Mohon tunggu...
Diva roviqo
Diva roviqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - ;)))

awali harimu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudahkah Mengenali Gangguan Menulis? Yuk Kenali Sebelum Terlambat

20 April 2021   23:28 Diperbarui: 20 April 2021   23:52 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kita kembali lagi dengan pembahasan tentang gangguan pada perkembangan anak, terutama pada perkembangan reseptif dan ekspresif anak-anak. yuk kita ulas beberapa dalam artikel ini.

Gangguan reseptif dan ekspresif pada anak memang berbeda-beda. Seperti yang pernah saya bahas pada artikel saya salah satunya adalah gangguan perkembangan bahasa verbal, kemudian ada juga gangguan perkembangan dalam membaca. 

Gangguan ini memiliki nilai yang tinggi, banyak orang yang sangat memperhatikan perkembangannya namun juga ada yang mengabaikan perkembangannya, seakan-akan seperti "ikuti saja alurnya toh mereka akan bisa pada waktunya".

Kali ini yang akan dibahas dalam artikel adalah gangguan yang mengacu pada seorang anak dalam semua aspek. Artinya gangguan yang mengacu pada keterbatasan kemampuan yang dapat muncul pada bentuk kesahan dalam mengeja, tanda baca, tata bahasa, maupun kesulitan dalam membuat kalimat atau paragraf. G

angguan ini sering terjadi pada anak-anak yang mulai memasuki dunia pendidikan formal kalayaknya pada usia 6 tahun atau rata-rata pada siswa sekolah dasar kelas 1. Seorang anak yang mengalami gangguan ini biasanya tidak memiliki masalah dalam perkembangan sosialos maupun akademis hanya saja mereka memiliki gangguan dalam hal menulis.

Gangguan menulis sering disebut dengan disgrafia. Disgrafia merupakan gangguan belajar pada anak yang berkaitan dengan mengekspresikan sesuatu melalui tulisan. Walaupun gangguan ini terlihat sepele, ternyata menulis itu membutuhkan kemampuan motorik, memproses informasi, dan mengekspresikan ide. Disgrafia menyebabkan kesulitan dalam hal seperti berikut yaitu, menulis, menyusun kalimat, menggunakan tanda baca, mengeluarkan ide dalam bentuk tulisan, bahkan hingga menggenggam alat tulis.

Mengapa hal itu menyebabkan kesulitan menggenggam alat tulis?

Karena seorang anak yang memiliki gangguan disgrafia sebenarnya mempunyai gangguan pada neurologis yang artinya gangguan tersebut menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan dalam menggenggam atau menggerakan alat tulis untuk menulis rangkaian kalimat.

Perlu diketahui, bahwa seorang anak tidak semua memiliki gangguan menulis atau disgrafia. Ada kalanya seorang anak memang terlambat mengarungi kemampuan menulis dikarenakan permasalahan dalam kemampuan motoriknya. Mungkin bisa saja mereka memiliki kesempatan bagus untuk menjadi lebih baik.

Maka dari itu perlu untuk mengenali bagaimana tanda-tanda seorang anak mengalami disgrafia. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut.

  • Seorang anak didapati sering lupa dengan huruf dalam kata maupun kalimat. Tanda ini umum sekali terjadi, karena daya ingat yang kurang bagus menyebabkan seorang anak sering lupa dengan huruf-huruf.
  • Hal umum lainnya adalah tulisan sulit dibaca, karena disebabkan karena mereka tidak konsisten dalam penulisan yang mereka tulis.
  • Tulisannya acak, hurufnyapun juga acak, tata letaknya tidak seragam.
  • Terdapat perbedaan yang menonjol antara sesuatu yang mereka ungkapkan dengan lisan dengan sesuatu yang mereka ekspresikan melalui tulisan.
  • Mereka akan kesulitan untuk menuangkan ide mereka dalam bentuk tulisan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lerner (2000) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor menyebabkan disgrafia, yaitu:

a) gangguan motorik anak,

b) gangguan perilaku yang dialami anak,

c) gangguan persepsi pada anak,

d) gangguan memori,

e) gangguan tangan pada anak,

f) gangguan anak pada saat memahami intruksi, dan

g) gangguan kemampuan melaksanakan cross modal.

Bagaimana pendapat kalian tentang disgrafia setelah mengetahui beberapa informasi ini?

Tentunya sebagai orang tua dan guru kita tidak bisa langsung menetapkan  kepada anak yang mengalami gangguan disgrafik karena berdasarkan penyebab diatas kita tau bahwa anak yang mengalami gangguan disgrafik tidak memiliki hubungan dengan kemampuan intelektual, kemalasan, acak-acakan, dan lain-lain.

Setiap permasalahan tentunya ada jalan untuk mengatasinya. Demikian pula dengan gangguan disgrafia atau gangguan menulis juga memiliki cara untuk mengatasi gangguan ini. Adapun dibawah ini cara mengatasi gangguan disgrafia sebagai berikut.

Yang pertama adalah Terapi menulis. Terapi ini merupakan cara mengatasi yang sangat umum. Mengapa umum? Karena dimanapun periksanya pasti doktor atau ahlinya menyarankan untuk terapi menulis. Terapi menulis ini sangat efektif. Dalam terapi ini akan melakukan beberapa kegiatan yabg banyak melatik kemampuan motorik halus pada anak. Kegiatan yang sering dijumpai adalah kegiatan latihan terapi fisik untuk membantu posisi lengan dan postur tubuh pada saat menulis.

Yang kedua merupakan kegiatan yang dapat dilakukan di rumah. Seperti kegiatan membentuk huruf, menghubungkan titik menjadi beberapa huruf, menyalin tulisan kata per kata, menuliskan huruf yang sekiranya mereka bisa membaca. Setelah berbagai kegiatan dengan huruf langkah berikutnya adalah merangkai kata, dalam kegiatan merangkai kata dapat dilakukan dengan menuliskan ulang cerita yang dibacakan oleh orang tua, bisa juga dengan menuliskan apa yang mereka ucapkan. kegiatan ini tidak harus dilakukan berjam-jam karena akan memnbuat anak jenuh dan tidak mau melakukan kegiatan ini. saranku agar melakukannya 15 menit setiap hari dan jangan lupa kalau memberi kegiatan harus dengan cara kreatif agar dapat menghidupkan suasana sehingga anak menjadi semangat dan ceria melakukan kegiatannya.

demikian artikel ini dibuat untuk menambah wawasan tentang perkembangan anak yang sangat penting dan berpengaruh besar untuk masa depan anak, jadi, jangan diremehkan atau disepelekan yaaa...

semoga bermanfaat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun