Mohon tunggu...
Divaning Shyva Deva
Divaning Shyva Deva Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa D3 Bahasa Mandarin UNS 2021

Menulis is my hobby

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ilmuwan Menemukan Virus Zombie, Sebuah Pencapaian atau Kesalahan?

8 Desember 2022   21:03 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:10 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini publik gempar dengan berita ditemukannya virus yang membeku di bawah danau di wilayah Siberia, Rusia. Menurut studi, Para peneliti telah 'menghidupkan kembali' patogen yaang telah berusia lebih dari 48.500 tahun yang diberi nama 'virus zombie'. Para ilmuwan khawatir dengan penemuan ini akan sama berbahaya nya dengan virus covid-19 yang sampai sekarang belum mereda. 

Mengulik mengenai virus ini, virus ini pertama kali ditemukan di Permafrost, Siberia, Rusia.  Permafrost merupakan lapisan tebal tanah, batu, dan es yang terletak di bawah permukaan tanah pada suhu 0 derajat celcius. 

Tanah ini membeku untuk waktu yang lama, dan tidak pernah mencair. Kawasan dingin seluas 13 juta kilometer persegi ini menempati tiga perempat dari total wilayah Rusia dan hampir  sepuluh persen permukaan tanah bumi, demikian dilaporkan Thoughtco. 

Meski memiliki tanah yang luas, namun Siberia memiliki penduduk yang terbilang sedikit. Kawasan itu adalah salah satu daerah berpenduduk paling sedikit di bumi, dengan hanya sekitar 7 hingga 8 penduduk per mil persegi.

Di Permafrost para ilmuwan menemukan setidaknya 13 'virus zombie'. Ilmuwan yang meneliti virus ini  dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis. 

Para ilmuwan ini masih melakukan penelitian studi terhadap virus zombie ini, yang telah diberi nama Pandoravirus yedoma, dinamai berdasarkan ukurannya dan jenis tanah permafrost tempat virus itu ditemukan. Pandoravirus yedoma adalah 'virus zombie' tertua yang bisa menginfeksi organisme lain yang telah diidentifikasi. 

Pada fase awal proses isolasi, virus dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya. Dengan ditemukannya virus ini, para ilmuwan berpikir masih banyak lagi virus yang dapat ditemukan. 

Ahli virologi Eric Delwart dari University of California, San Francisco, mengatakan pada Science Alert, 'virus zombie' ini hanyalah permulaan untuk mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah Permafrost.

Selain penemuan 'virus zombie' ini, peneliti juga menemukan bulu mammoth hingga usus serigala Siberia yang terkubur di bawah Permafrost. Penemuan itu kemudian mendukung kesimpulan bahwa virus yang hidup masih berpotensi menjadi patogen menular. Penelitian ini dilakukan seiring dengan pemanasan global yang menyebabkan daratan beku itu mencair hingga menghidupkan kembali berbagai mikroba yang selama ini membeku. 

Dengan dihidupkan kembali 'virus zombie' yang telah tekubur lama ini bisa menjadi sebuah pencapaian dari para ilmuwuan yang meneliti dan juga bisa menjadi sebuah kesalahan yang dapat mengancam dunia ini. Mengapa demikian? Merupakan pencapaian bagi para ilmuwan karena dengan ditemukan virus ini, semua orang jadi bisa mengetahui jenis virus yang belum dieskplore dan bisa berpotensi mengancam keselamatan dunia.

Akan tetapi penemuan virus ini juga menimbulkan kontra. Penemuan virus ini dianggap salah satu kesalahan dari para ilmuwan karena virus ini masih belum diketahui akan dapat membahayakan manusia dan dunia atau tidak. Hal tersebut yang membuat masyarakat dunia takut akan virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun