Ada banyak masalah dengan bumi kita baru-baru ini. Sebut saja pencemaran lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut tidak terlepas dari campur tangan manusia. Banyak aktivitas manusia berkontribusi pada kehancuran bumi ini.
Bumi yang kita tinggali memang memiliki banyak hal untuk disyukuri. Setidaknya Bumi ini adalah planet yang paling layak huni bagi kita, karena ada begitu banyak hal yang bisa kita pergunakan untuk keberlangsungan hidup.Â
Manusia membutuhkan alam di bumi untuk menunjang kehidupannya. Namun sayangnya, seringkali manusia lalai dalam mengurus tanggung jawab alam ini. Keserakahan manusia mengancam planet kita.
Kegiatan kita sehari-hari dapat mendatangkan malapetaka di bumi kita tanpa kita sadari. Kebiasaan manusia seperti membuang sampah sembarangan, memperbanyak penggunaan plastik, pemborosan energi, menggunakan kendaraan yang menimbulkan polusi udara, efek rumah kaca, membuang sampah sembarangan, menggunakan pendingin, gedung-gedung tinggi dan masih banyak hal lainnya.Â
Kita dapat menghancurkan planet kita. Efeknya tidak langsung terasa, melainkan perlahan-lahan. Dan yang kita rasakan sekarang adalah permukaan bumi semakin panas dan cuaca di bumi semakin ekstrim.
Permukaan bumi memanas dibandingkan dengan berabad-abad yang lalu. Bahkan para peneliti memprediksi bahwa suhu bumi akan terus meningkat. Sebenarnya ini sudah menjadi fokus kami sejak lama. Membahas berita kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, pemanasan global di berbagai platform. Serta kembali lagi kesimupulan dari ulasan ulasan tersebut bahwa penyumbang terbesar perubahan iklim adalah manusia itu sendiri.
Perubahan iklim adalah perubahan iklim, suhu, dan cuaca di permukaan bumi. Hal ini disebabkan meningkatnya suhu bumi akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi. Intergovernental Panel on Climate Change (IPCC) menjelaskan bahwa setelah studi terakhir mereka pada tahun 2014, emisi gas rumah kaca (GRK) mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Negara kita, Indonesia, merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar setelah Amerika Serikat, Cina dan Eropa.
Manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia masih bergantung pada alam untuk hidup, makan, dan memenuhi kebutuhannya. Alam membutuhkan manusia untuk dimanfaatkan, dan dirawat. Alam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebudayaan manusia.
Budaya sangat berkaitan dengan iklim. Misalnya, kita tinggal di negara tropis dengan sinar matahari sepanjang tahun. Tentu saja budaya kita berbeda dengan para jomblo di negara-negara subtropis. Contohnya adalah gaya berpakaian. Orang Eropa sering memakai pakaian tebal agar tetap hangat di musim dingin. Sedangkan di Indonesia, kita sering memakai kaos dan pakaian yang tidak menyerap panas. Karena cuaca di sini cenderung lebih sering panas.
Masyarakat Indonesia ketika dirumah mereka sering menggunakan AC dan kipas untuk menghilangkan panas. Berbeda dengan orang-orang di negara subtropis, mereka kebanyakan menggunakan pemanas untuk menghangatkan diri di musim dingin. Nah, dari contoh-contoh di atas, tampaknya iklim mempengaruhi budaya.
Tapi apa dampak perubahan iklim terhadap budaya? Misalnya, Attica, wilayah Arktik di planet ini, memanas dua kali lebih cepat dari tempat lain. Ini dapat mengubah seluruh budaya dan cara hidup komunitas yang tinggal di sana, termasuk komunitas Inuit di Kanada dan Greenland, karena lingkungan mereka sedang mengalami perubahan besar.
Di Indonesia sendiri banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan perkantoran, industri, dll. Ini telah menggusur orang-orang Pedalaman, merelokasi, dan memaksa mereka meninggalkan kawasan hutan tempat mereka tinggal. Ini mengikis budaya asli penduduk karena mereka harus beradaptasi dengan daerah baru.
Bahkan Jakarta diperkirakan akan terkena dampak perubahan iklim. Jakarta diperkirakan akan tenggelam dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini juga disebabkan oleh naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global. Orang-orang yang tinggal di tepi laut pasti akan pindah ke tempat yang lebih tinggi, yang mempengaruhi cara hidup dan budaya baru yang mereka anut di tempat baru.
Perubahan iklim akan terjadi cepat atau lambat. Padahal, faktor utamanya tidak selalu dan hanya manusia. Banyak faktor lain yang mendukung perubahan ini. Namun kita sebagai manusia harus memiliki keinginan dan rasa untuk menjaga planet kita tercinta ini. Karena hal ini juga untuk generasi mendatang. Mulailah dari diri kita sendiri, jaga kebersihan , berjalan kaki ke tempat-tempat terdekat atau gunakan transportasi umum.Â
Dan menurut saya pemerintah juga berperan penting dalam menjaga lingkungan. Di Surabaya, produk plastik tidak diperbolehkan di pusat perbelanjaan, dan wisatawan harus membawa tas belanja sendiri. Hal ini dapat mengurangi produksi ke tahap pembuangan sampah plastik. Sampah plastik juga mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer.
Diva Aura Kamila, mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H