Mohon tunggu...
Diva Edricko
Diva Edricko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobby: -basket -motoran -dengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Tempayan Kubur

13 November 2023   04:22 Diperbarui: 13 November 2023   04:43 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode Penguburan dan Hubungan dengan Alam

Metode penguburan terkait dengan tempayan kubur mencerminkan hubungan erat dengan alam. Dalam metode pertama, jenazah diubur hingga berubah menjadi tulang, memperkuat keterhubungan dengan siklus alamiah. Sementara dalam metode kedua, penguburan langsung di tanah menciptakan siklus organik yang mengikuti alam.

Nilai Budaya yang Terkandung

Tempayan kubur menjadi saluran tak terucapkan untuk menyampaikan nilai-nilai budaya. Keberlanjutan tradisi, hubungan erat dengan alam, dan pandangan terhadap kehidupan dan kematian tercermin dalam setiap goresan batu. Bekal kubur yang dimasukkan juga menjadi pesan tentang keberlanjutan kehidupan dan penerimaan akan siklus alam.

Penutup

Dengan mengeksplorasi komunikasi kebudayaan dalam tempayan kubur, kita telah memasuki lorong waktu yang membawa kita ke dalam pikiran dan keyakinan masyarakat pra sejarah. Tempayan kubur bukan sekadar wadah, melainkan karya seni yang mengandung pesan tentang keberlanjutan tradisi, keterhubungan dengan alam, dan kebijaksanaan spiritual.Dalam mengakhiri perjalanan ini, penting bagi kita untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai budaya ini dapat memberikan wawasan berharga pada kehidupan modern. Apakah kita masih dapat memelihara hubungan erat dengan alam? Bisakah keberlanjutan tradisi menjadi landasan untuk memahami peran kita dalam siklus kehidupan?Seiring kita melangkah maju, tempayan kubur menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan masa lalu, mengingatkan kita akan kearifan dan kebijaksanaan yang terpatri dalam setiap goresan batu. Melalui pemahaman yang mendalam ini, mari kita jaga dan hargai warisan budaya ini sebagai bagian integral dari identitas dan perjalanan manusia.Sebagai penutup, semoga artikel ini telah memberikan pandangan yang menginspirasi dan merangsang pemikiran. Dengan membawa makna dari masa lalu ke era modern, kita dapat terus menghormati dan memahami akar budaya kita sendiri, dan dengan demikian, membentuk masa depan yang lebih kaya dan berarti.

Daftar Pustaka

•Ndaumanu, Frichy, Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap Upaya Perlindungan dan Penghormatan Masyarakat Hukum Adat di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal HAM 9 no. 1, 2018.
•Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
•Ihromi, Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013.
•SJ Bakker, J.W.M, Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius, 1984.
•Rendra, S.W, Mempertimbangkan Tradisi. Jakarta: Gramedia, 1983

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun