.

"Loh kok nanya balik. Kakak haus, pengen minum, jadi Kakak ngambil minum kesini. Kalau Adek sendiri ngapain kesini?" tanyaku kepada adikku

"Aku laper Kak, pengen makan roti. Tadi aku belum makan, ketiduran. Kebangun karena laper. Tuh, perutku bunyi!" ucap adikku kepadaku.

"Ya sudah, Kakak temankan kamu disini. Kakak juga pengen makan roti!" ucapku kepada adikku.

"Terimakasih kakakku yang baik!" ucap adikku seraya tersenyum sumringah kepadaku.

"Sama-sama, Dek. Hmmm... ada maunya!" ucapku kepada adikku.

Aku pun kembali ke kamarku setelah makan roti, begitupun adikku. Tapi, anehnya aku tetap merasa ada yang mengikutiku dari sejak bangun tadi. Aku pun merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku. 

Anehnya, gulingku bergerak dan semakin lama gerakannya semakin kencang. Rasa takutku membuncah di dadaku. Tapi aku berusaha menepis rasa takutku. Aku mendengar sesuatu dari gulingku.

"Cepat kamu kembalikan guling ini ke tempatnya atau kamu akan kehilangan keluargamu. Hihihihi...!" ucap suara gulingku yang bergerak sendiri itu.

"Hai, siapa kamu? Beraninya kamu mengancamku. Ini gulingku yang kudapat saat di kuburan karena bentuknya unik!" ucapku kepada suara yang berasal dari gulingku.

"Guling itu milikku. Kembalikan ke kuburan itu sebelum matahari terbenam besok. Jika terlambat, kamu tau sendiri konsekuensinya!" ucap suara yang berasal dari gulingku itu.

"Kita lihat saja besok!" ucapku singkat kepada suara gulingku.

Aku pun mencoba mengatur nafasku agar tidak takut dan mencoba untuk terlelap kembali. Aku mengangkat kembali selimutku dan mencoba memejamkan mata. Sekitar 30 menit, baru aku bisa terlelap.

***

Keesokan harinya aku bangun seperti biasanya, tapi ketika aku bangun ada sosok hitam disebelahku, dia berambut panjang dan matanya melotot ke arahku. Aku yang ketakutan langsung berteriak memanggil orangtuaku dan adikku.

"Mama, Papa, Adek, tolong Safira. Ada hantu di kamarku!" teriakku ketakutan kepada orangtuaku dan adikku.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Mama dengan nada cemas.

"A-aku melihat hantu Ma disebelahku!" ucapku dengan nada takut seraya memeluk Mama.

"Kak, kamu takut hantu ya!" ledek adikku yang berdiri disebelahku.

"Dia ada disebelahku, Dek. Aku takut, kalau kamu jadi aku, pasti bakalan takut juga!" ucapku kepada adikku.

"Safira coba kamu ceritakan gimana kejadiannya. Papa lihat kamu cemas dan ketakutan!" ucap Papa yang menatap kearahku.

Aku pun menarik nafas perlahan sebelum menceritakan kejadian sebenarnya. Setelah itu, baru aku menceritakan semuanya secara detail tentang kejadian tadi malam hingga sosok yang kutemui barusan. Orangtuaku dan adikku shock mendengar ceritaku, seakan aku mengada-ngada tentang kejadian itu. Aku mencoba meyakinkan mereka, cuma Mama yang mulai percaya dengan ceritaku.

"Nak, Mama pikir guling yang kamu ambil itu ada penunggunya. Coba kamu kembalikan, Nak!" ucap Mama kepadaku.

"Iya, Ma. Setelah kupikir-pikir aku akan mengembalikan guling itu setelah ini. Kamu temankan Kakak, ya Dek!" ucapku kepada Mama dan adikku.

"Hmmm... ya udah deh. Masa iya guling ngomong sendiri dan ada hantunya lagi!" ucap adikku kepadaku.

"Iya, betul kata Safina. Papa nggak percaya yang begituan!" ucap Papa kepadaku.

Susah ngomong kalau soal alan ghaib kepada Papa dan adikku, pasti mereka tak akan percaya. Tiba-tiba, angin bertiup kencang dan menutup pandangan kami. Setelahnya, kami melihat sosok yang barusan aku lihat sebentar ini. Kami semua terkejut, termasuk Papa dan adikku.

"Gimana, kalian sudah percaya akan kehadiranku?" tanya sosok hitam itu kepada Papa dan adikku.

"I-iya kami percaya!" ucap Papa dan adikku nyaris serempak dan ketakutan.

"Safira sudah mengambil guling kesayanganku. Jika dia tidak mengembalikannya sampai Maghrib nanti, kalian yang akan jadi jaminannya. Hihihihi...!" ucap sosok hitam itu kepada kami.

"Oke, aku janji akan kembalikan gulingmu. Maaf aku sudah mengambilnya darimu!" ucapku dengan nada takut kepada sosok hitam itu.

Angin sudah kembali normal lagi dan sosok itu telah kembali ke alamnya. Untung hari ini, hari Minggu. Jadi, aku bisa mengembalikannya tepat waktu. Aku dan keluargaku bersiap-siap mengembalikan guling itu ke kuburan.

Setibanya di kuburan, aku melihat sosok hitam itu kembali muncul dan melotot ke arah kami. Kami dengan nada cemas dan takut, menggali kuburan dan meletakkannya kembali di kuburan itu.

"Meskipun kalian sudah mengembalikannya, tapi aku akan tetap bawa Safira karena telah mengusikku!" ucap sosok itu hitam itu kepada kami.

"Tapi kami sudah mengembalikannya!" ucap Mama dan Papa nyaris serempak.

"Tidak, jangan bawa kakakku. Meskipun dia nyebelin, tapi aku sayang kakakku!" ucap adikku dengan nada cemas kepada sosok hitam itu.

"Jangan mimpi kalian. Safira, ayo sini!" ucap sosok hitam itu kepada kami seraya mengambilku secara paksa.

"Dira, jangan sakiti anak itu. Kembalikan ke keluarganya!" ucap sosok putih yang sangat cantik itu datang tiba-tiba dan menyuruhku minggir.

"Dara, kamu selalu saja mengusikku. Rasakan ini!" ucap sosok hitam itu kepada sosok putih.

Sosok hitam dan sosok putih itu bertengkar hebat. Hingga akhirnya mereka berdamai dan menceritakan siapa mereka sebenarnya. Ternyata mereka adalah penghuni rumahku sebelum aku menempatinya. Mereka dibunuh oleh pamannya sendiri karena ingin merebut harta Papa mereka. Sungguh aku miris mendengarnya.

Setelah itu, kulihat sosok hitam itu tersenyum dan berubah menjadi sosok yang wajahnya bersih dan matanya sangat cantik. Rambutnya terawat dan menatap kearah kami dengan tatapan bahagia. Mereka terlihat sangat cantik dan bahagia sekarang di alam mereka.

Aku dan keluargaku pulang dengan perasaan haru dan bahagia. Kejadian ini menjadi pelajaran buat kita untuk tidak mengambil hak yang bukan milik kita, meskipun orangnya sudah tiada.

~END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun