Desa Pucung sendiri merupakan desa wisata yang berada di kecamatan Imogiri, kelurahan Wukirsari, kabupaten Bantul. Desa dengan sejuta kelebihannya dan tak terlupakan dengan salah satu problematiknya. Dimana desa yang masih terasa akan rendahnya minat melanjutkan Pendidikan formal. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah lulusan smp, sma, dan perguruan tinggi. Banyaknya para siswa yang putus sekolah ditengah semester pelajarannya. Dengan dipicu oleh berbagai faktor yang datang dari diri sendiri mau pun yang datang dari lingkungan sekitar para siswa yang baerada di desa Pucung.
Salah satu faktornya adalah diri sendiri atau faktor internal yang barasal dari kesadaran diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Yaitu;
- Keinginan bekerja untuk mencari uang
      Berdasarkan apa yang terjadi di desa pucung sendiri bahwa keinginan bekerja mencari uang sangat tertanam di diri para generasi ke generasi Masyarakat desa pucung. Bahkan Masyarakat desa pucung sendiri memiliki mata pencaharian yang turun temurun dari generasi ke generasi. Mata pencaharian yang memang sudah tertanam sejak lahir memang terasa lebih mudah dijalani, karena adanya pengalaman otodidak. Bagaimana tidak menggiurkan bekerja merupakan salah satu jalur tercepat untuk menghasilkan uang walau blm ditentukan sebanyak apa, sedangkan Pendidikan tinggi merupakan suatu investasi jangka Panjang yang memerlukan proses yang cukup panjang.
Dengan begitu minat siswa dalam melanjutkan studi kependidikan tinggi tidak menjadi pilihan karena adanya sebuah kenyamanan tanpa perlu melanjutkan Pendidikan.
- Kemampuan belajarÂ
      Minat melanjutkan Pendidikan formal atau bahkan menyelesaikan Pendidikan formal. Karena pada kenyataannya banyak siswa yang putus sekolah ditengah semesternya. Kemampuan belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi siswa terhadap minat melanjutkan Pendidikan formal. Sebagaimana apa yang terjadi adanya kesusahan dalam menerima Pelajaran menyebabkan keputus asaan dalam melanjutkan Pendidikan. Dengan begitu siswa menjadi tak tertarik terhadap Pendidikan formal dan memilih putus sekolah atau tak melanjutkan Pendidikan kejenjang selanjutnya.
- Motivasi yang kurang terhadap pentingnya Pendidikan tinggi
       Kurangnya kesadaran akan pentingnnya penddikan muncul dari pemikiran bahwa Pendidikan hanya menghabiskan uang dan waktu, apalagi melanjutkan Pendidikan tinggi seperti kuliah. Hal tersebut juga disebabkan karena latar belakang Pendidikan orang tua yang hanya tamat sekolah dasar. dan tidak mengerti lingkungan pendidikan formal. Pendidikan tinggi nantinya juga bertujuan untuk mencari uang sehingga mereka lebih baik memanfaatkan kesempatan bekerja sebagai petani, pengrajin, dan pedagang yang sudah jelas penghasilannya secara materi dari pada melanjutkan pendidikan tinggi. Sikap pesimis tersebut merupakan salah satu penghambat melanjutkan Pendidikan formal.di desa pucung;
- Pola asuh / pikir orang Tua
      Pola asuh orang taua sangat berpengaruh terhadap pola pikir bahkan pola kehidupan anaknya. Tidak adanya dorongan dari orang tua terhadap anaknya untuk melanjutkan atau menyelesaikan pendidikannya akan sangat terasa, terlebih pola pikir orang tua yang hanya mengatakan minimal tamat SMA dan sudah melebihi orang tua itu sudah menjadi keputusan yang baik bagi orang tua. Namun juga tak menyangkal adapun orang tua yang sudah Lelah menginggatkan anaknnya untuk melanjutkan Pendidikan.
      Faktor lainya yaitu berasal dari linkungan sekitar atau faktor eksternal dimana remaja berinteraksi dengan teman atau Masyarakat. Hasil dari berinteraksi dengan lingkungan sekitar mempengaruhi pola pikir salah satunnya yaitu pola pikir terhadap Pendidikan. Berikut beberapa faktor eksternal dari rendahnya minat melanjutkan Pendidikan formal ;
- Teman sebaya/ tren pada masanya
      Pengaruh teman sebaya sangat terasa dimana anak banyak meniru atau mengikuti tren pergaulan pada masanya. Salah satunnya yang terjadi banyak pemuda yang lebih memilih bekerja dari pada melanjutkan Pendidikannya. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemuda pemudi lainnya. Mera jadi memilih melannjutkan bekerja. Tak jarang para pemudi di desa pucung juga memilih menikah muda dari pada menempuh Pendidikan. Mereka semua menanggap hal tersebut merupakan jalan yang kebih mudah daripada melannjutkan Pendidikan. Hal ini menunjukan minat remaja untuk melanjutkan pendidikannya juga dipengaruhi faktor lingkungan dan pergaulannya.
- keekonomian
      kondisi ekonomi juga sangat berpengaruh mengingat kenyataan pendidkan saat ini memerlukan banyak biaya. Dan pada dasarnya warga desa pucung memiliki keekonomian yang berbeda-beda. Namun ada suatu kejanggalan dimana orangtua yang mampu membiayai Pendidikan anaknya namun anaknnya tidak minat akan Pendidikan formal tersebut
Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi tidak minatnya melanjutkan Pendidikan formal di desa pucung. Terdapat faktor internal dan eksternal yang masing-masing memiliki pengaruh besar dalam hal Pendidikan di desa pucung. Dengan adanya kejadian tidak minatnya melanjutkan Pendidikan formal di desa pucung dapat diatasi dengan diadakanya sosialisasi pentinggnya menempuh Pendidikan pada pemuda- pemudi dan seluruh Masyarakat.