Mohon tunggu...
Diva roviqo
Diva roviqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - ;)))

awali harimu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Berhubungan dengan Belajar, Bagaimana Bisa?

26 Februari 2022   15:52 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana bisa konsentrasi jika anak belajar sambil bermain? Tentu bisa dong

Cara belajar anak usia dini berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Maka, penuh penekanan pada strategi pembelajaran yang berbeda dengan orang dewasa yang biasanya dijelaskan kemudian dikasih tugas banyak, dipaksa serius, dan lain-lain. Metode untuk pembelajaran anak usia dini banyak namun, kali ini akan membahas metode belajar sambil bermain.

Pendidikan untuk anak usia dini sangat penting, dimulai dari rumah. Rumah adalah tempat awal anak-anak menggali pendidikan tentunya orang tua harus selalu terlibat dalam pemenuhan pendidikan dasar untuk anak usia dini. 

Dalam melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini kegiatan pembelajaran yng dipilih harus menyenangkan agar tidak timbul rasa bosan pada anak yang mengakibatkan anak malas belajar. 

Dalam hal ini tercipta berbagai metode pembelajaran untuk anak usia dini yang sudah di sesuaikan salah satu nya adalah metode belajar sambil bermain. Perkembangan otak pada anak berbeda-beda, begitupun dengan menerima pelajaran. 

Ada anak yang antusias dengan belajar, ada anak yang kalau menerima pelajaran harus dijelaskan dan dipraktekan, ada anak yang sulit menerima pelajaran. 

Dengan adanya metode belajar sambil bermain dapat menumbuhkan semangat belajar pada diri anak, meningkatkan rasa eksplorasi tinggi pada anak, meningkatkan rasa ingin tahuannya. 

Belajar sambil bermain memiliki contoh seperti belajar ilmiah atau sains contoh kegiatannya seperti bagaimana cara memindahkan air dari galas yang tinggi ke yang rendah menggunakan tissue? 

Caranya menghubungkan ujung tissue dengan gelas yang berisi air dan gelas kosong, tissue harus menempel dengan air kemudian tunggu, bisa dengan bereksperimen membuat pelang dalam gelas, dan masih banyak lagi kegiatan belajar dan bermain yang seru.

Contoh belajar olahraga bisa dengan berlari dengan membawa bola kemudian dimasukan ke keranjang, bermain bola, dan lainnya. contoh lainya lagi seperti, menyusun puzzle sederhana, menyusun balok, bermain pasir dan air, membuat benda dari tanah liat, mencari perbedaan air dan minyak, memainkan alat musik sambil bernyanyi, bermain peran seperti berperan dalam cerita si kancil dan kura-kura, melukis, bermain boneka tangan, bereksplor mengamati hewan melata seperti cacing, mengamati ular menjadi kepompong, mengamati pertumbuhan kecambah, dan banyak lagi.

Bermain sambil belajar melibatkan kegiatan praktek karena jika full pembelajarannya menggunakan materi atau metode ceramah bagi anak itu tidak seru dan kurang menyenangkan sehingga anak akan malas belajar.

Bermain merupakan kegiatan pilihan sendiri yang menyenangkan diri sendiri kemudian timbul rasa senang dan bahagia. Melalui bermain, semua aspek perkembangan pada anak usia dini dapat meningkat. 

Bermain dengan bebas memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dengan lingkungannya dan menemukan hal-hal baru, tentunya dapat memberi jawaban tentang rasa keingintahuan mereka. Banyak yang beranggapan bahwa bermain dapat menjadi jembatan meningkatnya aspek perkembangan pada anak. 

Bermain juga dapat meningkatkan rasa sosial pada anak mulai dari ia belajar sabar menunggu giliran dengan temannya, bekerja sama, saling membantu dengan sesama makhluk. Para ahli juga mengungkapkan bahwa bermain dapat memperluas proses belajar dan membantu anak usia dini mengembangkan kemampuan penting dalam diri anak.

Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari belajar sambil bermain ini yaitu, dapat meningkatkan keterampilan fisik (motorik kasar juga motorik halus), mengembangkan kemampuan otak dan keterampilan sosial pada anak, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan seseorang, meningkatkan keterampilan bicara dan bahasa anak, membentuk pola hidup aktif,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun