Mohon tunggu...
Diva Amanda
Diva Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dreamer

halooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena FOMO Pada Generasi Millenial, Apa Risikonya?

24 Juni 2021   21:17 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini kita banyak menjumpai para generasi millenial yang tiba-tiba membicarakan tentang saham, padahal pengetahuan mengenai saham masih kurang tetapi mereka nekat untuk terjun pada dunia saham. Ada yang bisa langsung merasakan manfaat dari saham, ada juga yang kehilangan uang mereka akibat bermain saham.

Tentu saja ini merupakan akibat dari social media, yang membentuk opini seakan-akan jika kita tidak mengikuti apa yang sedang diperbincangkan / tren maka kita akan dianggap ketinggalan zaman. Wow, ngeri bukan? Tetapi itulah faktanya. Fenomena ini disebut FoMO atau "Fear of Missing Out".

Fenomena FoMO sering kita jumpai pada generasi millenial, karena generasi millenial cenderung lebih sering menggunakan social media. Dimana pada social media, kita bisa melihat teman, rekan, ataupun keluarga kita membagikan momen-momen penting di social media, seperti pencapaian, isu yang sedang terkini, pengetahuan yang terbaru, dan teknologi.

Dengan apa yang kita lihat pada social media inilah menimbulkan perasaan bahwa kita juga harus seperti mereka, kita harus bermain saham, kita harus memiliki pekerjaan yang bagus saat sudah lulus kuliah, kita harus memiliki rumah pribadi, kita harus menikah saat mencapai usia tertentu. Tentu saja, social media seakan-akan mengatur kita untuk menjalani kehidupan seperti ekspetasi kebanyakan orang.

Dari fenomena FoMO ini, risiko yang timbul sebagai berikut:

  • Perasaan iri

Seiring dengan banyaknya pencapaian orang lain yang kita lihat pada social media, maka menimbulkan perasaan iri yang membuat kita menjadi tidak suka dengan pencapaian orang lain.

  • Ketidakpuasaan pada pencapaian diri kita

Kita merasa bahwa apa yang sudah kita perjuangkan rasanya selalu kurang, karena gagal menyenangkan ekspetasi banyak orang yang sudah maju daripada kita.

  • Tidak percaya diri / Insecure

Karena pencapaian kita belum seperti kebanyakan orang, kita merasa minder/tidak percaya diri kepada diri kita sendiri.

Bagaimana agar kita tidak menjadi orang yang FoMO? Tentu saja kita harus meyakini bahwa garis start setiap orang berbeda dengan kita, begitu juga dengan pencapaian mereka, tentunya akan berbeda dengan pencapaian kita. 

Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki, daripada kita sibuk melihat dan membandingkan pencapaian orang lain dengan pencapaian kita yang hanya membuat diri kita tidak percaya diri dan tidak puas. 

Dan yang terakhir, kita bisa mengurangi penggunaan social media atau "puasa sosmed", tidak harus yang benar-benar tidak menggunakan social media, kita bisa memulai dengan mengurangi jam penggunaan social media, misalnya satu jam sehari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun