Usaha meningkatkan literasi di Indonesia masih terus ditingkatkan salah satunya melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016. Gerakan tersebut didasari oleh beberapa hasil riset yang menunjukan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah.Â
Hasil riset PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-42 dari 45 negara.Â
Kemudian hasil riset PISA (Programme for International Student) 2012 menunjukkan bahwa tingkat litersi peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dai 65 negara. Serta mendapatkan peringkat 64 dari 70 negara pada tahun 2015. Hasil riset tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan literasi peserta didik di Indonesia.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bertujuan untuk menumbuhkambangkan budaya literasi di sekolah dengan keterlibatan publik. Literasi Sekolah dalam konteks GLS dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas seperti menyimak, mendengar, membaca, menulis dan berbicara.
Melalui kemampuan literasi peserta didik dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.Â
Dalam meningkatkan kemampuan literasi kegiatan membaca tergolong sangat penting. Saat membaca peserta didik akan menggunakan otaknya untuknya bernalar dan berlogika.Â
Kumpulan kata, huruf dan kalimat yang dibaca akan merangsang otak untuk berpikir dahulu sebelum menerima informasi. Secara tidak langsung, membaca buku secara rutin dapat mengolah pikiran, daya ingat, dan fokus terhadap suatu hal.
Salah satu cara untuk membangun lingkungan yang literat di sekolah sesuai dengan panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar adalah dengan pengadaan pojok baca.Â
Pojok baca merupakan perpustakaan mini yang berada di pojok kelas atau salah satu sudut sekolah yang dibuat untuk meningkatkan minat baca dan menulis siswa. Buku yang disajikan beragam mulai dari buku fiksi dan nonfiksi, ensiklopedia, majalah anak, dan buku edukatif yang sesuai dengan perkembangan anak di Sekolah Dasar.
Melalui program Kampus Mengajar Angkatan 2, sejumlah mahasiswa yang mengabdi di SD Al-Adilla, Kec. Pondok Kacang Timur, Kel. Pondok Aren, Tangerang Selatan membuat pojok baca sebagai salah satu program yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.Â
Tujuan pembuatan pojok baca tersebut tidak lain adalah untuk membangun lingkungan sekolah yang literat, meningkatkan minat baca siswa, serta memfasilitasi siswa untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan membaca.Â