Aksi RA Kartini menjadi dobrakan untuk stigma dan stereotip perempuan. Perempuan banyak dituntut untuk selalu lemah lembut, selalu manut, perempuan hanya diekspektasikan untuk urusan kasur, dapur, kakus. Padahal, perempuan jauh lebih dari itu.
Perempuan dapat menjadi ibu, dapat menjadi istri, dapat menjadi guru, dapat menjadi dokter, dapat menjadi tentara, dapat menjadi professor, perempuan berhak menjadi apapun dan fokus pada karir apapun yang mereka inginkan. Perempuan memiliki kredibilitas untuk menjadi pemimpin, perempuan memiliki kecerdasan dan ketelitian yang juga sama dengan laki-laki.
Menjadi alpha female harusnya bukanlah sebuah cibiran. Semua perempuan merupakan alpha female dikehidupan mereka. Baik perempuan yang memilih untuk menjadi stay-at-home mother, sampai perempuan yang memilih untuk bekerja dibidang dengan dominasi laki-laki.
RA Kartini membuka jalan untuk perempuan dapat memiliki pilihan. RA Kartini memudahkan kita untuk dapat bersuara. Karena beliau, figur-figur perempuan hebat seperti Najwa Shihab, Sri Mulyani, dan perempuan hebat lainnya dapat lahir. Kita awalnya bahkan tidak dapat menempuh pendidikan dasar namun sekarang perempuan Indonesia dapat menempuh pendidikan sejauh yang mereka mau.
21 April lalu diperingati sebagai Hari Kartini bertepatan dengan hari lahirnya. Terimakasih Raden Adjeng Kartini, jasamu akan selalu mengalir melalui perempuan Indonesia yang akhirnya memiliki kebebasan untuk melangkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H