Mohon tunggu...
Diva Hanifa H
Diva Hanifa H Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga

NIM: 22107030058

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pakaian Trendy Penyumbang Limbah Tekstil

11 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 11 Juni 2023   19:02 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa dipungkiri, menggunakan pakaian yang elok membuat kita terlihat jadi lebih menarik dan menambah kepercayaan diri. Menggunakan outfit kece sangat mengubah penampilan diri. Maka dari itu, banyak sekali orang-orang yang membeli banyak pakaian agar dapat melakukan mix and match pakaian sehingga penampilan mereka selalu menawan.

Berpakaian cantik yang menambah keindahan diri rupanya memiliki efek negatif yang memperburuk lingkungan. Jika kita sering mendengar penyumbang dari kerusakan lingkungan adalah limbah plastik yang menggunung, ternyata kita juga harus was-was dengan limbah tekstil yang tidak kalah mengintimidasi.

Limbah tekstil yang ada di Indonesia cukup memprihatinkan. Tercatat sebanyak 66% masyarakat dewasa di Indonesia sedikitnya membuang satu pakaian mereka sedangkan sisanya membuat lebih dari 10 pakaian mereka dalam kurun waktu setahun. Bahkan komunitas Zero Waste Indonesia mengatakan bahwa 80% dari total sampah yang dikumpulkan merupakan limbah tekstil. Hal ini tentu menjadi permasalahan penting yang apabila dibiarkan akan semakin memburuk. Terlebih lagi fakta bahwa 41% millennial di Indonesia merupakan konsumen produk fast fashion terbesar.

Fast fashion memberikan pilihan baju-baju trendy dengan harga yang tergolong murah sehingga masyarakat masih banyak membeli melalui industri ini. Harga yang murah juga membuat masyarakat jadi tidak terlalu keberatan jika harus membuang baju mereka. Mereka dapat membeli lagi dengan harga terjangkau melalui toko baju fast fashion.

Gaya hidup konsumtif ini mendorong parahnya limbah tekstil di Indonesia. Naasnya, dari 33 juta ton pakaian yang diproduksi setiap tahunnya, hampir satu juta ton tekstil terbuang di lingkungan. Namun gaya hidup konsumtif membuat masyarakat menutup mata akan terbuangnya pakaian-pakaian ini ke lingkungan yang mencemari sekitar.

Meskipun limbah tekstil sudah menggunung, bukannya tidak bisa kita mencegah semakin banyaknya limbah tekstil yang dibuang ke lingkungan. Banyak cara dapat kita lakukan untuk mengurangi angka limbah tekstil terutama di Indonesia.

1. Bijak dalam membeli pakaian 

Pakaian cantik yang ditawari dengan harga terjangkau sedang marak terjadi. Pakaian-pakaian tersebut mengikuti tren yang ada namun harga yang dibandrol sangatlah murah. Biasanya pakaian ini memiliki kualitas yang buruk sehingga kadang tak butuh waktu lama untuk kita merasa pakaian ini kurang bagus untuk dipakai lagi. Hal ini dapat berujung ke kita membuang pakaian kita dalam kurun waktu yang terhitung sebentar. Apalagi kita membeli pakaian ini dengan harga murah sehingga kita tidak memiliki rasa 'sayang' akan pakaian itu.

2. Membeli pakaian bekas

Membeli barang second dapat menjadi opsi untuk membeli baju bagus yang tidak memperparah limbah tekstil. Barang bekas sekarang banyak disebut preloved atau thrifting. Baju bekas tidak serta merta memiliki kualitas yang buruk. Banyak sekali barang preloved yang memiliki kualitas sangat baik.

3. Membeli brand sustainable

Membeli pakaian melalui brand sustainable merupakan langkah aman untuk aksi preventif akan menggunungnya limbah tekstil. Brand dari pakaian yang sustainable ini menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah Sejauh Mata Memandang. Brand ini bahkan memberikan reparasi gratis apabila pakaian yang kita beli warnanya memudar ataupun jahitannya lepas. Sayangnya, brand sustainable kebanyakan memiliki harga yang cukup mahal. Pakaian dari Sejauh Mata Memandang memiliki harga hampir menyentuh sejuta. Namun dengan kualitas pakaian yang dapat dipakai berulang kali, ini bisa menjadi opsi.

4. Donasi pakaian

Jika kalian memiliki baju yang masih layak namun tidak ingin digunakan lagi, lebih baik mendonasikan baju-baju tersebut ketimbang membuangnya. Banyak sekali orang di luar sana yang kesulitan untuk membeli baju baru, terutama dari kalangan ekonomi rendah. Mendonasikan baju kalian yang masih layak untuk dipakai dapat membantu mengurangi limbah tekstil.

5. Memperbaiki pakaian yang dianggap kurang layak

Lama-kelamaan terkadang pakaian mengalami kerusakan. Seperti misalnya jahitan lepas, robek, warna memudar, dsb. Daripada membuang pakaian dengan kondisi seperti itu, lebih baik kalian memperbaiki pakaian kalian. Jika bermasalah dengan jahitan lepas atau robek, kalian bisa membawanya ke tukang jahit untuk diperbaiki. Jika warnanya memudar, kalian bisa mewarnai ulang menggunakan pewarna tekstil yang banyak dijual.

Sudah saatnya kita lebih bijak dalam membeli pakaian. Jangan sampai pakaian yang kita beli menyumbang limbah tekstil yang berbahaya untuk lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun