Mohon tunggu...
Divani Amelia Putri
Divani Amelia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Salam kenal!, Saya adalah Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Feel free to read!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Inflasi Inggris & Amerika Bagi Perekonomian Dunia

9 Oktober 2022   16:59 Diperbarui: 9 Oktober 2022   17:15 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan merupakan titik terberat serta signifikan dalam menjalankan ekonomi dunia, mengingat hal ini juga tidak bisa dipungkiri sangat terdampak akibat pandemi covid-19. Bisa diamati terjadinya krisis bahan bakar minyak sampai krisis pangan yang beberapa waktu terakhir menghantam perekonomian dunia, sehingga memunculkan prediksi serta opini bahwa tidak lama lagi akan terdapat ancaman krisis finansial yang sangat terasa dalam beberapa waktu ke depan. Adapun ancaman krisis finansial ini datang dari negara Inggris serta Amerika Serikat yang tengah mengalami inflasi dan tentunya perekonomian dari negara maju ini sangat berdampak bagi sejumlah negara di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Apabila mengacu pada peristiwa krisis finansial yang tengah terjadi di negara Inggris, yang mana semakin hari semakin nyata serta mendalam hingga muncul beberapa perspektif menyebutkan kesimpulan terkait sejumlah hal yang memicu dialaminya krisis ini yakni tindakan mantan Perdana Menteri Inggris yaitu Boris Johnson saat masih memiliki kekuasaan, beliau menarik keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa di tahun 2020, hingga kemudian semenjak itu Inggris mulai dilanda oleh kelangkaan barang. Selain itu inflasi juga diperparah oleh melonjaknya harga energi dikarenakan adanya hambatan pada aktivitas pemasokan pasca perang Rusia-Ukraina.

Sementara itu tingkat inflasi Amerika yang diketahui dari waktu ke waktu semakin meningkat, tidak lain dan tidak bukan dipicu oleh terjadinya perang Ukraina-Rusia pada awal tahun ini yang mana konflik antara kedua negara tersebut membawa trend inflasi yang terus meningkat dikarenakan komoditas semakin memburuk. Selain dari adanya konflik tersebut, tidak bisa dipungkiri juga bahwa inflasi yang Amerika rasakan telah dialami semenjak 2021 yang menjadi akibat dari terganggunya perekonomian Global yang dipicu oleh pandemi covid-19.

Menanggapi permasalahan ekonomi yang melanda kedua negara maju tersebut, Bank Dunia telah menyampaikan jika Bank Sentral seluruh dunia akan meningkatkan suku bunga dengan ekstrem serta bersamaan dan menetapkan likuiditas .Dari peristiwa inflasi dan peningkatan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral tersebut, sangat jelas bahwa indikasi akan di alami resesi di 2023 mendatang kian jelas pasca beberapa negara dihadapkan oleh perlambatan ekonomi, sehingga tidak mengherankan apabila Indonesia sudah diingatkan terkait ancaman resesi 2023 yang tentunya bisa membawa beberapa dampak beresiko untuk kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri, mengingat peningkatan suku bunga bank sentral tersebut bisa menjadi pemukul bagi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara yang salah satunya Indonesia. Resesi ini tidak lain sebagai konsekuensi dari upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi yang salah satunya diberikan pengaruh oleh konflik Ukraina dan Rusia.

Perkembangan ekonomi dunia saat ini sudah memberikan kekhawatiran, sehingga memunculkan adanya triple horror yang akan dunia hadapi dimulai dari resiko inflasi, resiko perlambatan ekonomi serta suku bunga yang tinggi. Inflasi yang melambung tinggi kiranya sulit untuk dihindari, terlebih lagi pasca kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, tentu inflasi merupakan salah satu momok yang mengkhawatirkan bagi negara berkembang.

Bagi Indonesia, resesi ekonomi 2023 ini mengharuskan Indonesia untuk memasang kuda-kuda guna mengantisipasi krisis. Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam meminimalisir dampaknya ialah dengan menjaga stabilitas stok pangan nasional melalui pengurangan ketergantungan impor sejumlah komoditas yang rawan terdampak pelemahan kurs. Di samping itu pemerintah pula diharuskan memacu perluasan pasar ekspor ke negara alternatif, sebab saat ini Amerika serta Inggris maupun China sudah tidak dapat terlalu diharapkan permintaannya, sebab negara-negara tersebut memperlihatkan adanya tanda resesi yang serius, sehingga pemerintah sudah mulai harus melirik negara-negara di wilayah Afrika Utara serta timur tengah yang terlihat potensial.

Tidak cukup sampai di situ, pemerintah juga diharuskan untuk memacu kapital kontrol, terlebih lagi persyaratan devisa hasil ekspor tambang serta perkebunan guna dikonversikan ke rupiah, serta pemerintah pula diharap menjalankan stress test kepada para konglomerasi keuangan maupun debitur kelas kakap yang bereksposur resiko terhadap resesi global. Tentunya yang tidak boleh dilupakan ialah upaya memperkuat dukungan UMKM guna menjaga konsumsi domestik serta serapan ketenagakerjaan.

Dikarenakan krisis ekonomi telah Indonesia kenali bahkan semenjak tahun 1799 di mana kala itu VOC dibubarkan, maka Indonesia juga harus belajar dari pengalaman historisny. Di mana terhindar dari dampak krisis ekonomi global serta penanggulangan dalam mengakhirinya adalah suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan, pasalnya perekonomian akan memulih sejalan dengan perkembangan global. Karenanya mesti terdapat upaya menguatkan sektor perekonomian produksi serta jasa dan ekonomi kreatif sebagai penopang ekonomi ketika dilanda krisis. Peranan pemerintah dalam menjaga keseimbangan politik dalam negeri serta mesti adanya peran perbankan maupun bursa efek sebagai pihak yang memberikan perlindungan bagi kepentingan rakyat dikarenakan masyarakat Indonesia tergolong gemar menabung serta berinvestasi, hal tersebut juga tidak kalah penting untuk dilakukan sebagai upaya dalam meminimalisir dampak resesi ekonomi yang akan dialami oleh Indonesia pada tahun 2023.

Sumber :

Iksan Burhanuddin, Chairul., Abdi, Muhammad Nur. (2020). ANCAMAN KRISIS EKONOMI GLOBAL DARI DAMPAK PENYEBARAN VIRUS CORONA (COVID-19). Jurnal AkMen. 17(1), hal. 90-98.

CNBC. (2022). Mengenal Krisis Inggris yang Makin Ngeri: Kronologi & 8 Fakta. (Online). (https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/news/20220930111517-4-376213/mengenal-krisis-inggris-yang-makin-ngeri-kronologi-8-fakta/amp diakses pada 9 Oktober 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun