Mohon tunggu...
Diva Dewi
Diva Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pahami Perbedaan Majas Metafora dan Simile

15 Oktober 2024   15:46 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:35 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/kyumdi/

Bila kita membaca karya sastra seperti puisi, dan prosa kemudian kita menemui paduan antara satu kata dengan kata yang lainnya, bisa jadi itu majas. 

Ada banyak jenis majas, namun ada dua yang paling umum digunakan yaitu majas metafora dan majas simile. Keduanya berfungsi untuk membandingkan dua hal berbeda, cara dan tujuan penggunaannya berbeda.

Majas simile adalah majas yang didalamnya terdapat unsur perbandingan dan perumpamaan yang memakai kata hubung seperti "seperti," "bagaikan," "laksana," atau "umpama." Penggunaan majas simile memudahkan pembaca untuk memahami kesamaan antara dua konsep yang akan dibandingkan.

Contoh simile dapat ditemukan dalam novel karya Ahmad Fuadi yang berjudul "Negeri 5 Menara." Dalam novel ini, terdapat kalimat "Ayahnya bekerja keras seperti semut yang membawa beban."

 Kalimat ini menggambarkan kerja keras ayah diibaratkan seperti semut yang membawa beban berat, menunjukkan kegigihan dan keuletan.

Contoh lain dari simile dapat ditemukan dalam novel karya Andrea Hirata yang berjudul "Laskar Pelangi." Dalam novel ini, terdapat kalimat "Mata mereka berkilau seperti bintang di langit malam ketika guru datang." Kalimat ini menggambarkan antusiasme anak-anak terhadap gurunya dengan perbandingan yang indah. 

Sementara itu, metafora adalah majas yang juga membandingkan dua hal, namun tanpa menggunakan kata hubung. Majas ini dapat menciptakan gambaran yang lebih kuat dan memberikan makna baru pada kata-kata.

Contoh metafora dapat ditemukan dalam novel karya Ahmad Tohari yang berjudul "Ronggeng Dukuh Paruk." Dalam novel ini terdapat kalimat "Ronggeng adalah bunga yang mekar di tengah lumpur." 

Pada kalimat ini ronggeng diibaratkan sebagai bunga yang indah meski tumbuh di tempat yang kotor. Metafora ini menggambarkan keanggunan seorang ronggeng ditengah kehidupan yang keras.

Contoh lain dari metafora dapat ditemukan dalam novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul "Bumi Manusia." Dalam novel ini terdapat kalimat "Minyak tanah itu seperti nyala api yang menyala di dalam hati orang-orang pribumi." Pada kalimat ini minyak tanah diibaratkan sebagai semangat perjuangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun