Peter: Guru bahasa Inggris sekaligus pasangan Aris yang menjadi sumber pendukung emosional bagi Aris dalam menghadapi tekanan.
4. Latar
Film ini mengambil latar di sebuah desa di Jawa. Pemilihan latar ini sangat strategis karena mencerminkan nilai-nilai tradisional dan konservatif yang masih kuat di masyarakat pedesaan. Lingkungan ini kontras dengan pergolakan batin yang dialami oleh Aris.
5. Gaya bahasaÂ
Gaya bahasa dalam film ini mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari.
6. Sudut pandangÂ
Film ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan fokus pada pengalaman dan perasaan Aris. Penonton dapat mengikuti perjalanan batin Aris secara mendalam, memahami keraguan, ketakutan, dan harapannya.
7. Amanat
Film ini mengajak penonton untuk menerima diri sendiri apa adanya, termasuk orientasi seksual. Setiap individu berhak untuk menjadi dirinya sendiri tanpa harus takut dihakimi oleh orang lain.
Film ini menyoroti stigma sosial yang masih sering dihadapi oleh kelompok minoritas, khususnya LGBT. Film ini menjadi cerminan realitas yang dihadapi oleh banyak individu dalam pencarian jati diri mereka, dan menyoroti pentingnya dukungan dan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam proses tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H