Banyaknya kasus yang terjadi mengenai bullying di lingkungan sekolah, KDRT di rumah atau keributan dan masalah para artis, hingga viral di media sosial. Menyebabkan terjadinya perdebatan, diskusi serta pendapat masyarakat indonesia di forum online mengenai mengapa hal tersebut dapat terjadi. Contohnya ada seorang anak pejabat yang melakukan hal tidak pantas seperti melanggar lalu lintas, bolos sekolah atau memiliki sebuah geng disekolah yang melakukan bullying, pasti ada komentar yang mengatakan "wah itu pengaruh lingkungan dan pergaulan yang tidak benar" "itu efek dari makan dari uang haram" "pasti lingkungan pergaulan nya tidak dibatasi orang tua nya" dan lain sebagainya. Atau contoh lain ada seorang anak yang pintar dalam matematika di umur yang masih muda namun, sudah mendapatkan banyak penghargaan dari lomba kelas daerah, provinsi, nasional, bahkan internasional. Pasti akan ada komentar yang mengatakan "pasti pintar nya keturunan dari orang tua nya" "ini hasil dari lingkungan yang bagus dan positif" "hebat sekali makan apa ya anak itu?" dan sebagainya. Dari contoh komentar tersebut kita dapat berpikir faktor apa ya yang menyebabkan dari kedua contoh tersebut.
Perkembangan merupakan sederet perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan, teratur, dan saling terkait. Seperti pertumbuhan, perkembangan pun mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun variasinya sangat luas. Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan sosial. Pada dasarnya Perkembangan merupakan proses yang pastinya dialami oleh setiap individu. Dalam proses perkembangan tersebut pasti akan ada perubahan yang dirasakan baik diri sendiri maupun orang sekitarnya. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mulai mengalami proses perkembangan baik secara psikologis maupun kognitif. Faktor apakah yang paling mempengaruhi proses perkembangan manusia? apakah hereditas atau secara genetik? atau lingkungan sejak kecil hingga dewasa?. Pada artikel ini akan menjelaskan manakah faktor yang lebih mempengaruhi proses perkembangan manusia, apa pengertiannya, serta menurut apa saja teori dan pendapat para ahli.
Hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat dari induk kepada keturunannya melalui genetika. Sifat-sifat ini dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut DNA (deoxyribonucleic acid) yang terkandung dalam gen-gen. Gen-gen ini berada di dalam kromosom, yang terletak di dalam inti sel. Hereditas berperan dan berpengaruh lebih besar pada proses perkembangan seorang anak. Oleh sebab itu, hereditas ialah pewarisan (pemindahan) biologis, berupa karakteristik individu dari pihak orang tua kepada anaknya. Secara sederhana, hereditas dapat diartikan sebagai pemindahan sifat dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi. Menurut KBBI hereditas (he.re.di.tas) adalah suatu penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak. Berdasarkan pandangan hereditas, gen yang berasal dari karakteristik bawaan yang diwariskan (genotip) oleh orang tua dapat mempengaruhi karakteristik seorang individu. Gen tersebut kemudian akan terlihat sebagai karakteristik tertentu yang dapat diobservasi (fenotip).
Ada beberapa warisan yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya:
1. Bentuk tubuh dan warna kulit, Seorang anak memiliki kecenderungan memiliki bentuk tubuh yang
sama dengan ibu atau bapaknya, misalnya tinggi badan dan berat badan, demikian warna kulit Sifat
Sifat anak yang hemat, ramah serta rajin bisa diturunkan dari ayah atau ibunya, sifat tersebut dibawa sejak lahir.
2. Kecerdasan Merupakan kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan ini dapat diketahui melaui tes intelegensi.
3. Bakat Merupakan kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis yang dimiliki seseorang. Misalnya kemampuan seseorang dalam bidang musik, matematika, fisika, seni. Kemampuan ini dapat dikembangkan dengan latihan dan didukung dengan dana yang memadai.
4. Cacat Tubuh atau Penyakit. Beberapa jenis penyakit ada yang berasal dari keturunan, misalnya penyakit kencing manis (Diabetes Melitus), Penyakit Jantung dan Asthma.
