Mohon tunggu...
Diva khalimatul aliya
Diva khalimatul aliya Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

seorang mahasiswa di Universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Upaya Merajut Nusantara Dalam Bingkai Identitas Nasional

20 Desember 2024   23:35 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:35 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia, dengan ribuan pulau yang membentang dari sabang sampai merauke, merupakan negara yang kaya akan keragaman. Keragaman ini tercermin dalam suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan budaya yang berbeda-beda di setiap daerah. Namun di tengah keragaman tersebut, terdapat satu ikatan yang menyatukan seluruh elemen bangsa, yaitu identitas nasional. Merajut nusantara dalam bingkai identitas nasional berarti mengupayakan persatuan dan kesatuan bangsa dengan tetap menghargai dan melestarikan keragaman yang ada. 

Identitas nasional indonesia lahir dari sejarah panjang perjuangan kemerdekaan. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI menjadi fondasi yang kokoh bagi identitas bangsa. Identitas ini bukanlah sesuatu yang statis, melainkan terus berkembang seiring dengan dinamika masyarakat. 

Nsamun, tantangan dalam merajut nusantara dalam bingkai identitas nasional tidaklah mudah. Arus globalisasi, perkembangan teknologi informasi, dan berbagai isu sosial dapat memengaruhi pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap identitas nasional. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan komprehensif untuk memperkuat identitas nasional di tengah keragaman.

Merajut nusantara dalam bingkai identitas nasional adalah tugas kita bersama sebagai bangsa indonesia. Dengan memperkuat identitas nasional, kita dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Mari kita terus berupaya untuk merawat keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber perpecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun