Mohon tunggu...
Diva Puspita
Diva Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi

Kreativitas itu meliputi proses mencipta, bereksperimen, berkembang, mengambil risiko, melanggar aturan, berbuat salah, dan bersukaria -- Mary Lou Cook

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Ageism pada Kesejahteraan Psikologis Lansia

18 Juni 2024   17:47 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lansia meruapakan suatu proses kehidupan yang tidak dapat kita hindari dan terjadi secara alamiah. Lanjut usia (Lansia) adalah salah satu fase kehidupan yang dialami oleh individu yang berumur panjang (Wenny, 2024). Seseorang tergolong menjadi lansia apabila sudah berusia 60 tahun atau lebih. Adanya perubahan kemampuan di usia lansia ini cenderung menimbulkan banyak persepsi seperti tak berdaya sehingga mungkin saja masyarakat mengurangi keterlibatan beserta tanggung jawab pada lansia dalam lingkungan sosial.

Apa itu Ageism?

Ageism atau diskriminasi terhadap usia merupakan fenomena yang umum dialami oleh lansia. Ageism adalah bentuk dari anggapan stereotip baik secara positif ataupun negatif, yang mana prasangka dan diskriminasi dengan melihat usia (Fitria, 2021). Ageism dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan fisik maupun mental, juga berisiko menyebabkan meatian lebih awal. Hal ini dapat berupa pengabaian, penghinaan, juga penyalahgunaan karena usia.

Apa saja pengaruh Ageism pada Kesejahteraan Psikologis Lansia?

Dari beberapa hasil studi menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologis lansia menekankan pada kemampuan dalam menerima dirinya apa adanya, mandiri terhadap adanya tekanan sosial, juga memiliki arti dalam hidup (Fitria, 2021). Ageism dapat memiliki beberapa pengaruh negatif pada kesejahteraan psikologis lansia. Ageism dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis lansia dengan cara mengurangi harga diri dan meningkatkan stres. Ketika lansia mengalami ageism, mereka dapat merasa tidak dihargai, tidak dianggap, dan tidak berguna sehingga menyebabkan mereka merasa sedih dan kecewa.

Ageism juga membuat lansia merasa tidak percaya diri dan tidak mampu melakukan sesuatu karena adanya diskriminasi berdasarkan usia. Ketika mereka mengalami ageism, mereka dapat merasa tidak memiliki harapan hidup dan tidak memiliki tujuan hidup lagi. Sehingga banyak lansia merasa kesejahteraan psikologisnya terganggu karena adanya dampak negatif dari ageism tersebut.

Pinterest
Pinterest

Apa saja Solusi untuk Mengatasi Ageism?

Untuk dapat mengatasi ageism tentu kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lansia, juga mengurangi diskriminasi terhadap mereka. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara meningkatkan kesemapatan bagi lansia untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dan program masyarakat. Kita juga dapat mengembangkan program intergenerasi yang mana dapat membantu mengurangi isolasi individu dengan kategori lansia dan mempromosikan pemahaman dan hubungan anatr generasi melalu berbagai media yang sudah sangat berkembang saat ini.

Kegiatan senam lansia dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi ageism. Senam lansia dapat membantu meningkatkan kesejahteraan fisik sekaligus psikologis pada lansia, serta meningkatkan harga diri dan kesadaran masyarakat terhadap lansia. Penelitian menunjukan bahwa adanya kegiatan sendam lansia dapat meningkatkan citra diri positif dan menekan stereotip serta diskriminasi terhadap usia, sehingga berdampak pada kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup pada lansia (Fitria & Mawarni, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun