Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keponakanku yang Malang

21 Juli 2023   17:59 Diperbarui: 21 Juli 2023   18:01 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memanggil Pinda dan ternyata Pinda tertidur. Tiba-tiba Ibu Pinda nelpon ibuku untuk titip Pinda di rumahku. Ibu pun mengiyakan karena tanpa diminta pun Pinda pasti disuruh Ibu nginap disini sampai Dafa sembuh.

Keesokan harinya Pinda tidak sekolah terlebih dahulu dan kami sekeluarga mendengar kalau Tante Dina sudah menjenguk Dafa tanpa membawa apa-apa. Sungguh malangnya nasib keponakanku, yang nabrak pun tidak tanggung jawab. Sementara Ibu menelpon papaku dan menceritakan semua kejadian kecelakaan Dafa. Papaku pun bilang tidak apa-apa untuk melaporkan hal ini ke polisi. Akhirnya Kak Tian memilih jalan damai karena segan dengan papaku. Syaratnya dia harus membuat perjanjian diatas materai untuk mengobati Dafa sampai sembuh. Namun, Tante Dina bilang mereka nggak punya duit banyak untuk membiayai rumah sakitnya Dafa. Tante Tina hanya ngasih semampunya dan Kak Tian pun menerimanya karena segan sama Papa.

Sore hari menjelang buka puasa, Kak Tian menelpon ibuku. Aku yang ngangkat karena Ibu dan Pinda jajan untuk buka puasa. Setelah Ibu dan Pinda pulang ke rumah, aku pun menyuruh Pinda untuk menelpon ibunya.
"Bu, Bang Dafa keadaannya gimana?" tanya Pinda dengan nada cemas kepada ibunya.
"Bang Dafa sudah sadar, Nak. Bang Dafa mau bicara sama Pinda!" ucap Kak Tian kepada Pinda.
"Halo, Bang Dafa. Abang sehat?" tanya Pinda dengan mata berkaca-kaca.
"Abang sehat. Tadi Pinda jajan apa?" tanya Dafa kepada Pinda.
"Pinda, Abang mau video call!" ucap Kak Tian kepada Pinda.
"Nggak mau, bibir Bang Dafa berdarah, takut.
"Sekarang udah nggak ada darahnya, Nak!" ucap Ibu kepada Pinda.
"Pinda, Abang mau video call, Nak. Ingin lihat wajah Pinda. Abang nangis, Nak!" ucap Kak Tian kepada Pinda.
"Nggak mau, Pinda cuma mau ngomong tanpa video call. Pinda tadi jajan sosis sama nugget!" ucap Pinda kepada Dafa.
"Buka puasa pake apa Pinda nanti?" tanya Dafa kepada Pinda.
"Pake ayam goreng. Abang udah makan?" tanya Pinda kepada Dafa.
"Pinda beli?" tanya Dafa singkat kepada Pinda.
"Nggak, Nenek yang bikin. Abang cepat sehat, ya!" ucap Pinda seraya mengeluarkan cairan kristal dari matanya.
"Iya Pinda. Abang istirahat dulu!" ucap Dafa kepada Pinda.
"Iya Bang!" ucap Pinda singkat seraya mematikan telpon W'a.
***
Sebulan kemudian Dafa sembuh dan gips di kakinya bisa dibuka. Akhirnya Dafa bisa beraktivitas kembali seperti biasa. Setiap hari Dafa diantar sahabatnya ke sekolah. Semoga ini kecelakaan Dafa yang terakhir karena Dafa pernah kecelakaan beberapa tahun sebelumnya.
~END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun