Mohon tunggu...
Diva Hanifa H
Diva Hanifa H Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga

NIM: 22107030058

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena FOMO Pada Anak Muda, Bahayakah?

11 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 11 Juni 2023   07:03 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosial media memberikan banyak sekali dampak akan kehidupan. Sosial media dapat menjadi alat untuk kita melihat dunia luar. Hal-hal yang tidak kita ketahui sebelumnya dapat kita lihat hanya dari handphone. Sosial media juga memudahkan kita menjalin komunikasi dengan orang-orang yang tinggal berjauhan dengan kita, atau dengan orang asing yang tidak kita kenal langsung sekalipun.

Transparansi akan kecilnya batasan-batasan dalam sosial media mendatangkan banyak hal. Hal baik maupun buruk bermunculan. Kecilnya batasan ini dapat membuat kita mengetahui kehidupan orang lain. Namun, paparan dari tereksposnya kehidupan orang lain juga dapat menjadikan kita merasa 'tertinggal' dari orang lain.

Melihat kehidupan orang lain yang mungkin terlihat lebih baik dari kita membuat kita menginginkan kehidupan seperti orang lain. Kegiatan yang orang tersebut lakukan, barang yang ia beli, dan berbagai macam hal yang mereka jalani membuat kita ikut 'terpacu' untuk melakukan hal yang sama. Jika terpacu dalam hal baik yang memberikan manfaat mungkin akan berdampak baik. Namun jika itu hal buruk? kita yang akan dimakan oleh rasa tertinggal ini.

Rasa tertinggal yang kita rasakan memiliki istilah sendiri. Istilah itu adalah Fear of Missing Out atau yang biasa disingkat FOMO. Seperti artinya, takut tertinggal, FOMO merupakan bentuk ketakutan akan ketinggalan sesuatu. Biasanya hal ini terjadi karena kita terlalu banyak mengonsumsi sosial media yang membuat kita ingin mengikuti segala tren yang ada agar terlihat update walaupun kadang tren yang dilakukan tidak berdampak baik dan malah memaksa kemampuan diri.

Hal ini banyak terjadi dikalangan anak muda karena kebanyakan pengguna internet dan sosial media berasal dari kalangan anak muda. Menurut riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2022, rata-rata pengguna sosial media di Indonesia merupakan usia remaja. Maka tak jarang kita temui remaja atau anak muda yang berlomba-lomba untuk mengikuti hal yang sedang tren karena mereka terpapar oleh tren-tren yang ada di sosial media.

Fenomena ini dapat banyak mendatangkan dampak negatif terutama bagi anak muda. Melihat banyak orang lain yang mengunggah kehidupan mewah milik mereka, membuat banyak anak muda yang ingin mengikuti gaya hidup sosialita namun memiliki pendapatan yang kurang mumpuni. Banyak yang menggunakan jalan pintas seperti meminjam kepada pinjaman online. Ketika mereka tidak dapat membayar pinjaman yang mereka gunakan, hal ini dapat menjadi beban masalah untuk keluarga mereka.

Tak sedikit pula kasus penipuan yang uangnya digunakan untuk memenuhi life style mewah. Banyak sekali kasus penipuan mulai dari penipuan tiket konser, penipuan penjualan handphone, dan berbagai jenis penipuan lainnya. Beberapa pelaku berasal dari kalangan usia remaja atau anak muda yang kadang masih berkuliah. Sosial media mereka kerap mengunggah konten kehidupan mewah yang ternyata hasil dari menipu orang lain.

Fenomena FOMO juga mendorong kita untuk jadi kurang bersyukur. Kita terlalu banyak mengikuti gaya hidup orang lain yang kadang tidak sesuai dengan gaya hidup kita. Kita jadi banyak membandingkan yang berujung dengan tingkat kepercayaan diri kita yang semakin merendah karena kerap memaparkan diri dengan pencapaian orang lain.

Belum lagi ketika tren yang berlangsung adalah tren yang kurang memberikan manfaat. Seperti misalnya tren menipu orang lain, tren tindakan tidak senonoh, ataupun tren kurang mendidik lainnya. Banyak anak remaja yang mengikuti tren kurang cerdas karena tren-tren tersebut mendatangkan penonton yang banyak.

Sebagai pengguna internet, kita harus bijak memilah mana tren yang baik dan mana tren yang buruk. Kehidupan orang lain yang kita lihat dari sosial media belum tentu semuanya sebaik apa yang terlihat. Kita tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan apa yang ada di dunia maya. Kita tidak perlu takut apabila tidak mengikuti tren terbaru, menonton konser penyanyi terkenal, mengenakan busana paling mahal, membeli ponsel paling baru, hanya karena orang di internet melakukan hal tersebut. Belajar untuk menghargai apa yang kita miliki saat ini dan berjalan sesuai kemampuan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun