Buku adalah jendela dunia. Hal ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Kalimat tersebut memiliki makna bahwa buku dapat menjadi cara untuk kita mengetahui banyak hal walaupun kita sendiri belum pernah melihat atau mengalami hal itu. Buku menawarkan 'petualangan' akan banyak hal melalui lembaran kertas-kertas nya.
Buku menjadi sumber ilmu yang sudah ada ribuan tahun lamanya. Banyaknya informasi yang ada dalam buku-buku dapat memperluas pengetahuan kita akan berbagai hal.Â
Membaca terbukti memberikan banyak manfaat selain memperluas pengetahuan. Membaca dapat mencegah penurunan fungsi kognitif manusia, meringankan stress, memperkuat otak, dan berbagai manfaat lainnya.
Sayangnya, popularitas dari membaca buku perlahan menurun. Walaupun manfaat yang dihadirkan buku sangatlah banyak, nyatanya semakin lama banyak yang meninggalkan buku sebagai sumber informasi atau pun hiburan.Â
Hal ini karena teknologi sudah semakin canggih. Informasi dapat ditemukan dengan cepat melalui handphone yang kita bawa kemana-mana sehingga mempercepat waktu dalam mencari informasi. Hiburan yang hadir pada jaman sekarang pun bermacam-macam terutama yang merangsang audio-visual.
Buku dianggap sebagai 'barang serius' yang membosankan. Bahkan sebutan kutu buku menjadi bahan olokan karena orang-orang yang kutu buku diasosiasikan sebagai orang yang kuper. Buku hanya menjadi formalitas kebutuhan pendidikan yang bahkan tak jarang kita temukan siswa yang tidak pernah membuka buku pelajarannya.
Peminat buku kebanyakan berasal dari generasi lama yang tumbuh ketika teknologi belum secanggih sekarang. Mereka terbiasa mendapatkan informasi dari buku dan mencari hiburan melalui buku. Sehingga walaupun kemajuan teknologi telah sangat pesat, mereka tetap lebih nyaman untuk setia dengan hobi membaca buku.
Generasi kini rasanya semakin asing dengan buku dan membaca. Minat membaca yang semakin rendah menghantui Indonesia. Menurut riset yang dilakukan World's Most Literate Nations Ranked, Indonesia berada diperingkat 60 dari 61 negara.Â
Hal ini menjadi tamparan besar akan rendahnya minat membaca di Indonesia saat ini. Ironisnya, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget yang membuat Indonesia berada dalam urutan kelima dunia terbanyak akan kepemilikan gadget.Â
Pada 2018, pengguna aktif gadget Indonesia mencapai 100 juta orang. Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih membeli gadget ketimbang membeli buku.