Lingkungan adalah sebuah sistem yang kompleks dan saling mempengaruhi, mencakup semua aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sri Hayati mendefinisikan lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Buruknya lingkungan dapat membatasi pembawaan yang baik, tetapi suatu pembawaan yang baik tidak dapat diganti oleh lingkungan yang baik. Begitu juga baiknya lingkungan tidak dapat menjadikan orang pandai bagi orang yang lemah dalam berpikir atau menjadikan orang yang berbakat bagi orang yang tidak berbakat, walaupun mendapat pengakuan dan tidak diragukan lagi bahwa lingkungan yang baik.
Lingkungan terbagai 3 wilayah yaitu:
1. Fisiologis,
2. Psikoloogis,
3. Sosio-kulturalnya
Beberapa Teori menurut para ahli tentang hereditas dan ingkungan:
1. Pandangan John Locke pada Teori Empirisme
John Locke merupakan seorang Filsuf asal Inggris yang mempelopori Teori Empirisme (1632-1704). Nama asli teori ini adalah “The school of British Empiricism” (teori empirisme Inggris). Empirisme berasal dari perkataan “empiria” yang berarti pengalaman. Teori ini berlawanan dengan Teori Nativisme yang berarti pembawaan. Teori ini juga dikenal dengan Tabula rasa (meja lilin), dengan istilah lain berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank Slate/blank tablet).
John Locke berpendapat bahwa manusia ketika lahir ibarat kertas yang masih putih bersih, dan akan tumbuh dan berkembang, seorang anak sangat tergantung pengaruh dari luar yang datang. Jadi perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedangkan pembawaan tidak ada pengaruhnya. Dasar yang dipakai aliran empirisme adalah bahwa bayi pada saat dilahirkan dalam keadaan putih bersih seperti kertas putih yang belum ditulisi, sehingga akan ditulisi apa tergantung pada penulisnya. Hal ini berarti baik dan buruknya anak tergantung pada baik dan buruknya pendidikan yang diterimanya. John Locke cenderung menentang doktrin ide-ide bawaan dan karakter asli yang dicap di pikiran manusia. John Locke percaya bahwa pikiran manusia adalah batu tulis kosong berdasarkan pengamatannya terhadap keadaan anak-anak.
2. Pandangan Arthur Schopennhaure pada Teori Nativisme
Sama seperti John Locke, Arthur Schopenhauer juga merupakan seorang Filsuf berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1788-1860. Nativisme merupakan kata dasar dari bahasa Latin, “natus” yang artinya lahir atau “nativus” yang mempunyai arti kelahiran (pembawaan). Nativisme merupakan sebuah doktrin yang berpengaruh besar terhadap teori pemikiran psikologis.
Schopenhauer mengatakan bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan) baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Seperti perkembangan individu hanya mungkin dan ditentukan oleh dasar genetik, semuanya diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari kelahiran. Misalnya, jika seorang ayah pintar, putranya mungkin juga pintar. Lingkungan tidak relevan bagi Nativisme karena tidak berdaya mempengaruhi perkembangan anak. Pendukung pandangan ini mengatakan bahwa jika seorang Harimau tidak akan melahirkan domba. Pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan kehidupan anak-anaknya. Masalah yang sering kali kita temukan adalah orang tua sering menuntut anak menjadi seperti apa yang mereka inginkan bahkan tidak sedikit orang tua yang mau anak- anak mereka menjadi sama seperti mereka.
3. Pandangan William Louis Stern pada Teori Konvergensi
William Stern, lahir dengan nama asli Wilhelm Louis Stern, adalah seorang psikolog dan filsuf dari Jerman yang hidup pada tahun 1871-1938. Teori Konvergensi merupakan hasil gabungan dari Teori Empirisme dan Nativisme. Teori ini berpendapat ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembanga anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang membawa pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedaangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkenbangan bakat itu sendiri. William Stren menamakan teorinya dengan sebutan teori konvergensi, diambil dari bahasa Inggris yaitu convergency, artinya memuat dua hal menuju ke satu titik. Maksudnya adalah teori gabungan antara teori nativisme dengan teori empirisme. Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan sekitarnya.
Jadi, Proses perkembangan manusia tidak lepas dari hereditas dan lingkungan. Meskipun ada teori dari para ahli yang mengatakan bahwa perkembangan disebabkan oleh salah satu faktor saja. Hubungan hereditas dan lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan individu. Bahkan sifat-sifat setiap individu merupakan hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Dapat diartikan bahwa interaksi antara hereditas dengan lingkungan itulah yang menentukan keadaan perkembangan unsur-unsur tertentu pada setiap individu. Maka dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki peran penting serta setiap individu adalah hasil dari hereditas dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H